Oleh :
Imam Agus Taufiq
Alhamdulillah dengan penuh rasa sukur, tak terasa sudah memasuki hari ke 15 bulan Sawal. Di mana kita tahu, bahwa moment bulan Sawal adalah bulan merayakan atau kemenangan umat Islam setelah satu bulan penuh melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan rangkaian rukun Islam yang harus dijalani bahkan keharusan yang tak boleh terwakili.
Bulan puasa yang kita jalani merupakan madrasah Ramadhaniah atau biasa disebut kawah candradimuka yang endingnya menjadikan manusia pilihan atau derajat muttaqin. Dalam prakteknya, puasa yang kita jalankan itu merupakan menahan lapar dan dahaga dari segala hal yang membatalkannya mulai terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari atau tiba waktu berbuka.
Selain melakasanakan ibadah puasa, tentunya moment madrasah Ramadhaniah ini juga sebagai ajang peningkatan ibadah wajib dan sunnah. Ibadah wajib semisal peningkatan salat lima waktu dengan berjamaah, ibadah sunnah semisal menjalankan salat Tarawih, Witir, dan tadarus al Quran, serta Qiyamullail dengan memperbanyak i'tikaf di masjid.
Serangkaian peningkatan ibadah wajib dan sunnah tak lain hanya untuk menggapai keberkahan, rahmat, magfirah, dan terbebas dari mara bahaya api neraka. Selain itu, moment bulan Ramadhan adalah bulan memanen dan diskon besar-besaran, pelipat gandaan segala amal ibadah. Begitu juga sebaliknya, berbuat menyimpang dari aturan agama bahkan terjerumus ke lembah kenistaan juga akan dilipat gandakan.
Ketika madrasah Ramadhaniah mulai awal, tengah, akhir sudah terlewati, ditambah dengan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah, tibalah saatnya merayakan hari kemenangan. Hari kemengan atau Idul fitri ditandai dengan terlihatnya hilal yang menandakan masuk bulan Sawal seraya menggaung dan menggema suara takbir, tasbih, tahmid yang dikumandangkan seluruh umat muslim penjuru dunia. Cucuran air mata dan isak tangis dalam mengumandangkan takbir, tasbih, tahmid menjadi penanda bahwa Ramadhan telah meninggalkan kita. Akan tetapi menangis untuk bisa dipertemukan Ramadhan tahun depan dan doa harapan umur panjang itu akan lebih penting.
Secara otomatis, hubungan vertikal manusia dengan Allah SWT dosa dan kesalahan terampuni bagaiakan manusia baru lahir. Sedangkan hubungan manusia dengan manusia atau horizontal harus terselesaikan dengan silaturrahim bermaaf-maafan antara satu dengan lainnya. Baik dengan secara tatap muka atau dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi tanpa ada batas ruang dan waktu dengan ridla bi radlin antar keduanya.
Dengan demikian, ada 3 hikmah di balik moment Idul fitri. Pertama, sebagai muslim untuk selalu berusaha membersihkan diri dari hawa nafsu dan sifat tercela. Kedua, sebagai muslim untuk selalu punya rasa kepedulian sosial terhadap sesama. Ketiga, sebagai muslim untuk selalu meningkatkan rasa ketaatan dan motivasi berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Maka dengan 3 hikmah tersebut diharapkan sebagai muslim untuk punya motivasi menebar energi positif, gagasan /Ide baru yang lebih cemerlang, serta berada di lingkungan sosial baru.
Tulungagung, 16 Mei 2022.
Komentar
Posting Komentar