Langsung ke konten utama

Ramadhan Bulan Bebas dari Api Neraka

 







Oleh 

Imam Agus Taufiq 

Sebentar lagi bulan ramadhan tiba, dan alhamdulillah kita umat Islam masih diberi kesempatan menjumpai bulan ramadhan. Hati merasa riang dan gembira menyambut kedatangan bulan suci nan mulia yakni ramadhan. Dalam riwayat hadits disebutkan bahwa: “Barang siapa hatinya gembira menyambut kedatangan bulan ramadhan, maka haram jasadnya atas api neraka”. Pada dasarnya, puasa tidak hanya mengajarkan perihal dahaga dan lapar. Jauh dari itu, di dalamnya juga terdapat ajaran ruhaniyah yang sangat penting untuk diketahui. Dengan berpuasa, seseorang juga diajarkan cara menahan lisan agar tidak mengucapkan hal-hal buruk, dan juga diajarkan menahan diri dari semua nafsu yang bersifat buruk.

Sebenarnya, puasa memiliki dua tujuan yang sangat pokok, yaitu melatih diri untuk bisa menerima semua yang telah Allah berikan dengan cara hidup sederhana dan apa adanya; dan  melatih batin  agar biasa terhindar dari segala sifat-sifat yang tercela, seperti sifat iri, dengki, sombong dan lain sebagainya. Lantas mengapa semua itu harus dilakukan pada bulan ramadhan? Nah, untuk menjawab hal ini, saya menawarkan salah satu kitab yang menjelaskan perihal ramadhan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Kitab ini sangat penting untuk dimengerti oleh semua umat Islam, khususnya yang sedang berpuasa.

Nama kitabnya adalah Ramadhan Syahru al-‘Itqi min an-Nar (Ramadhan adalah bulan dibebaskan dari neraka). Kitab ini merupakan salah satu kitab dari sekian banyak kitab yang menjelaskan keutamaan ramadhan dan puasa. Hanya saja, ada hal yang sangat menarik di dalamnya. Misalnya, mengapa bulan ini disebut dengan bulan hidayah? Mengapa kewajiban puasa ditetapkan pada bulan ramadhan? Maka, semua pertanyaan itu terjawab gamblang di dalamnya. Kitab yang ini tidak terlalu besar, tidak berjilid-jilid sebagaimana kitab pada umumnya, hanya terdiri dari 75 halaman. Kitab kecil ini merupakan salah satu sumbangsih pemikiran dari Syekh Muhammad Said Ruslan, salah satu ulama yang keilmuannya sangat masyhur.

Syekh Muhammad Said Ruslan merupakan salah satu ulama kelahiran Sabad di Mesir, pada tanggal 23 November 1955. Ia adalah salah satu ulama yang menyelsaikan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Mesir. Syekh Muhammad Said Ruslan tumbuh dari keluarga dengan basis keilmuan. Sejak kecil, ia dididik untuk paham ilmu agama sebelum memulai rihlahnya kepada para ulama tersohor ataupun perguruan tinggi. Melalui bimbingan ayahnya, ia tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas dan tangkas. Semua pelajaran yang diterimanya bisa dengan mudah ia mengerti dan ia pahami.

Kecerdasan dan ketangkasan itu tetap melekat dalam dirinya hingga menduduki bangku perguruan tinggi. Semua pelajaran yang diterimanya menjadi sangat mudah ia pahami, dan dengan mudah ia hafalkan. Setelah rihlah intelektualitasnya, Syekh Muhammad Said Ruslam tumbuh menjadi sosok ulama yang sangat disegani. Ia memiliki ijazah sanad hadits dari 40 hadits, hingga kemudian dikenal dan masyhur dengan sebutan “al-Arbain al-Buldaniyah”. Selain dikenal sebagai ulama ahli hadits (muhaddits), ia juga tidak diragukan dalam diskursus ilmu fiqih. Sebab, ia juga banyak memahami cabang-cabangnya, bahkan banyak juga karya monumentalnya perihal ilmu fiqih.

Jika dilihat sekilas, maka kitab ini terlihat sangat simple dan bahkan isinya hanya itu-itu saja perihal puasa. Namun, kesimpulan sekilas tentu tidak tepat jika tidak pernah membaca apa yang tertulis di dalamnya. Benar, kitab dengan tebal 75 halaman ini hanya memuat 11 bab. Namun, bab-bab yang ada dalam kitab ini sangat penting untuk diketahui. Sebab, para ulama jarang menyebut atau bahkan menjelaskannya.

Di antara pembahasan yang jarang dijelaskan oleh para ulama adalah perihal alasan kenapa kewajiban puasa bertepatan dengan bulan ramdhan? Padahal, jika dihitung, jumlah bulan selama satu tahun ada sebanyak 12 bulan. Tapi mengapa ramdhan yang menjadi pilihan? Kitab ini menuturkan, bahwa bulan ramdhan tidak bisa disamakan dengan bulan-bulan lain pada umumnya. Allah memberikan keistimewaan dan beragam anugerah secara khusus yang tidak ditemukan pada bulan-bulan yang lain, bahkan Allah tidak memberikannya pada semua bulan tersebut.

Dengan demikian, maka kita bisa tahu bahwa bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa melebih bulan yang lainnya. Karena istimewa, maka semua amal kebaikan yang dilakukan pada bulan ini juga menjadi istimewa, termasuk pahala yang didapatkan oleh mereka yang melakukannya. Jika melakukan shalat sunnah satu rakaat mendapatkan satu pahala, maka jika dilakukan pada bulan ramadhan akan mendapatkan seribu pahala satu rakaat. Oleh karenanya, kewajiban puasa ditetapkan pada bulan ramadhan. Hal itu tidak lain, karena bentuk anugerah dan pemberian dari Allah secara khusus bagi umat Nabi Muhammad agar bisa mendapatkan banyak pahala dari satu amal kebaikan.

Selain dikenal dengan bulan penuh rahmat dan ampunan, bulan ramadhan juga masyhur dikenal dengan istilah bulan hidayah. Kenapa demikian? Bulan ramadhan memiliki sejarah yang sangat penting untuk diketahui. Pada bulan ini, bertepatan dengan diturunkannya sumber hidayah yang kemudian menjadi wahyu bagi para nabi berupa kitab suci. Misalnya, Allah menurunkan kitab suci Al-Qur’an pada bulan ramadhan, begitu juga dengan kitab suci lainnya yang diturunkan kepada nabi sebelum Rasulullah, seperti kitab Taurat, Injil dan Zabur.

Karena diturunkan pada bulan ramadhan, maka bulan yang satu ini dikenal dengan istilah bulan hidayah. Sebab, dengan adanya kitab suci, umat Islam bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan, bisa mendapatkan hidayah. Kitab suci juga bisa menjadi penerang bagi hati yang gelap, cahaya bagi hati yang suram.

Di antara kelebihan yang ada dalam bulan ini, yaitu Allah membebaskan semua hamba-hamba-Nya yang memiliki takdir masuk neraka, dan dipindah untuk dimasukkan pada surga yang dipenuhi dengan nikmat dan kemuliaan. Analoginya, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab ini, karena semua pahala dari amal kebaikan pada bulan ini oleh Allah dilipat gandakan dan juga memberi ampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, dosa-dosa umat Islam akan hilang dengan sendirinya, yang tersisa hanyalah pahala dan anugerah yang banyak. Oleh karenanya, mereka yang memiliki takdir masuk neraka, akan dihapus oleh Allah dan dipindah menuju surga. Hal itu tidak lain karena anugerah yang ada dalam bulan yang satu ini.

Selain beberapa penjelasan di atas, kitab ini juga menjelaskan perihal keutamaan-keutamaan yang ada di dalamnya, misalnya, bulan ramadhan merupakan permulaan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad. Dengan kata lain, bulan ini menjadi awal mula perjalanan Islam sebelum dikenal seantero dunia, dan masih banyak keterangan menarik lainnya. Marhaban  Yaa Ramadhan. 


"Manungso iku lek ora repot yo ngrepoti. Mulo sak repot-repot awakmu sempatno ngaji". 

 Prof. Muhtadi Anshor


Kalidawir, 11 Maret 2024. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu