Langsung ke konten utama

Tradisi Mulia Sambut Bulan Muharram

 

Imam Agus Taufiq


 

Alhamdulilah, hari ini kita berada di penghujung detik-detik akhir tahun hijriyah dan sebentar lagi akan memasuki tahun baru Muharram 1442 H tepatnya Kamis 20 Agustus 2020. Orang Jawa menyebut bulan Muharram dengan “Sasi Suro” dan terdapat peristiwa agung di dalamnya yang disebut “Bodo Suro”. Bagi masyarakat agamis, Muharram memang menjadi momentum mulia karena menjadi  bulan pembuka tahun baru. Wajar bila dalam kondisi ini ada yang menyebut sebagai hari raya umat Islam. Dan tak lain alasanya   adalah karena banyak kenangan yang terdapat dalam bulan Muharram. Dari mana penjelasan  “Hari Raya Suro” di dapat?

Penjelasan mengenai kemuliaan  bulan Muharram ini ditulis oleh beliau sang maha guru KH. Sholeh Darat pada bulan Muharram  tahun 1317 H. Apabila kita lihat dari penanggalan Jawa online, 1 Muharram 1317 H jatuh pada hari Jumat Pon 12 Mei 1899 M atau 1 Suro 1829 (Jawa). Jika kita hitung sekarang kita berada di tahun 2020, maka kitab karya KH. Sholeh Darat ini berumur 121 tahun. Kitab ini ditulis beliau ketika berusia 79 tahun.

Beliau menyebutkan dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram: “Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam. Adapun tanggal 10 Muharram adalah hari rayanya yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah. Hari raya ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, bukan hari raya untuk shalat. Melainkan hari raya dengan pakaian rapi dan memberikan makanan kepada faqir. Dan sebaiknya orang Islam mengetahui tahun baru Islam . Hari wuquf di Arafah akan menjadi hari pertama bulan Muharram dan akan menjadi tanggal 27 bulan Rajab.

Sebagai umat Islam, dalam menyambut tahun baru ini  sebaiknya untuk mengamalkan doa akhir tahun pada tanggal 30 Dzulhijjah saat akhir shalat Asar sebanyak tiga kali. Bacaan doa akhir tahun adalah begini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ ، وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

 

KH. Sholeh darat menjelaskan bahwa siapa saja membaca doa akhir tahun ini tidak akan digoda oleh syetan dalam tahun itu. Syetan hanya bisa merusak manusia dalam waktu satu jam. Itupun semua dosa selama setahun telah diampuni oleh Allah SWT karena membaca ini. “Maka seyogyanya bagi orang beriman, jangan lupa membaca doa ini saat akhir tahun” tegas KH. Sholeh Darat.

Selian membaca doa akhir tahun, umat Islam juga diminta membaca tiga kali doa awal tahun setelah sholat Magrib pada awal bulan Muharram. Bacaan doanya sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا ، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرْحًا وَسُرُوْرًا ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلِ ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

 

Doa awal tahun ini saat dibaca, akan membuat umat Islam terlindungi dari godaan syetan. KH. Sholeh Darat menjelaskan: “Barang siapa membaca doa ini tiga kali awal bulan Muharram  setelah shalat Magrib, maka sesungguhnya syetan itu mengucapkan bahwa anak Adam ini  sudah aman dalam sisa umurnya selama tahun itu. Sebab Allah SWT memberikan asisten berupa dua Malaikat untuk menjaganya agar tidak digoda syetan.

Ternyata sungguh mulia mengamalkan doa akhir  dan awal tahun. Tentunya amal-amalan ini akan semakin memperkuat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan manusia. Maka ketika moment semacam ini biasanya muslim Jawa selalu menggelar acara ini di Musholla dan Masjid. Ada dua hal penting dalam majlis itu, pertama berdoa kepada Allah SWT dan berkumpul antar jamaah untuk membuat hidup rukun dan damai.

Dalam memahami dimensi waktu bulan Muharram ini dapat diambil hikmah bahwa kehidupan itu mengenal awal (hidup) dan mengenal akhir (kematian). Dan manusia semuanya akan melewati proses itu semuanya tanpa terkecuali serta tidak bisa diwakilkan. Untuk menjelaskan kehidupan dan kematian, KH. Sholeh Darat juga menyinggung tentang husnul khatimah dan su’ul khatimah dalam kitab Munjiyat. Bahkan secara rinci tanda-tanda adanya husnul khatimah dan su’ul khatimah bagi setiap orang.

Oleh sebab itu, dalam menyiapkan yang baik menuju husnul khatimah, maka KH. Sholeh Darat mengajarkan tentang ketenangan hati dan ketenangan perilaku. Dua hal ini penting untuk dijalani bagi setiap orang yang masih hidup. Ketenangan hati akan didapatkan jika manusia sadar dan menghayati kalimat “Laa ilaha illallah”. Kalimat ini selalu diucapkan tanpa putus dan dijalani dengan baik. Dan yang muncul adalah sifat positif dalam melihat keberadaan Allah SWT yang Maha Rahman dan Rahim dan Ra’uf.

Setiap gerak langkah yang dekat dengan Allah SWT pasti mendapatkan jalan terbaik dariNya. Maka KH. Sholeh Darat mengingatkan agar orang Islam tidak minta kesehatan dan selalu menyalahkan Allah SWT. Sebab Allah SWT sudah memberikan kenikmatan kesehatan selamanya, dan jika dalam kondisi sakit, maka Allah SWT tetap memberikan kasih sayangNya. Menyalahkan Allah SWT sama halnya dengan kita protes dan lepas dari makna “Laa ilaha illallah”. Di situlah ketenangan hati dan ketenangan perilaku diuji.

Adapun tanda-tanda husnul khatimah ketika wafat sebagaimana dijelaskan oleh KH. Sholeh Darat berdasarkan hadits Nabi ada tiga hal: kening dan pelipisnya berkeringat, kedua matanya mengeluarkan air mata,  dan mulutnya kering. Dalam kondisi itu Allah SWT memberikan kasih sayangNya bagi jenazah itu. Dan semoga kita selalu mendapatkan hidayah Allah SWT untuk selalu taat menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, selalu bersyukur, dan menatap tahun baru hijriyah ini  dengan semangat baru dengan menebar energi positif. Aamiin...

 

Kalidawir, 19 Agustus 2020.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...