Langsung ke konten utama

Sang Religius Nasionalis

 

Imam Agus Taufiq


 


Hari ini tepatnya Senin 17 Agustus 2020, kita warga negara Indonesia memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 dengan tema Indonesia maju. Kemerdekaan saat ini yang kita rayakan, nikmati tak terlepas dari perjuangan para pahlawan yang berjuang dengan gigih mengusir para penjajah sampai titik darah penghabisan. Dan atas berkat rahmat Allah SWT maka penjajahan di muka bumi Indonesia dapat terhapuskan.

Moment peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia biasanya kita peringati dengan upacara bendera dengan mengibarkan sang saka merah putih secara masal, nampaknya harus diwakili sebagian orang. Tujuannya tak lain adalah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Maka sosial distancing dan pysical distancing tetap diterapkan untuk menghindari kerumunan dalam jumlah banyak.

Musim Pandemi bukan menjadi penghalang untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dan sekali merdeka tetap merdeka. Sejenak marilah kita melek sejarah tentang sang religius nasionalis. Beliau dengan semangat membara sebagai bukti cinta tanah air dan kemerdekaan juga memberikan sumbangsih melalui lagu hari merdeka atau 17 Agustus 1945 sekaligus sebagai lagu wajib. Kiranya setiap orang hafal dengan lagu ini dan menyanyikannya secara rutin pada moment upacara memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Sipakah sebenarnya sang religius nasionalis itu?

Beliau adalah H Mutahar, tulisan H di depan bukan Haji Mutahar. Melain Habib Husein Mutahar. Dalam definisi umum, habib adalah seorang yang dicintai, atau keturunan dari Rasulullah SAW. H. Mutahar memiliki nama lengkap Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad al-Mutahar atau lebih dikenal dengan nama H. Mutahar. Dia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 5 Agustus 1916 M. Dan meninggal di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun.

H Mutahar adalah sang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu kebangsaan dan anak-anak. Ternyata banyak lagu ciptaanya yang menempel di benak kita dan anak-anak sekolah, menurut saya karena mudah dihafal dan mengibarkan semangat nasionalisme dan penuh dengan nilai-nilai kebaikan.

Lagu yang populer adalah hymne syukur diperkenalkan pada bulan Januari 1945 dan disusul mars Hari Merdeka 1946. Adapun teks lagu Hymne Syukur berbunyi:

Dari yakinku teguh

Hati ikhlasku penuh

Akan karuniamu

Tanah air pusaka

Indonesia merdeka

Syukur aku sembahkan

Kehadiratmu Tuhan

Inilah lagu karangan H Mutahar yang nasabnya masih keturunan Rasulullah SAW dan beliau masih pamanya Habib Umar Mutohar, S H Semarang. Dan akhirnya oleh pemerintah saat itu diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olahraga. Terakhir beliau dipercaya sebagai Duta Besar Vatikan yang berpenduduk Katholik. Beliau tidak larut dengan kondisi yang ada di Vatikan, justru beliau dapat membangun masjid.

Satu hal yang menarik dari Habib Husein Mutahar dalam menyusun lagu Hari Merdeka. Beliau sedang duduk dan mendengar adzan shalat Dzuhur. Ketika adzan sampai kalimat hayya alas shalah, terngiang suara adzan. Sampai  habis sholat berjamaah, beliau masih terngiang. Alhasil hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada “S” nya, “A” nya, “H” nya.

Dan kemudian pena berjalan, maka tertulislah lagu Merdeka yang berbunyi:

17 Agustus tahun 45

Itulah hari kemerdekaan kita

Hari merdeka nusa dan bangsa

Hari lahirnya bangsa Indonesia

Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka

Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap setia tetap setia

Mempertahankan Indonesia

Kita tetap setia tetap setia

Membela negara kita

Ternyata dengan melihat karya beliau, menunjukkan bahwa ulama, kyai, habaib mempunyai andil besar dalam pembinaan patriotisme bangsa dan faktanya ada skenario pengkaburan sejarah. Maka mulai sekarang kita terangkan sejarah dengan utuh, jangan dipotong-potong. Dan semoga para pahlawan yang telah gugur diampuni segala dosa-dosanya dan diterima amal perbuatannya, dan tergolong syuhada’. Aamiin...



Kalidawir, 17 Agustus 2020.

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu