Langsung ke konten utama

Empat Golongan Manusia

 Oleh :

 Imam Agus Taufiq



Salah satu rukun iman yang harus kita pegang erat adalah iman kepada takdir Allah swt. Karena semua hal yang ada kaitan erat dengan nasib manusia seperti hidup, mati, riski, senang, susah ada digenggaman Allah swt. Ketika manusia masih berupa janin yang ada dalam rahim ibu, Allah swt menitipkan takdir baginya supaya bersungguh-sungguh menjalankan amal saleh dan kebajikan. Manusia disuruh untuk ihtiyar (berusaha) dan Allah swt yang menentukan takdirnya.

Manusia harus tahu bahkan mengerti, bahwa manusia oleh Allah sudah diberikan perangkat lengkap untuk berihtiyar, seperti kepala, mata, hidung, tangan, kaki, otak, dan lain sebagainya. Semua perangkat itu digunakan untuk taat perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam kitab Al-Majalis as-Saniyah karangan syeikh Ahmad Ibnu Syeikh Hijazi al-Fasyani diterangkan tentang empat golongan manusia. المكلفون على اربعة اقسام القسم الاول قوم خلقهم الله تعالى لخدمته ولجنته وهم الانبياء والاولياء والمؤمنون والصالحون

"Golongan pertama adalah kaum yang diciptakan Allah swt supaya berkidmah dan menempati surga-Nya. Seperti para nabi, wali, dan orang-orang yang beriman, dan para saleh."

والقسم الثانى قوم خلقهم الله تعالى لجنته دون خدمته وهم الذين عاشوا كفاراثم خدم لهم بالايمان

"Golongan kedua adalah kaum yang diciptakan Allah swt untuk menempati surga-Nya tetapi tidak untuk berkidmah. Seperti orang-orang yang hidupnya kafir atau selalu maksiat dan akhir hayatnya taubat, menjalankan kebaikan sehingga mati dalam keadaan iman."

والقسم الثالث قوم خلقهم الله تعالى لا لخدمته ولالجنته وهم الكفار الذين يموتون على الكفر حرموا فى الدنيا نعيم الايمان وفى الاخرة يعذبون باالعذاب والهوان

"Golongan ketiga adalah golongan yang diciptakan Allah swt tidak untuk kidmah dan tidak untuk menempati suga-Nya. Seperti orang kafir akhir hidupnya kafir di dunia tak merasakan nikmatnya iman, di akhirat di azab dan dihinakan."

القسم الرابع قوم خلقهم الله تعالى لخدمته دون جنته وهم الذين كانواعاملين بطاعةالله ثم مكربهم

"Golongan yang keempat adalah kaum yang diciptakan Allah swt untuk kidmah dan tak berhak menempati surga-Nya. Yaitu orang-orang taat Allah swt tetapi akhirnya terbujuk, menjauh dari Allah swt sehingga mati keadaan kafir."

Empat golongan manusia di atas dapat dilihat tanda-tandanya di dunia. Tanda-tanda orang yang beruntung akhiratnya, yaitu siapa saja yang Allah swt mudahkan menjalankan amal saleh dan dijauhkan dari perbuata maksiat. Sedangkan tanda-tanda orang yang celaka di akhirat yaitu orang yang sulit untuk beramal saleh dan mudah dalam mengerjakan maksiat penuh dengan gelumuran dosa. 

Semoga Allah swt menjadikan kita hamba yang selalu beriman pada takdir Allah swt, dan termasuk golongan manusia yang sungguh-sungguh dalam menjalankan amal kebajikan dan dijauhkan dari maksiat sehingga termasuk orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin...

Late post, kutbah Jumat 13 Januari 2023.


Kalidawir, 20 Januari 2023. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu