Langsung ke konten utama

Kompetensi Kebaikan


Oleh:

Imam Agus Taufiq



Kehidupan dunia yang sering kali dipenuhi dengan persaingan untuk mencapai ‎kesuksesan pribadi, konsep berlomba-lomba dalam kebaikan mungkin terdengar seperti paradoks. ‎Namun, di balik kehidupan yang serba cepat dan kompetitif ini,  nampaknya ada gerakan yang ‎semakin bertumbuh di mana orang-orang saling berkompetisi untuk melakukan kebaikan bagi ‎orang lain dan masyarakat sekitarnya. Fenomena ini bukan sekadar sebuah trend, melainkan ‎sebuah gerakan sosial yang mendasar yang dapat memberikan dampak positif yang besar bagi ‎kehidupan kita.‎

Menjadi lebih baik, secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, bukanlah hal yang ‎terjadi secara spontan. Dalam banyak kasus, hal itu memerlukan usaha yang sadar dan terencana. ‎Kompetisi kebaikan menawarkan struktur yang jelas dan motivasi ekstra untuk bertindak positif. ‎Ketika seseorang melihat orang lain melakukan sesuatu yang baik, itu dapat menjadi pemicu yang ‎kuat untuk bertindak. Ini menciptakan lingkungan di mana kebaikan dipromosikan dan diperkuat ‎secara kolektif.‎

Kompetisi kebaikan dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari kompetisi amal, di ‎mana individu atau kelompok berlomba untuk mengumpulkan dana atau barang untuk tujuan-‎tujuan yang baik, hingga kompetisi tindakan sehari-hari, di mana mereka mencatat dan ‎membagikan tindakan kebaikan yang mereka lakukan setiap hari. 

Ada banyak manfaat dari kompetensi kebaikan. Pertama, dapat meningkatkan kesadaran ‎sosial. Kompetisi kebaikan membantu meningkatkan kesadaran tentang masalah-masalah sosial ‎dan lingkungan di kalangan peserta dan masyarakat umum. Kedua mendorong inovasi. Ketika ‎orang berlomba untuk melakukan kebaikan, ini sering kali menghasilkan inovasi dalam cara-cara ‎baru untuk membantu orang lain atau menanggulangi masalah sosial.‎

Ketiga, membangun komunitas yang kuat. Melalui kompetisi kebaikan, orang-orang dapat ‎merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka karena mereka bekerja bersama untuk tujuan-‎tujuan yang mulia. Keempat, memotivasi perubahan perilaku. Dengan memberikan penghargaan ‎atau pengakuan untuk tindakan-tindakan baik, kompetisi kebaikan dapat memotivasi individu ‎untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan perilaku positif mereka.‎

Kompetisi kebaikan adalah sebuah konsep yang sederhana tetapi kuat yang mendorong ‎orang-orang untuk berlomba dalam melakukan tindakan-tindakan positif untuk kebaikan orang ‎lain dan masyarakat. Dengan menyediakan struktur, motivasi, dan pengakuan untuk tindakan-‎tindakan baik ini, kompetisi kebaikan dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun ‎masyarakat yang lebih peduli, empati, dan berempati. Dengan demikian, kita  dapat ‎berkontribusi pada perubahan positif di dunia ini, satu tindakan kebaikan pada satu waktu. ‎Dengan semangat ini, kita berusaha terus menginspirasi dan mendorong satu sama lain untuk ‎berlomba dalam kebaikan, karena setiap tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar. ‎


Kalidawir, 19 September 2024‎

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...