Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Belajar Bahagia dengan ESQ

  Imam Agus Taufiq  Semua orang di dunia ini tentu ingin bahagia. Tidak ada yang ingin hidupnya tak bahagia. Namun, bagaimana cara untuk menggapai kebahagiaan? Lantas, modal apa yang harus disiapkan untuk meraih kebahagiaan? Kebahagiaan sejati harus dicapai dengan keseimbangan antara kebutuhan fisiologis, intelektual, emosional, dan kebutuhan spiritual. Namun, modal utama yang harus disiapkan untuk memperoleh kebahagiaan yang tidak ada habisnya hanya bersumber dari model ESQ.  Model spiritual adalah ikhwal yang paling penting, untuk menemukan kebahagiaan perlu unsur kedekatan kepada Sang Khaliq. Bagaimana kita bisa intropeksi diri, atau menemukan jati diri di tengah rentang hidup sajak lahir , dewasa, hingga masa tua, bahkan akhir hayat nanti. Kebahagiaan sejati hanyalah tentang bagaimana kita bersyukur kepada Sang Khaliq, bila syukurnya terus menerus maka akan selalu ditambah.  Modal ESQ, bila mana kita bisa mengeja wantahkan point penting dari ESQ yaitu: Pembersiha...

Upgrade Kompetensi

  Imam Agus Taufiq   Upgrade kompetensi adalah  proses pengembangan berkelanjutan terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap untuk mencapai standar yang lebih tinggi dan relevan di bidang tertentu  Peningkatan ini bertujuan agar seseorang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tuntutan pekerjaan, dan perkembangan teknologi, serta berkontribusi secara profesional dan efektif.   Lantas mengapa perlu upgrade diri? Pertama , Adaptasi dengan Perubahan .   Dunia kerja dan teknologi terus berkembang, sehingga kompetensi yang sudah ada perlu diperbarui agar tetap relevan dengan tuntutan zaman. Kedua, Peningkatan Kualitas Diri. Upgrade diri membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, siap menghadapi tantangan baru, dan memiliki daya saing lebih tinggi. Ketiga, profesionalisme. Peningkatan kualitas diri merupakan bagian dari profesionalitas. Terutama pada profesi yang membutuhkan pembahuruan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang terus menerus. Ke...

Belajar Dengan Cinta Tanpa Tekanan

  Imam Agus Taufiq  Jika guru ditanya, apakah guru mencintai muridnya? Jawabnya pasti iya. Siapapun anda pasti mencintai anak didiknya. Lantas bagaimana mencintai anak didiknya? Apakah cinta hadir seperti layanan anak, kegembiraan, kesenangan? Apakah belajar sebagai wujud kesenangan atau justru sebaliknya.  Dengan cinta seseorang pasti diilhami iamajinasi, empati, kejujuran, dan sejumlah kebajikan lainnya. Cinta justru memberikan kekuatan meluangkan ide atau gagasan demi terwujudnya sebuah karya.  Cintalah yang dapat memadamkan api. Faktanya, nabi Muhammad dalam berdakwah selalu dengan modal cinta. Kegagalan dalam berdakwah nabi, hanya beliau lihat dari permukaan saja. Nabi Muhammad jauh melihat ke depan atau jangka panjang.  Tokoh-tokoh hebat meruapakan contoh betapa cinta mewarnai sisi hidup mereka untuk mencipta karya yang berguna bagi umat manusia. Dalam pendidikan, cinta itulah yang harus kita tanamkan pada anak murid.  Cinta mendorong lahirnya inovasi...

Hutang Yang Tak Pernah Lunas

 Oleh:  Imam Agus Taufiq                         Sungguh luar biasa pengorbanan seorang ibu, ibu adalah madrasatul ula bagi anak-anak. Ibu  merupakan tiang negara, dan penopang utama dalam fondasi keluarga. Perjuangan seorang ibu tidak terbatas pada satu peran, melainkan juga mempunyai peran ganda. Ibu merupakan sosok pelindung, pendidik, sahabat, hingga sosok yang tak pernah lelah dalam memberikan dukungan. Sungguh pengorbanan ibu patut diapreasiasi yang tiada henti.   Hutang seorang anak kepada ibunya bukanlah tentang materi, melainkan tentang kasih sayang yang tak terhitung nilainya. Sejak dalam kandungan, seorang ibu mempertaruhkan segalanya, bahkan nyawanya demi kelahiran anak. Sepanjang hidupnya, ibu selalu merawat dengan kesabaran yang tak pernah meminta imbalan. Semua itu dilakukan bukan karena kewajiban, tetapi karena cinta yang begitu dalam dan murni. Tak ada balasan yang benar-ben...

Inspirasi Sifat Nabi Bagi Pemimpin

 Oleh:  Imam Agus Taufiq  لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيم Peringatan Maulid Nabi menjadi pengingat bahwa cinta dan keimanan kita hari ini adalah karunia besar yang harus dijaga, diamalkan, dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Cinta kepada Nabi tidak akan sempurna kecuali jika diwujudkan dalam bentuk ketakwaan kepada Allah. Rasulullah saw diutus bukan hanya untuk dicintai, tetapi juga untuk ditaati. Dengan mencintai beliau, kita terdorong untuk menjalankan perintah Allah dengan penuh kesungguhan, meneladani akhlak beliau, dan berusaha sekuat tenaga menjadikan hidup kita lebih bermakna di hadapan-Nya. Ayat di atas tidak hanya menegaskan kedekatan Nabi dengan umatnya, tetapi juga menghadirkan empat sifat utama yang sangat relevan bagi siapa pun yan...