Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Di Dunia Hanya Tiga Hari

 Imam Agus Taufiq Ada berapa hari dalam seminggu? Oh, ternyata bukan ada tujuh hari : Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Namun, pertanyaan ini merupakan perenungan tentang berapa banyak yang sudah kita lakukan di dunia ini. Dalam hari-hari yang kita lewati, berapa banyak amal kita laksanakan. Pertanyaan ini juga berkaitan dengan berapa banyak detik, menit, jam, dan hari yang kita lewati begitu saja. Pertanyaan ini berkaitan dengan hari yang amat pendek bahkan untuk melakukan kebajikan tak kenal hari berikutnya.  Pertanyaan di atas mengarah pada perkataan seorang ulama besar, yaitu Hasan al-Bashri. Menurut Hasan al-Bashri, dunia ini hanya tiga hari : kemarin, hari ini, dan besok. Hari kemarin sudah berlalu bersama apa yang ada di dalamnya. Sedangkan hari esok semoga anda menemuinya. Dan sekarang hari ini adalah milikmu, maka beramallah di dalamnya Subhanallah..., rupanya cukup singkat hari di dunia ini. Hanya ada tiga hari saja. Apabila mengacu pada hari yang jumlahnya

Indahnya Bersama Allah

 Imam Agus Taufiq Manusia terkadang lupa akan apa pemberian Allah. Tak sadar kalau manusia diciptakan Allah diberi kelebihan akal pikiran. Sejenak kita coba pikir dan renungi untaian kalimat Ibnu Qayyim "Ketakwaan pada Allah pasti mendatangkan rezeki. Karena itu, meninggalkan ketakwaan pasti mendatangkan kefakiran."  Siapapun kita, kaya atau miskin, seharusnya harus belajar menyelami makna hikmah tersebut sebagai sebuah peringatan dan teguran. Sebenarnya inti dari kalam hikmah di atas menurut saya ada pada kata takwa.  Ketakwaan akan menjadikan kita merasa cukup meski harta yang kita miliki tidak berlimpah jauh dari harapan. Ketakwaan akan menjadikan seberapapun nilai nominal harta yang kita miliki diberkahi oleh Allah SWT. Dan dari berkah itu menjadikan kehidupan kita bisa berjalan stabil. Meski saja uang atau kemampuan materi kita kurang dari kebutuhan.  Dalam keadaan suka atau duka marilah kita berusaha memelihara dan meningkatkan takwa dengan selalu mendekatkan diri pada

Last Minuter

 Imam Agus Taufiq  "Kebiasaan menunda pekerjaan hingga engkau mempunyai waktu longgar untuk mengerjakannya adalah bagian dari kotoran jiwa" ---Syaikh Ibnu 'Athaillah--- Entah mengapa yang namanya penyakit menunda pekerjaan itu menggrogoti jiwa. Saya yakin semua orang pasti menderita dan saya juga mengalaminya. Dan yang menarik ialah kita sering mengalami kegembiraan saat melakukan suatu pekerjaan, manakala pekerjaan bagi kita belum merupakan  suatu keharusan. Ketika pekerjaan sudah menjadi suatu keharusan, menjadi kewajiban yang harus kita selesaikan dengan target tertentu, tiba-tiba kita merasa ada beban yang membuat kita menunda-nunda. Ada apa ini? Akibat yang ditimbulkan dari menunda-nunda suatu pekerjaan adalah biasanya kita terpaksa mengerjakaannya pada menit-menit terakhir menjelang dead linenya. Akhirnya kita terbiasa  dan mendapat julukan "last minuter", orang yang gemar menyerahkan pekerjaan pada menit terakhir. Berbeda dengan pemain sepak bola kalau me

Secangkir Kopi dari Kang Santri

 Imam Agus Taufiq  "Dua kenikmatan yang banyak manusia terlena di dalamnya, yaitu kesehatan dan kesempatan." (HR. al-Bukhari) "Andai rumahku bagus dan mewah seperti itu, tentu aku bisa tidur nyenyak dan tak perlu lagi khawatir kebanjiran, atau bocor bila turun hujan... " Perasaan takjub dan sedikit penasaran kadang terlintas di benak atau hati kita. Ketika kita duduk di kendaraan pribadi atau ngegrabe yang melaju dari perumahan elit atau melewati jalan raya yang di samping kanan kiri berjajar rumah elite dengan kecepatan sedang, sering kali mata kita menatap keluar jendela, menatap ke semua yang kita lewati dengan mengandai-andai jika memiliki seperti apa yang kita lihat di sepanjang jalan. Dengan membayangkan rumah mewah, mobil bagus dengan segala kelengkapannya, yang membuat kita enak dan nyaman. Belum lagi melihat pemilik rumah keluar dengan pakaian indah menawan dilengkapi dengan perhiasan gemerlap. Subhanallah... andaikan memilikinya... Pertanyaan yang patut ki

Sang Guru Sepanjang Masa

Oleh:  Imam Agus Taufiq Ada apa dengan tanggal 14 Februari, tanggal 14 Februari bagi saya adalah tanggal istimewa. Keistimewaan tanggal ini lantas bukan untuk merayakan hari kasih sayang yang biasa disebut Valentine day. Hari kasih sayang bagi saya adalah setiap hari, berbeda dengan jomblower kasihnya datang justru sayangnya telah pergi. Ternyata, tanggal 14 Februari adalah hari lahir orang istimewa dan guru sepanjang masa. Siapakah orang itu? Tak lain adalah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari yang menjadi pendiri NU. Nama lengkap Hasyim adalah Muhammad Hasyim Asy'ari. Beliau dilahirkan pada tanggal 24 Dzulqa'dah 1287/ 14 Februari 1871 di desa Gedang, Jombang, Jawa Timur, dari keluarga elite Jawa.  Beliau juga berasal dari keluarga Basyaiban yang masih memiliki hubungan keturunan dengan para da'i Arab dari Ahl al-Bait yang datang membawa Islam di Asia Tenggara pada Abad ke-14 H. Beliau lahir di pesantren milik kakeknya dari pihak ibu, yaitu kyai Usman yang didirikan pada

Tradisi Mulia di Bulan Rajab

 Imam Agus Taufiq Seiring berjalannya waktu dan aktivitas sehari-hari tak terasa hari ini kita memasuki bulan agung nan mulia yaitu bulan Rajab. Bulan Rajab kali ini berbeda dengan dengan Rajab sebelumnya,  sebab bulan Rajab ini suasana Pandemi Covid-19 yang harus kita cegah bersama dengan taat protokol kesehatan dalam menjalankan rutinitas sehari-hari demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Bulan Rajab adalah bulan agung nan mulia. Ternyata dalam bulan ini, banyak keutamaan ibadah yang dapat kita raih. Kemuliaan bulan Rajab diantaranya adalah disyariatkannya perintah salat lima waktu yang diberikan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj. Di bulan istimewa ini, umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah seperti salat, puasa, salawat, istighfar, dan amalan-amalan lainnya. Semua rangkaian ibadah tadi diniatkan hanya ingin mengharapkan ridla Allah SWT dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Bulan Rajab merupakan bulan ke tu

Membaca Bukan Sekadar Mengeja Kata

 Imam Agus Taufiq  "Kalimat boleh terhapus, gagasan boleh dibungkam, tetapi imajinasi tetap abadi" ---Gus Nadir--- Saat kita membaca sebuah tulisan, sebenarnya apa yang kita cari dari bacaan itu ? Apakah sekadar hiburan ? Atau ingin dapat info baru ? Nampaknya, gus Nadir memberikan bocoran dari aktivitas membaca. Menurut gus Nadir, dalam aktivitas membaca hendaknya carilah jiwa penulisnya, raih imajinasinya, dan resapi energinya.  Tulisan yang bagus adalah tulisan yang menyodorkan jiwa pemilik kata dan kalimat pembacanya. Ketika membeli buku, bukan saja kertas dan tinta yang dibeli. Saat membaca sebuah untaian kalimat, bukan saja ejaan huruf yang kita tangkap dalam pikiran. Bisakah kita menyelami jiwa penulisnya ? Sebenarnya untaian kata dan rangkaian kalimat yang telah dilepaskan oleh penulis dari jemarinya adalah bagian dari jiwa penulis yang diserahkannya kepada pembaca.  Tulisan yang baik ala gus Nadir adalah tulisan yang bisa mengajak berkelana dalam imajinasi kita. Kita

Santri Sekarang Aset Masa Depan

 Imam Agus Taufiq Di zaman milenial yang berbasis serba teknologi perlu untuk mendidik generasi dengan didikan yang fit and proper test. Ada yang mengatakan ini zaman adalah zaman fitnah, zaman edan. Namun, nampaknya mendidik untuk menyiapkan generasi yang tangguh lebih penting dan harus dipersiapkan yang matang agar tak tergerus derasnya arus zaman.  Mendidik untuk mempersiapkan generasi yang gemilang tak cuma cukup transfer pengetahuan, tetapi juga transfer nilai. Perlu pendidikan karakter, uswah hasanah yang kokoh sehingga ibarat bangunan sudah memiliki pondasi yang kokoh. Mau dibangun lantai berapa pun pondasinya masih kekar dan kuat bertahan. Anak adalah amanah, titipan dari yang Maha Agung yang harus  dirawat dan dijaga. Dan atas amanah yang diberikan Allah pasti dimintai pertanggung jawabannya. Maka dengan amanah yang diberikan Allah sebisa mungkin harus kita tunaikan. Setelah pertama kali kita kenalkan anak kita dengan imanisasi secara yakin, maka selanjutnya anak dididik atas

Stop Maksiat

 Imam Agus Taufiq Allah SWT sebagai Sang khaliq dan pemegang kekuasaan jagad raya ini telah menciptakan segala sesuatu atas kehendakNya.  Dalam hal penciptaan sesuatu yang ada di muka bumi ini sangat mudah bagiNya. Realitanya bahwa dalam menciptakan sesuatu selalu berpasang-pasangan, ada kebaikan dan keburukan, kuat dan lemah, menang dan kalah, ketaatan dan kemaksiatan. Manusia tak lepas dari pada maksiat, baik di situ mempunyai kadar banyak ataupun sedikit.   Maksiat tidak selalu identik dengan tindakan yang melanggar asusila.  Sebenarnya, apa sih yang namanya maksiat itu ? Menurut bahasa arab maksiat asal katanya عصى يعصى  yang mempunyai arti menentang, melanggar, mendurhakai, dan melanggar. Sedangkan menurut KBBI maksiat adalah perbuatan yang melanggar perintah Allah, perbuatan dosa (tercela, buruk, dan sebagainya). Dalam arti apabila kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan otomatis telah bermaksiat kepada Allah.  Pencari ilmu dan mereka yang haus akan ilmu, hendaknya ha