Langsung ke konten utama

Usaha Membangun Mood Menulis

 

Oleh: 

Imam Agus Taufiq



Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis. 

Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis. 

Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebut, Tan Malaka masih sempat menulis beberapa buku, di antaranya Naar de Republik Indonesia (Menuju Republik Indonesia). 

Di masa kolonialisme Jepang, Tan Malaka berjalan dari Bayah, Banten menuju Jakarta untuk berusaha melahap berbagai literatur di perpustakaan. Dengan bermodalkan daya ingat , Tan Malaka menulis Madilog. Beliau mengaku bahwa untuk lebih memudahkan mengingat, maka ia menggunakan jembatan keledai yang berisi ringkasan hal-hal yang dibacanya. 

Saya sendiri sebagai penulis amatiran berusaha menikmati menulis dengan membawa catatan kecil dan gadget. Jika ingin menulis dan kebetulan ada gagasan ide, segera saya tulis meskipun hanya sedikit. Prinsip saya sederhana saja, jika tidak segera ditulis ide bisa lenyap. Lebih aman segera menuliskan gagasan yang ada di kepala, karena bisa jadi beberapa saat gagasan tersebut sudah sirna. Walaupun demikian, saya merasa paling nyaman menulis di tengah malam. Suasana sepi adalah waktu di mana gangguan paling minimalis, sehingga menunjang menulis. 

Selain itu, harus berusaha membangun mood menulis. Langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam membangun mood menulis pertama,  memilih suasana yang menyenangkan untuk menulis. Suasana ini menyangkut kondisi fisik dan emosional. Contohnya, menulis dalam suasana marah dan bahagia, tentu suasana bahagia akan lebih kondusif menulis. Kedua, tulislah tema yang sesuai dengan minat masing-masing. Ini menyangkut passion masing-masing individu. Contohnya, penulis yang meminati sepak bola akan menemukan kenyamanan ketika menulis bola. Ketiga, ketika dalam menulis mengalami kesulitan, maka lebih baik berhenti dulu. Kita endapkan dulu apa yang sudah kita tulis, dan selanjutnya mencari celah yang bisa berlanjut menjadi tulisan selanjutnya. Jangan berusaha memaksakan diri ketika mengalami kebuntuan, bisa jadi akan menjadikan tulisan menurun kualitasnya. Lebih baik istirahat dahulu, setelah dirasa cukup lanjutkan menulis. 


Kalidawir, 7 Desember 2023.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...