Perlu dan penting manusia merambah ke jalan hidup di atas jalur yang didesain Allah SWT. Sebab Allahlah sebagai arsitek tunggal alam jagad raya ini pasti tahu benar bagaimana semestinya setiap komponen alam meniti fungsi dan keberadaannya. Agak tak jauh beda dengan seperangkat komputer yang memberikan aturan sistem kerja dan penggunaannya adalah sang desainernya sendiri. Namanya manusia menurut saya tetap mulia dibandingkan komputer. Seorang pakar berpendapat bahwa kepala manusia adalah peralatan tercanggih di antara komputer yang canggih. Sehingga untuk membuat komputer secanggih kepala manusia diperlukan perangkat sebesar bola bumi? Itu sama halnya dengan sebuah ketidak mungkinan.
Sesuatu yang luar biasa tentunya harus ditangani oleh yang Maha luar biasa, yaitu Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta. Sudah selayaknya bahwa bagaimana manusia hidup dan berkehidupan tidak mungkin hanya diatasi oleh sesuatu yang biasa-biasa saja yaitu manusia sendiri, yang ahli di bidang kemanusiaan hanya Allah semata tanpa ada sekutu baginya. Berangkat dari sini, manusia sepantasnya mengakui akan kelemahannya dengan jujur. Sebaiknya manusia tidak mudah menyerahkan tata kehidupan kepada manusia. Sebab mereka hanyalah mengikuti nafsu dan prasangka belaka. Mereka bukan Core of The Core ( ahlinya ahli ). Dan apabila suatu urusan masalah penting berupa tata kehidupan diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya ahli, maka tinggal menunggu detik-detik kehancurannya. Contoh realnya adalah ajaran Marxisme. Sudah berpuluh tahun paham ini ditimang-timang oleh pendukungnya sebagai alternatif dari kapitalisme. Tetapi faktanya sudah tidak didengar lagi gaung gemanya. Justru tumbang berantakan ibarat terkena imbas angin puting beliung . Dan ternyata ajaran itu tidak lebih baik dengan pendahulunya.
Namun, bukan berarti ajaran kapitalisme
yang masih bisa eksis hari kini itu baik, apalagi benar. Menurut saya
kedua-duanya itu batil. Tunggulah sebentar lagi. Kapitalisme akan menyusul ke
liang kubur. Persoalannya hanya masalah
waktu saja. Kenapa saya berani berani mengatakan seperti itu ? Sebab ajaran
kapitalisme tidak mengajarkan kebahagiaan dan kedamaian. Kesenangan sesaat yang
dijanjikan. Faktor inilah yang membuatnya lebih unggul dari komunisme yang
hanya membuahkan kesengsaraan. Di saat kritis dan manusia kebingungan mencari
pegangan hidup yang menjamin kebahagiaan, maka kita tidak ragu menyodorkan
agama Islam sebagai nominator. Hanya saja yang menjadi masalah adalah bagaimana
mempromosikan Islam di tengah khalayak dunia. Bagaimana Islam perlu pendukung
yang benar-benar meyakini sebagai alternatif jalan yang terbaik dan benar.
Pendukung semacam ini dicontohkan Rasulullah selama masa berdakwah, beliau
mampu merakit dan meramu strategi dakwah yang luar biasa dan hasilnya Islam
berkibar memancarkan kedamaian, kebahagiaan ke segala arah.
Tentu hal itu tidak datang dengan
serta-merta. Perlu keseriusan, kerja nyata tak kenal lelah, dan pantang
menyerah. Dari sini kita perlu mengkaji ulang, napak tilas bagaimana perjalanan
Rasulullah SAW yang jelas-jelas beliau sebagai Uswah hasanah
(suri tauladan yang baik). Bagaimanapun setiap muslim bercita-cita mengibarkan
Islam di bumi Allah SWT ini. Mengibarkan Islam yang berarti menebar kedamaian
dan kebahagiaan. Dan semoga apa yang ditunggu oleh segenap manusia sebagai
Islam yang datang untuk menghadirkan kebahagiaan seluruh umat manusia bisa
terwujud.
Mungkin ada bertanya, apakah kebahagiaan
bisa terwujud setelah Islam nyata-nyata berkibar ? Apakah itu bukan berarti penundaan kebahagiaan hingga
waktu sampai kapan ? Sebenarnya kebahagiaan yang dijanjikan Allah SWT sudah
dirasakan sejak seseorang menyatakan ikrar masuk Islam, dalam arti pasrah
menurut kehendak Allah SWT. Sekalipun belum mampu melaksanakan secara
totalitas, namun upaya sekuat tenaga untuk menerapkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari telah memberikan nilai tersendiri. Ibarat benih, Islam memerlukan
ladang subur agar sempurna. Jika ladang subur belum ada, maka benih tetap kita
tabur. Apapun hasilnya, itulah kebahagiaan yang kita petik. Sementara itu,
usaha menata petak lahan subur senantiasa kita lakukan tanpa henti dan tak
mengenal lelah. InsyaAllah masih ada harapan tetesan kebahagiaan dambaan
manusia. Dari pada kita tabur benih ajaran nafsu angkara murka rakitan manusia.
Diantaranya adalah dengan memeperbanyak istighfar atas segala kesalahan, baik sengaja atau tidak, dalam mengemban perjuangan li i’la likalimatillah. Dengan itu mudah-mudahan kita tetap bisa menjaga agar Allah SWT tersenyum pada kita. Senyum Allah SWT berarti kebahagiaan bagi yang diberikan senyum. Senyum Allah SWT menimbulkan getaran bahagia ke segala penjuru jiwa. Cemberut Allah SWT akan mengakibatkan keresahan dan kegersangan jiwa..senyum dan cemberut hanyalah sebuah lambang. Senyum-Nya berarti ridha terhadap langkah perbuatan yang kita lakukan, sedangkan cemberut-Nya berarti ghadhab atas segala perbuatan yang menyimpang dari tuntunan-Nya. Cara yang cepat agar Allah SWT sudi dekat setelah kita melakukan dosa-dosa adalah dengan jalan taubat. Salah satu unsurnya dengan memperbanyak istighfar. Betapa bahagianya bila kita bisa menjaga kestabilan hubungan dengan Allah SWT. Jika Dia selalu tersenyum, jiwa kita akan selalu senyum bahagia. Semoga kita menjadi hamba yang selalu dekat dengan-Nya dalam keadaan susah dan gembira, sembunyi dan terang-terangan guna mencapai ridha-Nya. Aamiin...
Kalidawir, 05 Agustus 2020.
Tulisan penuh makna. Mantap
BalasHapusTerima kasih bu...!
BalasHapusNasihat yang sungguh keren Bapak. Banyak dari kita yang lupa, siapa kita di sini, sehingga sering ingin mendahului iradahNya dibanding dengan iradah kita. Terima kasih, superb.
BalasHapus