Langsung ke konten utama

Merajut Tali kebahagiaan



Mungkin kita sering berfikir bagaimana cara melakukan tiga hal dalam satu waktu, mungkin pikiran anda sama atau tidak dengan pikiranku. 
Aku berfikir melakukan tiga hal dalam satu waktu bisa kita lakukan andaikan kita jadi seorang juragan atau pejabat yang mempunyai asisten atau pembantu, tapi tidak seperti itu. 
Pekerjaan atau amalan ini dilakukan ngk usah nunggu menjadi juragan atau pejabat, tetapi kita bisa melakukan asalkan kita punya tekad untuk melakukannya. Di antara tiga pekerjaan yang bisa kita lakukan dalam satu waktu pertama adalah tatkala kita mau tidur membaca surat ikhlas tiga kali sebagaimana menghatamkan al-Qur'an tiga puluh juz, kedua barang siapa membaca tasbih, hamdalah, takbir yang dirangkai dalam lafal subhanallah wal hamdulillah wa lailaha illahu waAllahu Akbar sebagaimana ibadah haji dan umrah, ketiga barang siapa membaca shalawat sampai ia lelap tertidur itu sebagaimana kita mendapatkan syafa'at nabi Muhammad SAW.
Demikian tadi tiga pekerjaan atau amalan yang bisa kita lakukan dalam satu waktu yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Kelihatannya mudah tapi kadang kita lupa dan tidak bisa konsisten atau istiqomah. Mumpung ada waktu luang mari kita lakukan amalan tadi walaupun sepele tetapi mengandung manfaat yang besar karena tidak ada yang besar tanpa yang kecil begitu sebaliknya. 
وكم من مشهور ببر كة المسطور

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu