Langsung ke konten utama

Antara Sok Sibuk dan Impian Menulis Buku

 


Oleh Imam Agus Taufiq

Saya gemar menulis karena saya ingin berbagi manfaat”

(Gus Nadirsyah Hosen)

 

Dewasa saat ini, saya merasakan banyak orang yang merasa sok sibuk. Sok sibuk dalam segala hal. Sok sibuk sebanarnya menurut saya ada dua tipe. Petama “Sok sibuk” yang sebenarnya atau memang sibuk beneran. Kedua “Sok sibuk” yang sebenarnya tidak sibuk atau sok gaya menyibukkan diri. Pada tipe pertama, orang ini memang sibuk, tetapi gaya sibuknya terlalu berlebihan. Sehingga dia merasa tidak ada yang membandinginya. Sebenarnya apa yang mereka lakukan benar, tetapi melihat orang yang diajak bicara atau yang melihat menjadikan bagaimana begitu.

Tipe yang kedua, sok sibuk yang sebenarnya tidak sibuk atau menyibukkan diri untuk kedok belaka atau terkesan dibuat-buat. Terkdang orang menyebut tipe kedua ini dengan sebutan “pengacara” pengangguran banyak acara. Tipe ini lebih parah dari pada tipe yang pertama. Namun tipe ini banyak dialami seseorang dari tipe pertama. Mereka memberanikaan diri dan tidak mempunyai prospek yang jelas, tidak mempunyai ilmu pengetahun yang cukup, serta tidak layak disuguhkan di khalayak umum.

Dari sini saya mengartikan bahwa mereka jarang membaca, jarang mendengarkan berita secara detail dan jelas. Biasanya mereka hanya mengetahui sesuatu setengah-setengah. Tetapi gayanya minta ampun layaknya seorang ahli. Iya kalau yang dilakukan bisa tuntas tidak masalah, tetapi kenyataannya tidak tuntas dan justru menambah masalah,serta menjadi masyaAllah. Dengan harapan semoga kita terhindar dari sok sibuk ini. Aamiin.

Kali ini saya tidak membahas tentang sok sibuk secara umum, tetapi akan membahas secara khusus sok sibuk dengan menghasilkan karya dengan membaca dan menulis. Menurut saya salah satu penyebab seseorang malas membaca dan menulis karena mereka sok sibuk atau tidak ada waktu luang. Ceritanya begini, sering kali saya mengajak diskusi teman-teman atau ngobrol terkait sebuah judul buku, mereka langsung meneba, oh.. paling buku ini isinya begini-begini. Kalau tentang ini mereka beralasan tidak suka, paling isinya itu-itu saja. Dengan jawaban seperti itu menjadikan sesorang malas membaca. Padahal belum tentu apa yang ia pikirkan tentang isi buku itu benar.

Contoh lain, misalnya ketika ada seseorang berusaha membaca buku, ia menertawakan bahkan mengejek dengan kalimat hari gini kok masih sempat-sempatnya membaca buku. Atau mereka pamer sok sibuk acara padat, atau mereka bilang sudah banyak buku yang mengulas atau membicarakan tentang hal ini. Ternyata model begini sebenarnya hanya orang yang pandai bicara dan mengkritik. Dan saya tebak, orang ini kalau disuruh untuk menunjukkan apa yang ia lakukan pasti tidak mampu. Apalagi disuruh menulis.

Ada juga sok sibuk seperti ini, ah aku tak perlu membaca buku tentang itu. Apa gunanya bagiku. Akau sudah sibuk dengan ini itu. Orang ini sok sibuk karena sebuah kehidupan ia merasa sudah tidak membutuhkan uluran atau bantuan orang lain. Saya mengibaratkan orang ini layak mengguanakan kaca mata kuda. Ia berjalan lurus sesuai keinginannya tanpa memperdulikan orang yang ada di sebelahnya. Dan model ini justru akan mempersempit dunia mereka. Kiranya biarlah ada ruang luas  di hadapan kita, sehingga kita tidak ada penghalang atau tidak sulit untuk mengaksesnya.

Supaya kita terhindar dari sok sibuk atau meminimalisir, kita harus pandai meluangkan waktu tanpa menunggu waktu luang. Meluangkan waktu di sini tentunya dalam hal tulis mennulis. Siapapuun kita, apa pun pekerjaan, jabatan apabila ingin menelurkan atau menghasilkan sebuah karya,  harus berusaha meluangkan waktu. Mereka yang sekarang sudah bisa menghasilkan karya rata-rata bukan orang yang memiliki waktu luang, tetapi mereka yang mampu memenaj waktu sehingga bisa meluangkan waktu di tengah kesibukan sehari-hari dan jadwal yang padat merayap ternyata mereka tetap bisa menghasilkan ribuan karya  setiap harinya. Lantas bagimana dengan kita?

Saya sangat senang sekali bisa bergabung dengan WA Group SPK Tulungagung. Dalam group ini saya bisa belajar banyak tentang dunia menulis dan bisa menikmati tulisan dari sahabat-sahabat setipa hari baik tulisan wajib dan tulisan sunnah. Tak lupa, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada beliau Dr. Ngainun Naim yang sudah memberikan saya kesempatan untuk bergabung WA Group. Beliau adalah sosok inspiratif dan motivator saya dalam dunia literasi. Selain itu, saya juga penggemar setia buku karya beliu dengan ciri khas bahasa mengalir dan renyah. Dan buku yang sudah ada di tangan saya berjumlah 12 buku.  

Setelah bergabung dalam WA Group SPK Tulungagung, walupun saya masih pemula rasanya ingin atau punya impian menulis buku. Entah kapan waktunya, pokoknya saya bertekad untuk bisa menulis sebuah buku. Dan untuk mewujudkan bisa menulis sebuah buku, bukan hal mudah dan harus butuh perjuangan sekuat tenaga, pikiran. Untuk mewujudkan ini tentunya tidak hanya bermodal semangat saja. tetapi saya harus menggunakan rumus 2PISF. Apakah sebenarnya rumus 2PISF? 2PISF adalah singkatan dari perencanaan, pelaksanaan, istiqomah, sabar, dan fokus.

Pertama perencanaan, kiranya kita perlu memperhatikan pesan ada dalam surat ath-Thariq ayat 16: “Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya”. Kalau Allah SWT merencanakan matang, masak kita tidak membuat perencanaan dalam meraih tujuan menulis. Siapa yang gagal merencanakan menulis, maka dia merencanakan kegagalan menulis. Ingatlah, begitu kita merencanakan, maka seluruh sel yang ada dalam tubuh akan mengkondisikan untuk mewujudkan rencana ini. “We becomes what we think about”. Kita  menjadi apa yang kita pikirkan.

Kedua pelaksanaan, perhatikan surat an-Nisa’ ayat 66: “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)”. Setelah kita mempunyai ide, maka segera laksanakan. Jangan sampai kita menahan atau menunda rencana yang kita buat. Sering kali seseorang mengeluh seperti ini, “Yaa Allah, itu kan ide yang pernah saya rencanakan? Kok dia yang melaksanakan? Kata-kata ini sering kita dengar, karena kita hanya mempunyai ide namum tidak segera dituangkan maka terpaksa diambil atau didahului orang  lain.

Ketiga istiqamah, perhatikan surat al-Muzammil ayat 8: “Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan”. Ayat ini menginspirasi kita, bahwa untuk mewujudkan rencana atau cita-cita seseorang menjadi penulis haruslah istiqomah secara terus-menerus dengan tekun mewujudkan rencana tersebut. Falsafah orang Jawa mengatakan “Sopo temen tinemu”. Artinya siapa yang terus menerus action, maka akan menemukan sesuatu yang diinginkan. Ada yang mengatakan bahwa istiqomah lebih baik dari seribu keramat “Al-Istiqomatu khoirun min alfi karomah”. Dalam nadhom al-Amrithi juga disebutkan terkait istiqomah yang berbunyi:

حيثما تستقم يقدر لك الله # نجاحا فى غابر الازمان

"Sekiranya engkau beristiqomah. Maka Allah SWT akan menakdirkan kesuksesan bagimu sepanjang masa”

Keempat sabar, yakni sabar dalam meraih sukses, jelas sekali. Tidak akan menjadi apa-apa jika seseorang mengerjakan dunia tulis-menulis dengan tergesa-gesa tanpa kesabaran. Dengan kesabaran, jadilah tulisan. Jika mengalami hambatan dalam mewujudkan tulisan, maka segeralah datangi orang yang ahli tulis menulis untuk minta arahan, saran terkait dunia tulis-menulis agar ada solusi. Dan jangan lupa selalu  mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terkait ini disuruh memahami surat al-Baqoroh ayat 45: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan mengerjakan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat. Kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.

Kelima fokus, sudah selayaknya menggeluti dunia tulis-menulis harus fokus yang didasari kosentrasi tinggi. Agar tulis-menulis yang dihasilkan sesuai perencanaan dan maksimal. Fokuskan pikiran kita dalam mengerjakan tulis-menulis, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan keteledoran diri.

Semoga mimpi menulis buku yang kita rencanakan akan menjadi kenyataan. Dengan melalui proses panjang yang diramu dan diracik sesuai tahapan-tahapannya. Dan tentunya rumus 2PISF akan bisa terwujud asalkan dibarengi dengan 3M(Memulai dari diri sendiri, memulai dari yang mudah, dan mulai dari sekarang juga). Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, memberi petunjuk, meridhai langkah kita dalam mewujukkan impin menulis buku yang akhirnya memberikan kemanfaatan kepada orang lain sesuai hadits Nabi “Khairunnas anfauhum linnas”. Aamiin...

 

 

Kalidawir, 15 Oktober 2020.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...