Langsung ke konten utama

Menjadi muslim sempurna


Oleh : 

Imam Agus Taufiq


Moment idul fitri merupakan suatu kenikmatan yang harus disukuri dengan laku ngabekti kepada Allah swt yang biasa disebut takwa dan itba' rasulullah saw dengan menjalankan sunnah-Nya.  Idul fitri merupakan moment istimewa untuk silaturrahim kepada orang tua, tetangga, saudara, guru, kiai, dan kolega.

Banyak orang menggunakan kesempatan mudik di kampung halaman untuk bertemu dan sungkem kepada orang tua, saudara, tetangga, guru, kiai, kolega hal ini dilakukan karena moment idul fitri merupakan hari maaf-maafan,  memulyakan, welas asih bahkan untuk ngalap berkah. Di sisi lain, moment idul fitri juga dimanfaatkan untuk berusaha menjadi muslim yang sempurna. Lantas, bagaimanakah menjadi muslim sempurna di hari raya idul fitri? 

Usaha untuk menjadi muslim sempurna pertama yang dilakukan adalah memulyakan tamu. Memulyakan tamu bisa dilakukan dengan menjamu dengan sebaik-baiknya, entah dalam wujud apapun diusahan dengan sebaik-baiknya, mempersilahkan dengan baik jangan sampai membuat hati jengkel. Hal ini dilakukan atas dasar hadits Nabi saw 

من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه

"Barang siapa beriman kepada Allah swt dan hari akhir maka sebaiknya memulyakan tamunya."

Usaha menjadi muslim sempurna kedua adalah silaturrahim. Silaturrahim dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan. Tali persaudaraan akan kokoh, jika sesama muslim sadar akan pentingnya ikatan silaturrahim. Dengan silaturrahim akan ada sikap saling tegur, menyapa, guyup rukun, dan sikap saling tolong-menolong. Hal ini dilakukan bukan tanpa ada dasarnya, tapi justru dianjurkan oleh baginda Muhammad saw.

ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليصل رحمه

"Dan barang siapa iman beriman kepada Allah swt dan hari akhir maka sebaiknya menyambung silatirrahim."

Usaha menjadi muslim sempurna ketiga adalah berkata baik atau diam. Berucap baik perlu, tapi ketika ucapan itu tak ada guna dan faedah alangkah baiknya diam saja. Dan diamnya justru membawa keselamatan. Perkataan yang keluar dari lisan yang unfaedah bisa mendatangkan mala petaka, bahkan tajamnya mengalahkan hunusan pedang yang tetap membekas dalam hati. Hunusan pedang sakitnya hanya sesaat, tetapi tajamnya lisan yang unfaedah bisa membekas selamanya. Anjuran berkata baik atau diam didasarkan hadits Nabi saw:

ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا اوليصمت

"Dan barang siapa beriman kepada Allah swt dan hari akhir maka sebaiknya berkata baik atau diam(tanpa ada guna dan faedahnya)."

Anjuran di atas jelas, bahwa menjalin siaturrahim di hari fitri itu perlu sehingga ada rasa memaafkan, belas kasihan, memulyakan. Jangan sampai idul fitri menjadi ajang percekcokan, perpecahan yang endingnya Allah swt murka kepada kita. Dan jangan sampai moment idul fitri dirusak dengan pamer harta benda, perkataan jelek, bahkan  menyakitkan hati orang lain. 


Kalidawir, 30 April 2023.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...