Langsung ke konten utama

Sosok Pendiam dan Sederhana

 Oleh:

Imam Agus Taufiq



Kabar duka menyelimuti fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan. Soalnya salah satu dosen selaku koorprodi ilmu pendidikan sosial atas nama Suwanto, M.Si meninggal dunia. Dan kepergian bapak Suwanto ini merupakan duka yang paling dalam. 

Faktanya, ketika bapak Suwanto meninggal dunia banyak teman, kolega, bahkan guru besar menuliskan cerita tentang pak Suwanto yang menginspirasi bagi saya. Intinya bahwa pak Suwanto memang memiliki ghirrah yang luar biasa dalam urusan bertholabul ilmi.

Memang hidup itu adalah hak dan mati itu wajib. Kapan kematian itu datang manusia tidak bisa mengetahui pasti, karena yang namanya kematian itu rahasia Allah swt yang termaktub dalam kitab suci umat Islam. Kematian termasuk lima hal yang merupakan hak Allah swt semata.

Ada pengalaman menarik ketika saya berkenalan lewat dunia maya bersama bapak Suwanto, M.Si. Pertama pak Suwanto adalah sosok pendiam. Dalam arti ketika tak diajak ngobrol lawan bicara, beliau diam. Tetapi ketika sudah dimukodimahi beliau langsung nyaut tak ada habisnya.

Kedua bahwa pak Suwanto adalah sederhana. Kesederhanaannya juga tak hanya bersikap, tetapi juga dalam berkata-kata. Hal ini terbukti ketika saya sudah asik ngobrol lewat chat Wa bersama beliau tak tanya mana alamat rumah dan aslinya, ternyata jawab jawabnya "tiap hari saya ketemu sampean."

Sosok pendiam dan kesederhanaan pak Suwanto, saya peroleh ketika beliau pernah mengomentari blog pribadi saya. Ternyata baliau juga termasuk anggota group SPK Tulungagung di bawah bimbingan abah profesor kiai literasi Nusantara yaitu profesor Ngainun Naim. 

Selamat jalan pak Suwanto, cukuplah kematianmu sebagai nasihat bagi saya untuk selalu berusaha meningkatkan amal kabajikan. Dan semoga pak Suwanto diampuni dosa-dosanya, diterima amal-amalnya, juga di tempatkan di Surga-Nya. Semoga kuburmu termasuk dari taman-taman surga. Dan semoga selalu mendapatkan rahmat dan nikmat di alam kubur. Husnul khatimah. Aamiin...


Kalidawir, 15 Februari 2023. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu