Langsung ke konten utama

Belajar Dengan Cinta Tanpa Tekanan

 Imam Agus Taufiq 


Jika guru ditanya, apakah guru mencintai muridnya? Jawabnya pasti iya. Siapapun anda pasti mencintai anak didiknya. Lantas bagaimana mencintai anak didiknya? Apakah cinta hadir seperti layanan anak, kegembiraan, kesenangan? Apakah belajar sebagai wujud kesenangan atau justru sebaliknya.

Dengan cinta seseorang pasti diilhami iamajinasi, empati, kejujuran, dan sejumlah kebajikan lainnya. Cinta justru memberikan kekuatan meluangkan ide atau gagasan demi terwujudnya sebuah karya. 

Cintalah yang dapat memadamkan api. Faktanya, nabi Muhammad dalam berdakwah selalu dengan modal cinta. Kegagalan dalam berdakwah nabi, hanya beliau lihat dari permukaan saja. Nabi Muhammad jauh melihat ke depan atau jangka panjang. 

Tokoh-tokoh hebat yang saya kemukakan adalah contoh betapa cinta mewarnai sisi hidup mereka untuk mencipta karya yang berguna bagi umat manusia. Dalam pendidikan, cinta itulah yang harus kita tanamkan pada anak murid. 

Cinta mendorong lahirnya inovasi dan karya berbudaya. Cinta yang mampu menghadirkan solusi atas masalah di masyarakat. Cinta menjadikan manusia seutuhnya, pribadi yang melihat "liyan" sebagai refleksi dirinya sendiri. Cinta yang memanusiakan manusia. Cinta yang mengajarkan rasa cukup atas apa yang dimiliki. Cinta yang mampu menghapus kerakusan pada kekuasaan dan harta benda. 

Di sanalah visi utama pendidikan: Menanam dan menumbuhkan cinta pada kepribadian anak didik. Dan hanya guru cinta yang mampu menghadirkannya. Kembali ke pertanyaan awal yang sedikit menggugat. Jika cinta, guru pastilah mampu membangkitkan murid untuk berani mimpi, mimpi yang bukan khayalan. 

Sebuah mimpi besar, visi untuk terus memperbaiki kehidupan. Agar kelestarian semesta tetap terjaga. Orang bijak berkata. tanpa manusia, alam terus bertumbuh. Maka, manusia perlu merawat, bukan merusaknya. Karena tanpa alam, kepunahan manusia hanyalah soal waktu. 

Apakah dalam keseharian anak-anak kita menunjukkan perilaku seperti itu? Hari-hari nampaknya, anak-anak kita masih jauh dari memiliki mimpi besar seperti itu.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setetes Hikmah Isra' Mi'raj

 Oleh: Imam Agus Taufiq Setiap tahun umat Islam seluruh penjuru dunia memperingati Isra' Mi'raj pada tanggal 27 Rajab penanggalan hijriyah. Moment Isra' Mi'raj merupakan peristiwa penting nabi Muhammad menerima langsung dari Allah swt perintah shalat lima waktu sehari semalam.   Kewajiban shalat lima waktu sehari semalam merupakan ibadah mah doh(langsung) untuk berkomunikasi dengan Allah swt. Shalat lima waktu merupakan amal pertama kali yang dihisab pada hari kiamat. Ketika shalatnya seorang hamba baik maka termasuk beruntung dan sukses, dan ketika shalatnya hamba jelek/rusak maka termasuk hamba yang gagal dan rugi.  Selain kewajiban shalat lima waktu, ternyata ada setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj nabi Muhammad mulai dari langit 1 sampai langit 7 untuk pedoman seorang hamba bisa wushul dengan Allah swt. Pertama, ketika nabi Muhammad berada di langit satu bertemu dengan nabi Adam yang merupakan abu al Basyar(bapak manusia) cikal bakal manusia ada di muka bumi. ...

Muharram Berkah Muhasabah dan Hijrah

Oleh:  Agus Taufiq Alhamdulillah tahun ini masih diberi kesempatan menjumpai tahun baru Hijriah. Momentum tahun baru bukan sekedar ceremonial pergantian tahun kalender Hijriyah, tapi juga momentum spiritual yang penting untuk terus melakukan muhasabah (intropeksi diri) dan hijrah (perubahan menuju kebaikan).  Muhasabah dan hijrah hal yang penting untuk diwujudkan dengan penuh perjuangan dan niat yang tulus. Dalam Al Quran disebutkan tentang perintah muhasabah: يأيها الذين آمنوا اتقوالله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوالله ان الله خبير بما تعملون. Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperlihatkan  apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.  Muhasabah berarti menghitung dan evaluasi sejauh mana amal yang kita lakukan setahun. Apakah amal baik dan buruk seimbang, atau amal baik unggul dan sebaliknya. Muharram menga...

Makna Taubat Sejati

Oleh: Imam Agus Taufiq Kamis, 26 Desember 2024 sekitar pukul 12.45 WIB tiba-tiba ponsel saya  berbunyi. Mendengar itu, saya bergegas menuju ponsel yang berada di dekat computer. Tanpa basa-basi, saya segera mengangkat telpon. Ternyata telpon itu, salah satu kolega penyuluh kecamatan yang meminta tolong untuk menggantikan kajian rutin IMUD (Ibu-ibu muda). Kebetulan, kolega saya tidak bisa hadir dengan alasan ada kabar duka dari salah satu keluarganya. Sehingga harus mencari badzal (pengganti) dalam waktu singkat di kajian rutinnya. Saya pun akhirnya tidak bisa menolak, dan  mengiyakan mendatangi kajian rutin tanpa berpikir panjang apa nanti  kitab yang dikaji. Sebelum menutup telpon, kolega saya mengatakan"Nanti yang dikaji kitab Minhaj al Abidin bab makna taubat sejati" mendengar itu, saya harus segera bergegas mencari kitab dan membuka sebentar ala kadarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Saya segera berangkat di majlis taklim binaan kolega saya. Tiba di lo...