Langsung ke konten utama

Munajat Di Malam Hari Raya


Oleh : Imam Agus Taufiq 


 

Alhamdulillah tepatnya Kamis, 30 Juli 2020 saat adzan Magrib berkumandang tibalah waktu berbuka puasa, setelah dua hari berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu demi meraih keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah. Berpuasa Tarwiyah dan Arafah walaupun hukumya sunnah, ternyata manfaatnya luar biasa. Dengan puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah dapat menghapus dosa selama setahun, sedangkan berpuasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun. Rupanya ibadah sunnah tak membuat kendor semangat untuk menjalankannya, hitung-hitung ini merupakan amalan yang utama. Selama masih bernyawa dan bisa bernapas lega biarpun sunnah tak jadi masalah untuk menyempatkan puasa. Dan  akhirnya tibalah malam hari raya Idul Adha, tak saya sia-siakan kesempatan ini untuk menghidupkan malam hari raya.

Malam hari raya kali ini sangat istimewa. Kenapa saya katakan istimewa? Sebab malam hari raya ini juga bertepatan dengan malam Jumat  sebagai Sayyidul Ayyam. Sebagai manifestasi ketaqwaan kepada Allah SWT salah satu wujud nyata tak ada salahnya untuk berusaha menghidupkan malam hari raya dengan bacaan takbir, tahmid, tasbih. Tahlil.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر لااله الاالله الله اكبر الله اكبر ولله الحمد الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا لا اله الا الله ولا نعبد الا اياه مخلصين له الدين ولوكره الكفرون ولوكره المنافقون ولوكره المشركون لااله الله وحده صدق وعده ونصرعبده واعز جنده وهزم الا حزاب وحده لااله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

 

Takbiran tidak harus di musholla atau masjid, tetapi bisa dilakukan di rumah bersama keluarga. Dengan bacaan takbir kita bersimpuh kepada Allah minta ampunan dari segala dosa atau memintakan ampunan orang tua kita dengan menangis dalam hati bahkan sampai  cucuran tangis air mata membanjiri tempat sujud kita. karena kita sadar betul akan banyaknya kesalahan dan teringat betapa besar jasa orang tua, mulai lahir kita dirawat, dididik sehingga dapat tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini. Dan rasanya balasan kita tak ada nilainya dibanding jasa orang tua yang tak terhingga. Sehingga pepatah mengatakan” kasih sayang orang tua sepanjang jalan dan kasih sayang anak sepanjang galah”.

Selain menggemakan takbiran, amalan yang harus dilakukan adalah bersimpuh munajat kepada Sang khaliq adalah qiyamul lail dengan ibadah-ibadah sunnah dan diakhiri dengan do’a. Karena malam hari raya dan ketepatan malam Jumat termasuk waktu yamg mustajabah untuk memanjatkan do’a. Jadi sangat rugi kalau malam hari raya kita gunakan sekedar hura-hura yang semuanya tidak ada faedah dan cuma kesenangan sesaat. Dan sungguh mulia orang yang selalu menghidupkan malam hari raya. Teringat pesan KH. Abdul Karim Lirbyo yang diriwayatkan oleh Almagfurlah Syaikhina KH. Maimoen Zubair dalam menerangkan maksud sebuah hadits kurang lebihnya begini : “Senakal-nakalnya kamu jangan sampai tidak menghidupkan malam-malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dengan ibadah. Sebab barang siapa mau menghidupkan dua malam hari raya dengan memperbanyak ibadah, maka hatinya akan selalu hidup, di saat semua hati telah mati”.

من قام ليلتى العيدين لله محتسبا لم يمت قلبه يوم تموت القلوب (رواه الشافعى وابن ماجه)

“Barang siapa yang qiyamul lail pada dua malam hari raya karena Allah dan mengharap ridlanya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati (HR. As-Syafi’i dan Ibn Majah)”.

Sedangkan maksud tidak mati hati orang yang menghidupkan malam hari raya adalah tidak bingung hatinya ketika naza’sakaratul maut, ketika ditanya malaikat Munkar dan Nakir, dan di hari kiamat, bahkan hatinya tenang penuh keteguhan pada momen-momen tersebut. Semoga kita termasuk orang yang pandai-pandai bersyukur  atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT dan diberi kesehatan dan panjang umur, sehingga tahun depan dapat dipertemukan lagi malam hari raya yang penuh barakoh dan mustajabah untuk bermunajat kepada-Nya. Aamiin...

 

 

Kalidawir, 30 Juli 2020.

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...