Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Menjemput Pahala di Hari Asyura

  Imam Agus Taufiq Hari ini tepatnya Sabtu 29 Agustus 2020  umat Islam seluruh penjuru dunia telah memperingati hari Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram 1442 H. Dan bulan Muharram ini merupakan bulan mulia sebagaimana dijelaskan di surat at-Taubah : 36 " Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah SWT ada dua belas, dalam ketetapan Allah SWT Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat iti, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasannya Allah SWT beserta orang-orang yang bertakwa."  Dan empat bulan itu dijelaskan oleh baginda Agung Rasulullah SAW dalam hadits Bukhori-Muslim yang artinya : "Setahun berputar sebagaimana keadaan sejak Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulan berturut-turut yaitu Dzu

Tradisi Pitonan Sang Anak

  Imam Agus Taufiq Minggu tepatnya 23 Agustus 2020 keluarga kami menggelar acara Tedhak siten putra kedua yang bernama “Kayyisa Zhafira Azhari ”. Dalam rangkaian acara ini,   pertama saya rayakan dengan khotmil Qur’an. Khotmil Qur’an kali ini dengan mengundang tetangga dan jamaah rutin tiap Minggu Wage yang anggotanya berjumlah 40 orang. Setelah tamu undangan dan anggota jamaah sudah hadir, acara khotmil Qur’an dibuka oleh bapak Slamet Riadi tepat pada pukul 14.00. Dan dilanjutkan iftitah ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat nabi, para wali, syuhada’, sholikin, para guru, para leluhur shokibul bait, dan terkusus pada ruh dan jasad “Kayyisa Zhafira Azhari’. Dan acara selesai pada pukul 15.30 diakhiri dengan doa khotmil Qur’an. Dalam rangkaian khotmil Qur’an tadi tak lain adalah wasilah dan meminta pada Allah SWT, semoga putra kami yang bernama “Kayyisa Zhafira Azhari” diberi ketetapan Iman, Islam, Ihsan. Selain itu dimaksudkan supaya menjadi anak yang sholikah

Tradisi Mulia Sambut Bulan Muharram

  Imam Agus Taufiq   Alhamdulilah, hari ini kita berada di penghujung detik-detik akhir tahun hijriyah dan sebentar lagi akan memasuki tahun baru Muharram 1442 H tepatnya Kamis 20 Agustus 2020. Orang Jawa menyebut bulan Muharram dengan “Sasi Suro” dan terdapat peristiwa agung di dalamnya yang disebut “Bodo Suro”. Bagi masyarakat agamis, Muharram memang menjadi momentum mulia karena menjadi   bulan pembuka tahun baru. Wajar bila dalam kondisi ini ada yang menyebut sebagai hari raya umat Islam. Dan tak lain alasanya     adalah karena banyak kenangan yang terdapat dalam bulan Muharram. Dari mana penjelasan   “Hari Raya Suro” di dapat? Penjelasan mengenai kemuliaan   bulan Muharram ini ditulis oleh beliau sang maha guru KH. Sholeh Darat pada bulan Muharram   tahun 1317 H. Apabila kita lihat dari penanggalan Jawa online, 1 Muharram 1317 H jatuh pada hari Jumat Pon 12 Mei 1899 M atau 1 Suro 1829 (Jawa). Jika kita hitung sekarang kita berada di tahun 2020, maka kitab karya KH. Sholeh Da

Sang Religius Nasionalis

  Imam Agus Taufiq   Hari ini tepatnya Senin 17 Agustus 2020, kita warga negara Indonesia memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 dengan tema Indonesia maju. Kemerdekaan saat ini yang kita rayakan, nikmati tak terlepas dari perjuangan para pahlawan yang berjuang dengan gigih mengusir para penjajah sampai titik darah penghabisan. Dan atas berkat rahmat Allah SWT maka penjajahan di muka bumi Indonesia dapat terhapuskan. Moment peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia biasanya kita peringati dengan upacara bendera dengan mengibarkan sang saka merah putih secara masal, nampaknya harus diwakili sebagian orang. Tujuannya tak lain adalah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Maka sosial distancing dan pysical distancing tetap diterapkan untuk menghindari kerumunan dalam jumlah banyak. Musim Pandemi bukan menjadi penghalang untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dan sekali merdeka tetap merdeka. Sejenak marilah kita melek sejarah tentang s

Menggapai Sukses Tidak Cukup Modal Semangat

    Imam Agus Taufiq   Manusia adalah makhluk yang sempurna, kesempurnaan manusia dibanding makhluk lain adalah manusia diberi akal untuk berpikir dan bertindak. Demi mewujudkan makhluk yang berpikir dan bertindak adalah dengan bersyukur. Bersyukur di sini mempunyai arti memaksimalkan nikmat atas pemberian Allah SWT untuk menggapai ketaatan kepadaNya. Salah satunya dengan semangat hidup. Mengapa semangat hidup itu sangat penting? Tidak lain adalah untuk mewujudkan hidup yang luar biasa. Namun, untuk menuju kesuksesan   tidak cukup cuma bermodal semangat saja. Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan untuk meraih kesuksesan. Dalam hal ini saya akan menggunakan contoh penggali sumur. Pernahkah kita melihat orang menggali sumur untuk mendapatkan sumber mata air? Kalau pernah, menurut saya ada beberapa syarat meraih sukses, yaitu merencanakan, melaksanakan, konsisten/ istiqomah, sabar, dan fokus. Tidak akan ketemu air jika penggalian sumur setelah melakukan penggalian 2 meter

Besar Tanpa Batas

Oleh : Imam Agus Taufiq Kita tidak pernah bisa memilih dilahirkan oleh siapa dan di lingkungan yang   bagaimana. Tetapi kita bisa memilih untuk mengubah lingkungan menjadi apa dan kemudian bercita-cita mengubah lingkungan kita menjadi lebih baik. Arti mengubah di sini bisa menjadikan yang ada menuju perbaikan atau dengan hijrah   ke lingkungan yang bisa mengubah kita menuju ke jalan kebaikan. Mungkin saja hari ini kita hanyalah seorang buruh, petani, guru honorer, atau seorang satpam. Tapi percayalah! Hal itu bukanlah yang menentukan kita menjadi orang besar atau tidak. Dalam status sosial memang pekerjaan seperti itu dikategorikan sebagai orang kecil. Tetapi dengan keberadaan tersebut bukanlah sesuatu yang menghalangi seseorang untuk menjadi besar dan hebat.  Bukanlah mereka yang duduk dengan status sosial yang tinggi adalah orang besar. Tetapi kebesaran seseorang itu ditentukan oleh pesona keluhuran dirinya. Manusia luhur yang akan menjadi orang besar adalah mereka yang menemuk

Ketika Malam Jumat Tiba

Oleh : Imam Agus Taufiq   Dua puluh tujuh tahun sudah saya ditinggal sang   ayah.   Tak terasa seiring waktu silih berganti kelihatannya tidak terasa lama. Ketika itu saya sedang belajar mengaji al-Qur’an ke kyai Rohani yang berada di dusun Plenggrong desa Tiudan kecamatan Gondang. Sehabis selesai jamaah sholat Asar datanglah   seorang saudara untuk menjemput saya di tempat mengaji dan memberikan kabar kalau sang ayah meninggal. Ayah meninggal karena sakit.   Dan saya masih duduk di bangku TK Al-Khodijah Tiudan Gondang. Sepeninggal sang ayah, saya diasuh oleh ibu. Sungguh luar biasa sang ibu dalam mendidik, merawat meneruskan estafet perjuangan sang ayah. Ketika itu anak-anak masih kecil, saya tahu persis betapa besar pengorbanan ibu bekerja keras untuk mencari nafkah dan menyekolahkan. Sehingga sampai di jenjang perguruaan tinggi.   Sungguh luar biasa perjuangan ibu. Ketika merawat dan mendidik kami, beliau pernah ditawari seseorang untuk menikah lagi. Saya pun sontak kaget. Ter

Meluangkan Waktu

Oleh : Imam Agus Taufiq Waktu terus mengalir, umur terus berkurang. Melewatinya secara sia-sia tak dapat terlunasi selamanya. Hari Rabu barang kali akan datang lagi pada minggu-minggu berikutnya. Namun Rabu hari ini dan yang sudah lewat tak akan berulang datang kembali. Itulah mengapa waktu diibaratkan seperti pedang bila tak pandai menggunakannya ia akan melukai pemiliknya. Tak kalah menariknya sang motivator handal yang sudah fit and proper test yaitu Dr. Ngainun Naim, tidak bosan-bosan selalu istiqomah menebar energi positif di dunia literasi. Setiap hari beliau memberikan suntikan energi positif ke publik, dan kususnya di GWA yang beliau bentuk. Suntikan demi suntikan yang beliau berikan selalu memberikan semangat untuk aksi dengan gaya bahasa mudah dipahami, mengalir, dan sangat renyah. Pada video youtube sesi 6 Ngaji literasi memberdayakan diri menjadi manusia yang penuh potensi, beliau mengulas mengapa biasanya seseorang tidak menulis ? satu alasan tidak sempat, tidak memili

Jangan Ambisi Mendahului Kodrat

Oleh: Imam Agus Taufiq     Perlu dan penting manusia merambah ke jalan hidup di atas jalur yang didesain Allah SWT. Sebab Allahlah sebagai arsitek tunggal alam jagad raya ini pasti tahu benar bagaimana semestinya setiap komponen alam meniti fungsi dan keberadaannya. Agak tak jauh beda dengan seperangkat komputer yang memberikan aturan sistem kerja dan penggunaannya adalah sang desainernya sendiri. Namanya manusia menurut saya tetap mulia dibandingkan komputer. Seorang pakar berpendapat bahwa kepala manusia adalah peralatan tercanggih di antara komputer yang canggih. Sehingga untuk membuat komputer secanggih kepala manusia diperlukan perangkat sebesar bola bumi? Itu sama halnya dengan sebuah ketidak mungkinan.  Sesuatu yang luar biasa tentunya harus ditangani oleh yang Maha luar biasa, yaitu Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta. Sudah selayaknya bahwa bagaimana manusia hidup dan berkehidupan tidak mungkin hanya diatasi oleh sesuatu yang biasa-biasa saja yaitu manusia sendiri, y