Langsung ke konten utama

Literasi Tiada Henti

Oleh:

Imam Agus Taufiq 


Alhamdulillah rasa sukur yang tak terhingga bisa mengikuti kopdar SPK Tulungaagung yang diselenggarakan pada hari Minggu Wage tanggal 15 Oktober 2023 M atau bertepatan pada tanggal 29 Rabi'ul Awal 1445 H. Kopdar SPK Tulungagung hari ini sekaligus sebagai pelepas rasa rindu, setelah lama  hanya bersua lewat medsos anggota SPK Tulungagung. 

Bisa hadir dalam kopdar SPK Tulungagung,  bagi saya merupakan anugerah yang luar biasa. Di tengah jadwal kegiatan yang padat, saya sebisa mungkin  menyempatkan hadir dalam acara kali ini, entah disadari atau tidak tentunya pada acara kopdar pasti ada hal  baru. Kopdar hari ini digelar di perumahan BMW Madani Kav. 16 Bago Jl. MT. Haryono Tulungagung yang sekaligus sebagai markas SPK Tulungagung. Ternyata kopdar ini memang menjadi ruang rindu ruang ilmu.  Saling sapa menjadikan semakin memantapkan  dalam menjalin silaturrahim di antara  anggota SPK Tulungagung. 

Lintas keilmuan, lintas profesi dari  anggota menjadikan lebih intens dan semangat  membumikan literasi di bumi suci Tulungagung bahkan bisa melebarkan sayap di skala nasional. Kendati pun namanya literasi itu mudah diucapkan, tapi butuh praktik nyata, ada kemauan, ada niatan untuk mewujudkan sebuah karya. 

Kopdar kali ini merupakan wujud dari merawat tradisi dan eksistensi diri.  Literasi merupakan merupakan sesuatu yang langka dan tidak disukai banyak orang. Bahkan dari mereka ingin nulis, tapi hanya sebatas ucapan saja. Mudah diucapkan, tapi praktiknya tak mau. 

Wajar yang namanya organisasi atau komunitas apa pun dan di mana pun itu ramainya hanya di acara pelantikan. Tapi setelahnya, mereka yang aktif atau intens tak melebihi 50% atau mereka memang benar-benar ada niatan  tulus di komunitas. Bergabung di komunitas SPK Tulungagung jalani saja prosesnya, soal embel-embel itu yang nomer sekian. Jangan bergabung di komunitas itu untuk kepentingan A, B, C, dan lainnya. 

Bagi saya, kopdar SPK ini untuk mengasah diri,  memompa semangat literasi, menginspirasi diri, menciptakan ide, dan  untuk progres karya selanjutnya untuk jangka panjang. Hal terpenting adalah tulis, tulis, tulis, jangan sampai komunitas SPK Tulungagung tak punya buku solo. Lumrahnya orang hidup memiliki buku tabungan, dan buku nikah. Karya adalah tujuan utama, Gus Dur mengatakan: "Tirakat santri adalah membaca dan ibadah santri yang membekas adalah menulis". 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu