Langsung ke konten utama

Jangan Ambisi Mendahului Kodrat





Oleh: Imam Agus Taufiq


 

 

Perlu dan penting manusia merambah ke jalan hidup di atas jalur yang didesain Allah SWT. Sebab Allahlah sebagai arsitek tunggal alam jagad raya ini pasti tahu benar bagaimana semestinya setiap komponen alam meniti fungsi dan keberadaannya. Agak tak jauh beda dengan seperangkat komputer yang memberikan aturan sistem kerja dan penggunaannya adalah sang desainernya sendiri. Namanya manusia menurut saya tetap mulia dibandingkan komputer. Seorang pakar berpendapat bahwa kepala manusia adalah peralatan tercanggih di antara komputer yang canggih. Sehingga untuk membuat komputer secanggih kepala manusia diperlukan perangkat sebesar bola bumi? Itu sama halnya dengan sebuah ketidak mungkinan. 

Sesuatu yang luar biasa tentunya harus ditangani oleh yang Maha luar biasa, yaitu Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta. Sudah selayaknya bahwa bagaimana manusia hidup dan berkehidupan tidak mungkin hanya diatasi oleh sesuatu yang biasa-biasa saja yaitu manusia sendiri, yang ahli di bidang kemanusiaan hanya Allah semata tanpa ada sekutu baginya. Berangkat dari sini, manusia sepantasnya mengakui akan kelemahannya dengan jujur. Sebaiknya manusia tidak mudah menyerahkan tata kehidupan kepada manusia. Sebab mereka hanyalah mengikuti nafsu dan prasangka belaka. Mereka bukan Core of The Core ( ahlinya ahli ). Dan apabila suatu urusan masalah penting berupa tata kehidupan diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya ahli, maka tinggal menunggu detik-detik kehancurannya. Contoh realnya adalah ajaran Marxisme. Sudah berpuluh tahun paham ini ditimang-timang oleh pendukungnya sebagai alternatif dari kapitalisme. Tetapi faktanya sudah tidak didengar lagi gaung gemanya. Justru tumbang berantakan ibarat terkena imbas angin puting beliung . Dan ternyata ajaran itu tidak lebih baik dengan pendahulunya. 

Namun, bukan berarti ajaran kapitalisme yang masih bisa eksis hari kini itu baik, apalagi benar. Menurut saya kedua-duanya itu batil. Tunggulah sebentar lagi. Kapitalisme akan menyusul ke liang kubur.  Persoalannya hanya masalah waktu saja. Kenapa saya berani berani mengatakan seperti itu ? Sebab ajaran kapitalisme tidak mengajarkan kebahagiaan dan kedamaian. Kesenangan sesaat yang dijanjikan. Faktor inilah yang membuatnya lebih unggul dari komunisme yang hanya membuahkan kesengsaraan. Di saat kritis dan manusia kebingungan mencari pegangan hidup yang menjamin kebahagiaan, maka kita tidak ragu menyodorkan agama Islam sebagai nominator. Hanya saja yang menjadi masalah adalah bagaimana mempromosikan Islam di tengah khalayak dunia. Bagaimana Islam perlu pendukung yang benar-benar meyakini sebagai alternatif jalan yang terbaik dan benar. Pendukung semacam ini dicontohkan Rasulullah selama masa berdakwah, beliau mampu merakit dan meramu strategi dakwah yang luar biasa dan hasilnya Islam berkibar memancarkan kedamaian, kebahagiaan ke segala arah.

Tentu hal itu tidak datang dengan serta-merta. Perlu keseriusan, kerja nyata tak kenal lelah, dan pantang menyerah. Dari sini kita perlu mengkaji ulang, napak tilas bagaimana perjalanan Rasulullah SAW yang jelas-jelas beliau sebagai Uswah hasanah (suri tauladan yang baik). Bagaimanapun setiap muslim bercita-cita mengibarkan Islam di bumi Allah SWT ini. Mengibarkan Islam yang berarti menebar kedamaian dan kebahagiaan. Dan semoga apa yang ditunggu oleh segenap manusia sebagai Islam yang datang untuk menghadirkan kebahagiaan seluruh umat manusia bisa terwujud.

Mungkin ada bertanya, apakah kebahagiaan bisa terwujud setelah Islam nyata-nyata berkibar ? Apakah itu  bukan berarti penundaan kebahagiaan hingga waktu sampai kapan ? Sebenarnya kebahagiaan yang dijanjikan Allah SWT sudah dirasakan sejak seseorang menyatakan ikrar masuk Islam, dalam arti pasrah menurut kehendak Allah SWT. Sekalipun belum mampu melaksanakan secara totalitas, namun upaya sekuat tenaga untuk menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari telah memberikan nilai tersendiri. Ibarat benih, Islam memerlukan ladang subur agar sempurna. Jika ladang subur belum ada, maka benih tetap kita tabur. Apapun hasilnya, itulah kebahagiaan yang kita petik. Sementara itu, usaha menata petak lahan subur senantiasa kita lakukan tanpa henti dan tak mengenal lelah. InsyaAllah masih ada harapan tetesan kebahagiaan dambaan manusia. Dari pada kita tabur benih ajaran nafsu angkara murka rakitan manusia.

Diantaranya adalah dengan memeperbanyak istighfar atas segala kesalahan, baik sengaja atau tidak, dalam mengemban perjuangan li i’la likalimatillah. Dengan itu mudah-mudahan kita tetap bisa menjaga agar Allah SWT tersenyum pada kita. Senyum Allah SWT berarti kebahagiaan bagi yang diberikan senyum. Senyum Allah SWT menimbulkan getaran bahagia ke segala penjuru jiwa. Cemberut Allah SWT  akan mengakibatkan keresahan dan kegersangan jiwa..senyum dan cemberut hanyalah sebuah lambang. Senyum-Nya berarti ridha terhadap langkah perbuatan yang kita lakukan, sedangkan cemberut-Nya  berarti ghadhab atas segala perbuatan yang menyimpang dari tuntunan-Nya. Cara yang cepat agar Allah SWT sudi dekat setelah kita melakukan dosa-dosa adalah dengan jalan taubat. Salah satu unsurnya dengan memperbanyak istighfar. Betapa bahagianya bila kita bisa menjaga kestabilan hubungan dengan Allah SWT. Jika Dia selalu tersenyum, jiwa kita akan selalu senyum bahagia. Semoga kita menjadi hamba yang selalu dekat dengan-Nya dalam keadaan susah dan gembira, sembunyi dan terang-terangan guna mencapai ridha-Nya. Aamiin...


Kalidawir, 05 Agustus 2020.

 


Komentar

  1. Nasihat yang sungguh keren Bapak. Banyak dari kita yang lupa, siapa kita di sini, sehingga sering ingin mendahului iradahNya dibanding dengan iradah kita. Terima kasih, superb.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu