Langsung ke konten utama

Naliko Mambu Kiai

 Dening : 

Imam Agus Taufiq



Ora sengojo rikolo awor ibuk-ibuk guyonan  gayeng ngalor-ngidul dilalah obrol babakan kiai. Kerono aku dipekso jelasno opo sing dikarepne, akire yo cancot taliwondo tak jelaske opo sak benere sing tak weruhi.

Wes lumrah opo sak benere, yen ibuk-ibu ngumpul mesti ujung-ujunge rasan-rasan sing dadine maido ora kasanah dadine nimbulne fitnah. Awal mulane ngomong-ngomong kiai si A ngene, si B ngene akire banding-bandingke yo mesti kalah persis koyo lagune Farel Prayoga. 

Langsung wae tak jelaske, yen kiai iku maceme ono telu. Pertama kiai sembur, kedua kiai catur, lan sing terakir kiai tutur.

Maksute kiai sembur iku biasane penggaweane nyembar-nyembure kancane. Kiai catur ngandung maksud kiai sing kiprahe nek dunia politik. Yen kiai tutur ngandung maksud aweh pitutur minongko ajak tumindak bagus amar makruf nahi munkar. 

Sak wuse paham kaitan macame kiai kanti mantuk-mantuk lan ngucap oh iyo... bakno ngono sak temene, ibuk-ibuk sadar diri kanti ngucap bareng"Lek ngono awake dewe ora keno sukur matur sembarangan."

Sak naliko ibuk-ibuk ganti tekon marang aku. Isine pitakon" Lha jenengan masuk kategori sing pundi pak?. Tanpo ndredek lan ora gumetar langsung tak jawab " Lek aku masuk kategori mambu kiai tinimbang kiai mambu. kanti guyu kepingkel-kepingkel lan ibuk-ibuk matur " Wes angel...wes angel." 

*Gambar namung ala kadar pemanis...


Kalidawir, Sabtu Pon 24 September 2022.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu