Oleh:
Imam Agus Taufiq
Pagi itu sekitar jam 4 saya sempat sok melihat status teman yang mengabarkan bahwa Munir meninggal. Tanpa basa-basi saya langsung menelpon, untuk memastikan apakah benar saudara Munir meninggal. Dengan lantang, teman saya mengatakan bahwa saudara Munir benar-benar meninggal. Ketepatan teman saya ini rumahnya tak jauh dari rumah almarhum Munir.
Setelah mendapatkan kabar valid sahabat Munir meninggal, saya langsung mengeshare lewat Wa group pasca dengan kalimat istirja' bahwa sahabat atas nama Muhammad Khoirul Munir meninggal dunia. Anggota Wa group sempat tak percaya mengenai berita itu, bahkan mereka mengira berita yang saya kabarkan cuma celeteh humor saja. Tapi ada yang merespon dan bertanya dik Munir sakit apa, atau kecelakaan atau gimana?.
Mengenai sakit apa atau kecelakaan yang jelas bagi saya bahwa berita itu benar mengabarkan bahwa saudara Munir meninggal. Dan saya tak mau berlarut-berlarut dalam masalah meninggalnya kenapa, mengapa agar tak terjadi multi tafsir dan su'udzon.
Sosok Munir terkenal pendiam dan glewah-gleweh (istilah orang Jawa). Sahabat Munir menurut saya adalah sosok yang tekun , rajin, dan istikomah. Di tengah aktivitas sehari-hari, sosok Munir merupakan pemuda yang gigih dan giat berusaha melangkahkan kaki dan hembusan nafasnya untuk tholabul ilmi.
Realitasnya, setiap pagi dia menyempatkan mengajar di sebuah lembaga di bawah naungan ma'arif yang berdomisili di desa betak kecamatan Kalidawir yaitu MI Betak 1 di bawah nahkoda Hj. Istiroif isteri almarhum Dr. H. Muhtarom, M.Ag mantan ketua ma'arif di masanya.
Sepulang dari MI Betak 1, dia juga memanfaatkan waktu luang untuk berbisnis online menawarkan produk dan juga cod-an untuk mengantar belanjaan yang sesuai pesanan. Sehabis berbisnis online, sosok Munir juga mengabdikan diri sebagai guru madrasah diniyah Mahir Ar riyadl di bawah asuhan KH. Ahmad Kusairi. Madrasah ini dekat rumahnya yang berada di sebelah utara rumahnya kurang lebih 100 meter.
Rupanya pengabdian Munir dan berhenti sampai situ saja. Rutinitas setelah Isya', dia juga mengabdi di salah satu pondok pesantren yang ada di Tulungagung timur yaitu pondok pesantren sunan Kalijaga yang berada di desa Kaliwungu Ngunut di bawah asuhan KH. Muhson Hamdani, M.Si selaku tanfidziyah PCNU Tulungagung.
Setiap hembusan nafas dan langkah kakimu selalu engkau gunakan untuk menggapai ridlo Ilahi dan kepergianmu meninggalkan duka yang dalam. Saya bersaksi bahwa engkau adalah orang baik. Ternyata kepergianmu mendahului sahabat-sahabat merupakan bukti bahwa Allah swt lebih sayang kamu. Semoga kepergianmu husnul khatimah, mendapat rahmat dan ampunan dari Allah swt. Semoga kuburmu termasuk dari taman dari taman-taman surga. Cukuplah kepergianmu menjadi pelajaran berharga bagi sahabat-sahabat untuk selalu berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
اللهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرم نزوله ووسع مدخله واغسله باالماء والثلج والبرد ونقه من خطايا كماينق الثوب الابيض من الدنس . اللهم اجعل قبره من رياض الجنان ولاتجعل حفرة من حفر النيران. امين يا رب العالمين.
Kalidawir, 24 Januari 2023.
Komentar
Posting Komentar