Langsung ke konten utama

Perbanyak DUWIT Masa PPKM Darurat

 Agus Taufiq



Setelah kasus lonjakan pasien Covid-19 terus meningkat di bulan Juni 2021, maka pemerintah mengeluarkan peraturan untuk PPKM Darurat Jawa - Bali terhitung mulai tanggal 3 Juli sampai dengan 20 Juli 2021. Tindakan pemerintah ini, tak lain adalah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar segera berkurang atau hilang di bumi Indonesia ini. 

Tentunya dalam PPKM Darurat ini, sangat berdampak pada mereka yang terjun di dunia usaha untuk meningkatkan taraf hidup kususnya ekonomi. Biasanya mereka bisa membuka toko atau warung secara bebas dan pelanggan mulai kembali normal bahkan lebih. Dengan aturan seperti ini, toko atau warung boleh tetap buka tetapi prokes lebih ditingkatkan dan tutup lebih awal sesuai aturan  PPKM Darurat. 

Selain prokes ditingkatkan, kiranya juga perlu memperbanyak DUWIT di masa PPKM Darurat ini. Memang DUWIT yang warna biru dan merah cap dua bapak-bapak itu selalu butuh dan perlu diperbanyak dan bisa mengatasi masalah tanpa masalah, tapi DUWIT yang ini memang beda dan harus ditingkatkan. Memangnya DUWIT apa koq harus ditingkatkan ?.

Pertama huruf D adalah doa. Doa adalah mintanya seorang hamba ke Sang khaliq yaitu Allah SWT.  Berbeda dengan amar atau perintah, itu pasti dari atasan ke bawahan. Sedangkan kalau sesama manusia itu namanya iltimas. Seperti keterangan dalam nadhom mantiq yang berbunyi : 

امر مع استعلا وعكسه دعا # وفى تسامى فالتماس وقعا

Dan doa harus kita panjatkan tidak dalam ketika susah atau terkena musibah, cobaan. Tapi setiap saat, apalagi di masa Pandemi seperti saat ini. Doa adalah senjata orang mukmin yang ampuh dan harus digiatkan. Karena kalau hamba mau berdoa pasti dikabulkan sesuai ayat al Quran : ادعونى استجب لكم

Kedua huruf U adalah usaha. Usaha memang perlu. Manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang sempurna. Punya akal budi berbeda dengan mahluk lain. Maka tidak heran kalau manusia disebut hayawan an natiq. Apalagi dalam situasi dan kondisi Pandemi usahanya harus ditingkatkan baik usaha lahir dan batin. Usaha atau ihtiyar lahir dalam mencegah virus Corona seperti protokol kesehatan, vaksin sudah kita lakukan tinggal usah batin kita tingkatkan. Tanpa ada usaha atau kemauan keras semua akan tak bisa tercapai. Dan Allah SWT tak akan merubah nasib suatu umat tanpa ada usaha : ان الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا مابانفسهم

Ketiga huruf W adalah wirid atau wiridan. Wirid di sini adalah amalan pemberian dari salafunas al shalih yang sanadnya sudah tidak lagi diragukan, dan tidak abal-abal. Banyak wirid yang diijazahkan oleh para kyai untuk menolak wabah virus Corona. Dan tentunya kita sudah banyak menerimanya, tinggal sekarang kita mau mengamalkanya atau tidak. Dan bisa istiqamah atau tidak. 

Keempat huruf I adalah iman. Iman atau percaya akan keagungan Allah SWT itu pasti. Walaupun terkadang iman itu fluktuatif, kadang naik turun  bagi orang awam. Tetapi berusaha untuk mempertebal keimanan di masa Pandemi itu justru penting dan sangat dianjurkan. 

Kelima atau terakhir huruf T adalah takwa. Takwa dalam arti selalu menjalankan perintah Allah SWT, dan berusaha untuk menjauhi segala laranganNya. Makanya si khotib tidak bosan-bosan selalu berwasiat agar selalu meningkatkan takwa. Apalagi musim Pandemi dengan meningkatkan takwa jauh lebih penting, karena dengan selalu meningkatkan takwa dalam situasi dan kondisi apapun akan membawa keselamatan kehidupan dunia dan akhirat. 

Semoga dengan DUWIT ( Doa, usaha, wirid, iman, takwa) kyai-kyai, guru-guru, santri-santri, keluarga, saudara, kolega, semuanya diberikan kesehatan lahir dan batin, dijauhkan dari virus Corona. Dan dimudahkan melangkahkan kakinya untuk berjuang ala Ahlussunnah wal Jamaah an Nahdliyah, dan juga keberkahan hidup, keselamatan dunia akhirat dengan tetap dalam keadaan Iman, Islam, Ihsan, serta akhir hayat tetap dalam keadaan takwa sehingga husnul khatimah. Aamiin...


Kalidawir, 5 Juli 2021.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...