Langsung ke konten utama

Ketentraman Hati

 Oleh : Imam Agus Taufiq



Di tahun 2021 tentunya setiap orang mempunyai harapan baru. Saya yakin bahwa dengan bergulirnya  tahun baru seiring perjalanan ruang dan waktu pasti mereka ingin menjadikan apa yang mereka kerjakan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Mengingat bahwa termasuk tanda-tanda orang beruntung adalah apa yang ia kerjakan hari ini harus  lebih baik dari hari kemarin, begitu juga sebaliknya.

Dekade saat ini  bangsa kita dirundung yang namanya  bencana yang datang silih berganti, belum lagi musim pandemi yang tak kunjung pergi. Entah sampai kapan kita menanti dan menikmati musim pandemi. Semoga pandemi segera pergi dan harapan baru segera kita nikmati menjemput ridlo Ilahi robbi. 

Sebagai masyarakat yang agamis dengan melihat situasi dan kondisi saat ini harus punya ghirrah untuk mendekatkan diri kepada Ilahi robbi. Tentunya kita sadar bahwa hanya kepadaNya kita memohon dan meminta disertai dengan ikhtiar. Dan Allah SWT tak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka merubahnya dengan jalan usaha. 

Ikhtiar yang tepat sekarang ini adalah pertama, swab hatimu dengan al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai kalam suci Ilahi dan kitab suci umat Islam mempunyai kelebihan dibanding dengan kitab-kitab agama lain. Al-Qur'an didalamnya ada petunjuk bagi manusia, penjelas dan pembeda. Al-Qur'an diturunkan Allah SWT sebagi obat bagi manusia dan rahmat bagi orang mukmin. Sehingga ketika al-Qur'an dibaca maka tambah imannya.

Kedua, vaksin jiwawu dengan dzikir. Selain vaksin sinovac masa pandemi ini, vaksin yang tak kalah penting adalah menvaksin jiwa dengan dzikir mengagungkan Allah SWT. Berusaha sekuat tenaga menghiasi lidah dan hati dengan kalimat tauhid. Ternyata dengan membiasakan dzikir ingat Allah SWT dapat menghapuskan dosa. Selain itu dengan berdzikir dapat menjadikan hati tenang penuh kedamaian.

Ketiga, cuci tanganmu dengan sedekah. Islam mengajarkan tentang sedekah tak lain adalah untuk berbagi dan tolong menolong dalam hal kebaikan. Ketika orang lain membutuhkan uluran tangan kita, dan kita mampu kenapa tidak. Harta yang kita miliki hanyalah titipan dan harus ditasyarufkan kepada yang berhak. Di sisi lain, dengan membiasakan sedekah dapat menolak bala' (bencana) dan semakin gemar sedekah harta semakin bertambah. 

Keempat, jaga jarak dengan maksiat. Sebagai manusia awam tak lepas dari maksiat walaupun kecil. Saya sadar betul mulai bangun tidur mata terbuka kadang sudah melihat sesuatu yang menimbulkan maksiat. Setidaknya kita bisa meminimalisir dan menjauhi yang namanya maksiat. Karena dengan maksiat hati semakin keras dan menjauhkan dari Allah SWT. Maksiat juga merupakan pengahalang mendapatkan cahaya dari Allah SWT.

Alhasil, dengan berusaha sekuat tenaga dan pikiran semoga kita bisa menjalankan empat hal di atas yang menjadikan hati penuh ketentraman dan kedamaian. Jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini sehingga menjadikan hidup yang manfaat dan barokah penuh dekapan mesra dan lindunganNya. Aamiin...

Kalidawir, 21 Januari 2021.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu