Langsung ke konten utama

Berusaha Menanamkan Sikap Cinta Ibadah Kepada Anak

 

Oleh: 

Imam Agus Taufiq



Tiada salahnya orang tua menanamkan cinta beribadah kepada anak saat anak dalam masa kandungan atau masih kecil. Nampaknya, waktu itu adalah waktu yang sangat tepat untuk mengajarkan sikap cinta kepada Allah swt. Sikap yang dilakukan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemahaman anak meskipun ia masih berada dalam kandungan. Perkembangan pemahaman anak yang dimaksud adalah pemahaman terkait kecintaan hamba untuk selalu cinta beribadah kepada Allah swt.

Ibadah-ibadah yang dipercontohkan orang tua kepada anak yang masih dalam kandungan atau masih kecil ialah shalat, puasa, zakat, dan lain-lain. Ibadah-ibadah yang sudah dipercontohkan tidak hanya berpengaruh di waktu itu saja, tetapi juga berdampak positif bagi kehidupan anak mereka di kemudian hari. 

Teladan lain yang bisa orang tua tanamkan dalam diri anak agar cinta beribadah kepada Allah swt, ialah dengan mengajak anak selalu berdoa setiap melakukan aktivitas seperti mempelajari wudlu yang benar, shalat yang benar dan lain-lain. Dengan tanpa disadari anak akan memiliki pengalaman ruhani dalam hidupnya tanpa ia sadari.

Ada pesan yang tersirat dalam penanaman cinta beribadah  adalah agar anak selalu menjadikan setiap aktivitasnya terhubung langsung dengan Allah swt. Dengan demikian, anak akan selalu menyandarkan selulruh kehidupannya hanya kepada Allah swt. 

Cara lain yaitu memperlihatkan ciptaan Allah yang ada pada dirinya dan alam sekitar. Mengajak anak pergi menikmati pemandangan  alam yang indah sembari menjelaskan bahwa keindahan alam yang terbentang di alam ini merupakan karunia Allah swt yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya merupakan suatu hal yang baik dan bermanfaat. 

Jika rasa cinta kepada Allah swt sudah melekat kuat dalam hati anak, maka ia akan selalu antusias menjalankan semua perintah-Nya dan bersungguh-sungguh menjauhi larangan-Nya kapan pun dan di mana pun ia berada utamanya menjalankan perintah shalat fardlu lima waktu. 


Kalidawir, 6 Januari 2024.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu