Langsung ke konten utama

Idul Qurban Sudah Dekat



Oleh : Imam Agus Taufiq


 

Sebentar lagi umat Islam penjuru dunia akan merayakan hari raya Qurban atau Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah 1441 H atau 31 Juli 2020 M. Namun, Idul Qurban tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab tahun ini seluruh umat Islam yang ada di dunia lagi ditimpa musibah Pandemi Covid-19 atau kita kenal dengan virus Corona. Sehingga umat Islam seluruh dunia mestinya bisa menunaikan ibadah haji, harus ditunda tahun depan tak lain tujuannya adalah untuk memutus rantai penyebaran virus Corona. Hal ini sesuai kaidah “Dar’ul mafaasid muqaddamun ‘ala jalbil mashalikh” menolak kerusakan lebih utama dari pada mendatangkan kebaikan.

Kendati demikian, tak menghalangi umat Islam untuk menunaikan Qurban. Qurban sendiri adalah nama binatang ternak yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah) dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT. Hukum melaksanakan Qurban adalah sunnah muakad. Sehingga ketika salah satu anggota keluarga ada yang melaksanakannya, sudah mencukupi dari lainnya. Dan hukum Qurban menjadi wajib apabila seseorang bernadzar. Sedangkan binatang yang bisa digunakan Qurban adalah kambing minimal usia satu tahun, onta usia lima tahun, sapi usia dua tahun. Dan seekor kambing hanya boleh untuk satu orang, seekor onta untuk tujuh orang, seekor sapi juga digunakan untuk Qurban tujuh orang. Mengenai binatang yang utama untuk Qurban adalah onta,kemudian sapi, lalu kambing.

Tak kalah menariknya malam itu tepatnya Rabu malam Kamis tanggal 15 Juli 2020 mulai pukul 20.00 forum kajian fiqih rutin dua minggu sekali yang bertempat di masjid Ali Al-Hasan Joho Kalidawir dalam menghadapi Idul Qurban peserta kajian menghendaki materi Qurban. Memang kegiatan ini tujuannya mengupas seputar hukum Islam terkait problematika yang ada di masyarakat, jadi materi apa yang dikehendaki harus siap dan dilayani. Kang santri pun  membacakan teks kitab klasik  Fathul Qarib karya Abu Suja’ tentang materi Qurban, para peserta sangat antusias sekali dalam mendengarkan isi materi  sambil ditemani secangkir kopi.

Akhirnya dari paparan materi Qurban ada dua pertanyaan: pertanyaan pertama dengan dekripsi masalah : Idul Adha merupakan bagian dari hari besar Islam, di mana pada hari itu terdapat penyembelihan hewan Qurban dan dagingnya akan ditasyarufkan untuk orang-orang yang membutuhkan. Moment ini ternyata juga  tidak  dilewatkan oleh sebagian kalangan termasuk di sekolah umum. Namun ironisnya dalam praktek yang ada, hewan yang dijadikan Qurban adalah hasil iuran yang dikumpulkan para siswa dengan iuran berkisar Rp. 20.000,00 sampai 25.000,00. Pertimbangan : A). Daging yang disembelih akan dimakan dewan guru, dibagikan siswa yang membayar dan kalau masih sisa, akan diberikan kepada orang yang membutuhkan. B). Anak yang tidak mendapatkan daging (datang atau tidak) tetap wajib membayar. Pertanyaan : Apakah praktek di atas dapat dikatakan Qurban ? kang santri menjawab: bahwa hal itu tidak bisa dikatakan Qurban secara syara’, karena penentuan Qurban tidak sesuai dengan ketentuan dalam syari’at, yakni satu kambing untuk satu orang dan satu sapi untuk tujuh orang. Referensi ini diambil dari kitab Nihayatu al-Muhtaj juz 8 halaman 134.

Pertanyaan kedua : Sudah maklum bahwa masyarakat ketika berqurban, umumnya diserahkan pada pemuka agama atau panitia setempat. Biasanya kulit hewan Qurban tidak dibagikan, melainkan dijual dengan alasan hasil penjualan itu digunakan sebagai biaya operasional penyembelihan, pendistribusian daging dan lain sebagainya. Bolehkah bagi pemuka agama atau panitia menjual kulit Qurban dengan alasan di atas ? kang santri menjawab : Tidak boleh. Referensi jawaban ini diambil dari kitab al-Majmu’ juz 8 halaman 298.

Dan alhamdulillah dua pertanyaan terjawab sudah dengan jelas dan jarum jam menunjukkan pukul 22.00. Sebelum kajian diakhiri, kang santri memberikan penegasan bahwa Qurban adalah ibadah sunnah muakad, jadi apabila mampu boleh setiap tahun berqurban, karena dengan syari’at berqurban kita dilatih untuk menebalkan rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan dan menghidupkan hati nurani, lebih-lebih musim Pandemi ini. Ibadah Qurban sarat dengan nilai kemanusiaan dan mengandung nlai-nilai sosial yang tinggi. Mari kita manfaatkan moment ini untuk saling mawas diri dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan fastabiqul khairat dalam arti berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

 

 

Kalidawir, 29 Juli 2020.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...