Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Bersyukur Kunci Kesuksesan

Imam Agus Taufiq  وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد ...الاية "Do not underestimate what you already have" (Gus Nadir) Bersyukur sangat dianjurkan dalam agama Islam. Perintah bersyukur telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7. Diantara asbabun nuzul ayat itu, bahwa bangsa Yahudi adalah kaum yang paling banyak mendapatkan nikmat dari Allah SWT, tetapi mereka termasuk kaum yang paling tidak pandai bersyukur. Surat Ibrahim ayat 7 turun dalam konteks dialog antara nabi Musa dan bangsa Yahudi. Allah bercerita tentang nabi Musa ketika ia mengingatkan kaumnya pada hari-hari Allah yang mereka alami dan nikmat-nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada mereka. Yaitu, ketika Allah menyelematkan mereka dari cengkraman Fira'un dan para pengikutnya dari siksaan dan penghinaan yang mereka alami.  Sikap keji yang Fir'aun lakukan adalah menyembelih anak laki-laki yang mereka jumpai dan membiarkan hidup anak-anak perempuan. Lalu Allah telah menyelemat

Tujuan Adanya Lisan

Imam Agus Taufiq Memang Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk  yang sempurna. Diantara salah satu bentuk kesempurnaan manusia adalah manusia diberi  oleh  Allah SWT lisan, tujuannya adalah supaya manusia bisa berucap untuk berkomunikasi menebar energi positif. Pemberian lisan ini sekaligus menjadi pembeda antara manusia dengan hewan yang sering kali manusia disebut hayawan an-natiq. Di dalam kitab  Bidayatul Hidayah  Abu Hamid Al-Ghazali menyatakan bahwa, ada empat tujuan kenapa lisan ini diciptakan oleh Allah Swt.  Pertama ,  zikrullah  (memperbanyak mengingat Allah). Dalam tataran praktisnya, belakangan ini, mengingat Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan apapun, tak terkecuali melalui cara yang hukumnya wajib tidak bisa dinegosiasi seperti salat. Mengingat Allah merupakan sebuah kewajiban kita sebagai makhluk ciptaan-Nya yang tidak boleh dibatasi oleh tempat, waktu dan keadaan. Masyarakat kita masih banyak yang terjebak dalam situasi zaman kebodohan ya

Waspadai Potensi Su'ul Khatimah

  Imam Agus Taufiq  Setiap orang  pasti mendambakan iman yang selalu bertambah. Kenyataannya  iman seseorang itu naik turun (fluktuatif), tetapi tak ada salahnya  berusaha mempertahankannya. Usaha mempertahankan keimanan harus ada niat dan tekad yang bulat dalam situasi, kondisi apa pun. Niat dan tekad yang bulat dilakukan untuk mengantisipasi potensi-potensi yang menjadikan seseorang berbelok arah keluar dari pakemnya. Ketika seseorang berbeloh arah, otomatis jauh dari yang namanya husnul khatimah dan berpotensi pada akhir kehidupan yang buruk (su'ul khatimah). Su'ul khatimah inilah yang patut diwaspadai  oleh setiap orang  agar tidak berada di ujung kehidupan penuh penyesalan dan kerugian. Perlu kiranya kita mengetahui bahwa su'ul khatimah (mati dalam keadaan buruk) memiliki sebab yang seharusnya setiap orang menjauhi dan menghindarinya. Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I'tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu min

PERSIS dan Usaha Gerakannya

Oleh : Imam  Agus Taufiq   A.      Latar belakang Ak hir abad ke 19 merupakan momentum bagi kebangkitan dunia Islam. Kesadaran ini muncul setelah dunia Islam melihat perputaran roda sejarah berbalik: dunia barat maju dan dunia Islam terpuruk, bahkan Islam menjadi bulan-bulanan dunia barat yang Kristen itu. Dari realitas sejarah ini kemudian muncul gerakan yang mencoba untuk melakukan otokritik secara kritis dengan cara melakukan evaluasi sebab-sebab terjadinya perputaran roda sejarah yang berbalik itu.             Menurut Abdullah (1995:539) gerakan ini lebih mengemuka di hampir dunia Islam   pada abad ke 20 dengan nama gerakan pembaharuan pemikiran Islam. Tema sentral ide pembaharuan pemikiran  dalam Islam di atas terletak pada kata kunci  I’adatu al-Islam,  yakni keinginan masyarakat I slam untuk mengembalikan peran dunia Islam dalam percaturan global peradaban dunia, yang dulu pernah dilakukan Islam. Salah satu wujud dari  I’adatu al-lslam  itu adalah  Tajdid al-fahm,  yakni m