Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Memaknai Hari Sumpah Pemuda di Era Pandemi

Oleh : Imam Agus Taufiq Hari ini 28 Oktober 2020 kita bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda.  Tak terasa 92 tahun sudah kita memperingatinya.  Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tahun bukan sekedar ceremonial saja,  tetapi sebagai warga negara harus bisa mengambil hikmah dari sejarah masa lalu dan layaknya dijadikan sebuah pelajaran berharga bagi kita semua.  Sumpah pemuda merupakan tonggak bersejarah dan sangat penting bagi bangsa Indonesia.  Menurut penulis buku "Memaknai Sumpah Pemuda di Era Reformasi" yaitu Sutejo K Widodo,  bahwa peran sumpah pemuda sendiri begitu besar karena kemerdekaan tak akan diperoleh seandainya tidak ada sumpah pemuda.   Coba bisa kita bayangkan, betapa susahnya kita apabila saat ini bangsa Indonesia masih terjajah?  Tentu kita tidak bisa leluasa walaupun berada di tanah air sendiri.  Kita harus ingat dan bersyukur, menghargai betapa besar jasa para pahlawan di masa itu telah rela berkorban mencurahkan semua tenaga dan pikiran untuk b

Tiga Kebahagian Dalam Berumah Tangga

Oleh : Imam Agus Taufiq Manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang sempurna.  Kesempurnaan manusia dalam makhluk ciptaanNya tidak cuma sebuah kebanggaan, tetapi kesumpurnaan tadi harus kita rawat dan kita syukuri. Syukur di sini adalah dengan memaksimalkan nikmat untuk arah ketaatan kepadaNya.   Selain manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna,  Allah selaku sang pencipta juga menciptakan manusia untuk berpasang-pasangan.  Ada laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal.  Dan proses saling mengenal akan mempunyai lipat ganda apabila diwujudkan dengan ikatan pernikahan secara sah menurut agama dan undang-undang pemerintahan.  Bersambung... 

Hari Santri Nasional 2020

 Oleh : Imam Agus Taufiq Hari ini, Kamis 22 Oktober 2020 kita memperingati Hari Santri Nasional.  Tak terasa lima tahun sudah peringatan HSN kita rayakan dengan upacara bendera.  Peringatan HSN ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober melalui Kepres Nomor 22 tahun 2015. Keputusan tersebut ternyata ditanda tangani Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 Oktober 2015 . Dasar Kepres adalah pasal 4 ayat 1 UUD Negara Indonesia tahun 1945.  Penetapan HSN oleh presiden Joko Widodo ternyata mengacu pada beberapa pertimbangan. Salah satunya,  diperingati HSN 22 Oktober karena merujuk pada ditetapkannya  seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan NKRI dari serangan penjajah.   Peringatan HSN tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.  Karena musim Pandemi yang tak kunjung pergi,  maka peringatan HSN tetap harus mematuhi

Antara Sok Sibuk dan Impian Menulis Buku

  Oleh Imam Agus Taufiq “ Saya gemar menulis karena saya ingin berbagi manfaa t” (Gus Nadirsyah Hosen)   Dewasa saat ini, saya merasakan banyak orang yang merasa sok sibuk. Sok sibuk dalam segala hal. Sok sibuk sebanarnya menurut saya ada dua tipe. Petama “Sok sibuk” yang sebenarnya atau memang sibuk beneran. Kedua “Sok sibuk” yang sebenarnya tidak sibuk atau sok gaya menyibukkan diri. Pada tipe pertama, orang ini memang sibuk, tetapi gaya sibuknya terlalu berlebihan. Sehingga dia merasa tidak ada yang membandinginya. Sebenarnya apa yang mereka lakukan benar, tetapi melihat orang yang diajak bicara atau yang melihat menjadikan bagaimana begitu. Tipe yang kedua, sok sibuk yang sebenarnya tidak sibuk atau menyibukkan diri untuk kedok belaka atau terkesan dibuat-buat. Terkdang orang menyebut tipe kedua ini dengan sebutan “pengacara” pengangguran banyak acara. Tipe ini lebih parah dari pada tipe yang pertama. Namun tipe ini banyak dialami seseorang dari tipe pertama. Mereka mem

Lima Alam yang Dilalui Manusia

Oleh: Imam Agus Taufiq Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT.  Dan makhluk yang paling sempurna dan paling mulia.  Kesempurnaan dan kemuliaan manusia tidak bisa ditandingi oleh makhluk lainnya, baik yang berada di dunia maupun diakhirat.  Artinya, selain Allah SWT manusialah yang paling mulia dan sempurna.  Karena kesempurnaan manusia , maka sebuah gelar khalifatullah atau mandataris Allah SWT yang ada di muka bumi.  Mengapa derajat manusia sampai begitu mulia dan sempurna dibandingkan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT?  Sebenarnya banyak alasan yang bisa menjawab terkait pertanyaan ini.  Pertama,  karena manusia memiliki sifat-sifat Ilahi yang tidak dimiliki  oleh makhluk lain di bumi.  Kedua,  karena manusia memiliki akal budi,  cipta,  rasa dan karsa yang tidak dimiliki makhluk lain.  Dengan akal budinya manusia dapat membedakan yang baik dan benar,  memiliki kemampuan berpikir,  serta memiliki harga diri.  Ketiga,  karena

Cinta Pertama Kita

Oleh: Imam Agus Taufiq Manusia pasti memiliki hasrat rasa cinta. Bagaimana pun bentuknya, kita pasti merasakannya. Cinta yang teragung dan paling utama adalah kecintaan pada Allah, kepada Rasulullah, dan jihad fisabilillah. Cinta fitri itu cinta pada orang tua, cinta istri pada suami dan sebaliknya, cinta orang tua pada anaknya. Bahkan cinta selain bentuk-bentuk di atas kita pasti memilikinya atau merasakannya. Seiring bergulirnya waktu dan berbagai kejadian, suasana, bentuk dan warna cinta biasanya bisa silih berganti hinggap di hati. Ketika merasakan ujian atau musibah, hati kita bisa berbolak balik. Suatu ketika cinta kita kepada Allah terus berkembang dan bersemi indah dengan bunga-bunga ibadah kepadaNya. Namun ketika hati keruh , kita bisa melupakanNya sama sekali. Suatu ketika rasa cinta kita kepada Rasulullah memuncak, kita sering baca shalawat atau  sering mendatangi majlis Rasulullah untuk bersholawat kepadaNya. Namun ketika ada problem kita bisa melupakanNya.    Berbica

Kebahagiaan itu Ada di sini

 Oleh : Imam Agus Taufiq Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya disampaikan oleh beliau Syaikh Abi Madiin dalam sebuah kitab Tahzib Madarijus Salikin "Orang-orang yang telah benar-benar melakukan hakikat penghambaan atau ubudiyah akan melihat perbuatannya sendiri dari kaca mata riya'. Melihat keadaan dirinya dengan mata curiga. Melihat perkataannya dengan mata tuduhan. Ia lantas menjelaskan bahwa kondisi seperti itu muncul karena semakin besarnya tuntutan kesempurnaan dalam diri seseorang. Semakin tinggi tuntunan dalam hatimu, maka semakin kecillah kamu memandang dirimu sendiri. Dan akan semakin mahal harga yang harus ditunaikan untuk memperoleh tuntutan hatimu itu. " Maka, janganlah hentikan perenungan dan muhasabah diri kita masing-masing. Sungguh banyak lubang yang harus kita waspadai di tengah hidup yang penuh fitnah dan tipu daya ini. Manusia diciptakan dalam keadaan susah payah. Memang itulah ketentuan Allah SWT.  Dalam kitab suci al-Qur'an menyinggung d

Kesaktian Pancasila

 Oleh : Imam Agus Taufiq Hari ini Kamis tanggal 01 Oktober 2020 kita memperingati hari kesaktian Pancasila. Peringatan ini dilakukan secara rutin tidak lain agar masyarakat Indonesia mengetahui sejarah bangsa yang berharga. Di  Indonesia ada dua peringatan terkait Pancasila, yakni 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila dan 1 Oktober ditetapkan sebagai hari kesaktian Pancasila. Namun, mengapa Pancasila sakti? Menurut saya, sebab beberapa kali perjuangan bangsa Indonesia diganggu oleh golongan yang anti terhadap prinsip-prinsip falsafah Pancasila, tetapi usaha yang gigih untuk mempertahankan Pancasila hingga akhirnya diakui sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia tidak sia-sia. Dan ideologi Pancasila kembali dikuatkan pemerintah pasca insiden G 30 S.    Dan ternyata Pancasila dan Islam bukanlah dua hal yang harus dipilih salah satu sambil membuang yang lain.  Keduanya dapat berjalan dan saling mengukuhkan,  tidak bertentangan, dan tidak boleh dipertentangkan. Keduanya tidak saling mengal