Langsung ke konten utama

Stop Maksiat

 Imam Agus Taufiq


Allah SWT sebagai Sang khaliq dan pemegang kekuasaan jagad raya ini telah menciptakan segala sesuatu atas kehendakNya.  Dalam hal penciptaan sesuatu yang ada di muka bumi ini sangat mudah bagiNya. Realitanya bahwa dalam menciptakan sesuatu selalu berpasang-pasangan, ada kebaikan dan keburukan, kuat dan lemah, menang dan kalah, ketaatan dan kemaksiatan. Manusia tak lepas dari pada maksiat, baik di situ mempunyai kadar banyak ataupun sedikit.
 
Maksiat tidak selalu identik dengan tindakan yang melanggar asusila.  Sebenarnya, apa sih yang namanya maksiat itu ? Menurut bahasa arab maksiat asal katanya عصى يعصى  yang mempunyai arti menentang, melanggar, mendurhakai, dan melanggar. Sedangkan menurut KBBI maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah, perbuatan dosa (tercela, buruk, dan sebagainya). Dalam arti apabila kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan otomatis telah bermaksiat kepada Allah. 

Pencari ilmu dan mereka yang haus akan ilmu, hendaknya harus menjauhi yang namanya maksiat. Mengapa koq harus menjauhi maksiat ? Sebab maksiat adalah suatu penghalang sampainya ilmu ke seseorang. Maksiat akan menjadikan hati seseorang gelap gulita tanpa ada sinar atau lampu yang menyinarinya dan menjadikan hati seseorang keras. 

Sejenak menengok kisah sang Imam Syafi'i suatu ketika beliau curhat kepada gurunya. Hapalanya macet tak seperti biasanya. Padahal sang Imam Syafi'i dalam sejarah tercatat kehebatannya. Ketika beliau usia tujuh tahun sudah hapal al-Quran 30 juz. Usia sepuluh tahun hapal kitab hadits Muwattha' karya Imam Malik. Beliau bukan sekedar hapal, tapi juga paham berbagai ilmu lainnya. Maka tak heran di usia lima belas tahun diizinkan oleh gurunya untuk berfatwa. 

Curhatan Imam Syafi'i telah dituangkan dalam bentuk sya'ir yang sangat indah sekali yang berbunyi:
شكوت الى وكيع سوء حفظي . فارشدني الي ترك المعاصي
   واخبرني بان العلم نور . ونور الله لا يهدي للعاصي 
  "Aku pernah curhat kepada Imam Waki' tentang buruknya hapalanku. Lalu beliau memberiku petunjuk untuk meninggalkan maksiat. Beliau pun memberi tahu diriku bahwa ilmu itu bagaikan cahaya. Dan cahaya Allah tak akan dihadiahkan kepada pelaku maksiat". 
Imam Syafi'i bukan orang yang hobi maksiat. Hanya saja, dunia ini memang tak bersih dari polusi dosa. Mungkin debu-debu itu menimpa beliau tanpa disengaja. Dan ternyata, mempunyai efek yang luar biasa sehingga dapat merusak hapalanya.

Syair Imam Syafi'i di atas berisi pesan untuk para pencari ilmu. Ilmu adalah cahaya, dan maksiat akan memadamkan cahaya itu. Oleh sebabnya, pencari ilmu sebisa mungkin harus menjaga dirinya dari gelumuran segala dosa. Jika ilmu itu cahaya yang datang dari Allah, maka penuntut ilmu harus mengenal Allah. Pencari ilmu tak cukup mengandalkan akal semata, tetapi perlu hati yang bersih agar ilmu bisa masuk ke dalamnya. Jika makanan untuk badan perlu diletakkan di wadah bersih, apalagi ilmu yang menjadi makanan jiwa wajib seratus persen diletakkan di wadah yang bersih juga. 


Kalidawir, 5 Februari 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...