"Sak makendut-makendute santri ojo nganti ora ngurip-urip malem riyoyo loro, paling gak sholat sunnah ba'diyah isya' rong roka'at, ditambah sholat witir sak roka'at, supoyo atine ora mati ing dalem dino akeh ati podo mati".
"Senakal-nakalnya santri jangan sampai tidak menghidupkan dua malam hari raya ('idul Fithri dan 'idul Adlha) dengan melaksanakan sholat sunnah minimal dua roka'at setelah isya' dan satu roka'at witir, agar hati tidak mati pada saat hati banyak yang mati".
Inilah pesan dari Mbah Kyai Abdul Karim Lirboyo atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Mbah Manab".
Pesan ini sering diutarakan oleh Mbah Maimoen Zubair, salah satu santri senior Mbah Manab.
Pesan tersebut cocok dengan hadist:
من أحيا ليلتي العيد لم يمت قلبه يوم تموت القلوب
Ulama' menafsirkan bahwa matinya hati adalah ketika hati tersebut cinta akan dunia.
Cara menghidupkan malam hari raya minimal dengan melakukan sholat isya' dan subuh berjama'ah. Lebih bagus bila ditambah dengan sholat ba'diyah isya' dan witir. Dan lebih sempurna lagi adalah melakukan ketaatan di sebagian besar malamnya.
Komentar
Posting Komentar