Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Sikap NU Terhadap Propaganda PKI Dewasa Ini

 Oleh : Imam Agus Taufiq           Hari ini tepatnya 30 September 2020 kita bangsa Indonesia memperingati G 30 S PKI. Peristiwa Gerakan 30 S PKI merupakan peristiwa tragis yang tidak pernah kita lupakan. Peristiwa itu terus diingat, karena peristiwa itu sangat mengerikan, menyakitkan. Sehingga selalu dikenang agar tidak berulang. Berbagai buku catatan dikeluarakan, baik versi pemerintah maupun TNI. Ada pula versi perguruan tinggi baik domestik maupun dari barat yang berpretensi netral walupun sering kali terjebak oleh sudut pandang dan memihak satu sisi. Selain itu muncul berbagai buku versi PKI yang ditulis dalam bentuk memori atau biografi yang semuanya membela diri, terutama tentang ketidak terlibatan mereka dalam peristiwa tragis pada tahun 1965 tersebut.         Situasi tersebut telah membuat masyarakat awam menjadi bingung terutama dari kalangan generasi muda yang tidak ikut menyaksikan dan mengalami peristiwa G 30 S PKI. Sehingga informasi apa pun yang diterima tidak bisa dikonf

Usaha Berucap Baik Berbuat Baik

Oleh :  Agus Taufiq Melihat realitas moral manusia sekarang ini, kususnya para remaja dan anak muda saya sangat prihatin bahkan berani mengambil keputusan bahwa, kerusakan moral yang terjadi telah sampai pada tingkat yang bernama Fitnah Duhaima' yang berarti fitnah dimana harta, darah, dan kemaluan bebas diperjual belikan telah terjadi. Atau bisa dikatakan kita memasuki zaman al-Harj yakni, zaman bercampurnya kebaikan dan keburukan.  Bagi manusia yang beriman, hal ini merupakan suatu masalah besar yang harus diselesaikan dan menguji kita pada kekuatan dan ketangguhan iman.   Pada masa seperti ini, menjadi orang baik semakin sulit. Seperti apa yang ada pada hadits Rasulullah SAW yang artinya :"Akan datang kepada manusia sesuatu masa saat ada orang di antara mereka yang teguh memegang agamnya, maka ia seperti menggenggam bara. (HR. Turmudzi no 2361). Seperti halnya segala penyakit pasti ada obatnya, maka demikian pula halnya dengan masalah yang berupa ujian-ujian beragama. Bagi

FORSIS Tulungagung Sambangi Gunung Budek

  Oleh : Imam Agus Taufiq  Ahad 20 September 2020 tepatnya pukul 13.00 pengurus Dewan Koordinasi Cabang Forum Silaturrahmi Santri (DKC FORSIS) Tulungagung sambangi gunung Budek. Alasan mengapa DKC FORSIS Tulungagung  memilih lokasi di gunung Budek, tak lain adalah untuk mengenalkan destinasi wisata yang ada di bumi Tulungagung tercinta ini. Selain itu, pemilihan destinasi wisata gunung Budek dirasa sangat cocok, nyaman dengan pemandangan terlihat dari atas terbentang sawah dari sisi barat dan selatan gunung Budek dan pemukiman warga dari sisi utara gunung Budek yang sangat indah dengan angin sepoi-sepoi serasa AC alami. Tak kalah pentingnya dalam sambang gunung Budek ini juga ada acara ngopi bareng dan jagongan gayeng untuk kordinasi acara ngaji kebangsaan (bedah buku) yang akan diselenggarakan di Ponpes MIA Moyoketen Tulungagung pada tanggal 1 Nopember 2020. Ngopi bareng dan jagongan gayeng berjalan mengalir, hidup mengenai teknis persiapan sampai detail pelaksanaan pada hari yang tel

Membersihkan Hati yang Kotor

  Oleh : Imam Agus Taufiq Manusia tidak lepas dari yang namanya penyakit, baik penyakit lahir atau penyakit batin. Penyakit lahir biasanya orang lain tidak tahu menahu kalau tidak dikasih kabar atau dengar dari tetangga bahkan tahu  sekilas bagai hembusan angin yang lewat dengan sekejap. Berbeda dengan penyakit batin, orang lain justru lebih tahu lebih dulu dari pada yang bersangkutan. Penyakit batin itu macamnya banyak sekali, mulai dari iri, dengki, hasud, pendemdam, dan lain sebagainya. Penyakit batin atau hati yang kotor harus segera disucikan atau dengan kata lain segera diobati. Pada dasarnya jika seseorang telah mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab penyakit hati, mau tidak mau harus menghindari hal-hal tersebut agar hati menjadi suci atau sehat.  Sebenarnya mengenai penyakit batin atau penyakit hati sudah ada zaman dulu, yaitu pada nabi Adam AS. Dimana anaknya nabi Adam AS yang bernama Habil iri terhadap Qabil. Alhasil dari kejadian itu salah satu anak nabi Nabi Adam AS akhi

Menghindari Pola Pikir Salah Dalam Membimbing Anak

  Oleh : Imam Agus Taufiq “ Terkadang orang tua tidak menyadari kekeliruannya, namun sering melakukannya” (Ir. Hendro, MM) Seorang ibu yang bernama bu Tejo menjawab dengan nada agak malu dan gengsi pertanyaan dari temenya yang bernama yu Ning mengenai anaknya yang pendiam. Wah,,, si Adi memang anaknya seperti itu, seolah seperti anak bisu sehingga ia susah bergaul. Begitu pula kalau berbicara dengan temanya. Lalu teman bu Tejo yang bernama yu Ning membalas. “Apalagi anak saya bu Tejo. Sudah bodoh, malas lagi. Sekiranya masih banyak pembicaraan orang tua mengenai anaknya. Macam-macam kata yang dilontarkan orang tua kepada anaknya yang bersifat gengsi, malu, takut, atau julukan buruk (cap) untuk anak supaya kehormatan, gengsi, dan harga diri orang tua tetap terjaga. Itulah kiranya salah satu cara yang ingin mencari status baik dimata teman-temannya. Dan yang jelas untuk menutupi kemaluannya. Sebenarnya semua bersumber pada satu hal, yaitu rasa takut dan malu. Namun rasa takut d

Jejaring Santri Tegalsari Ponorogo di Tulungagung

Oleh: Imam Agus Taufiq Jejaring Pesantren Tegalsari Ponorogo yang ada di Tulungagung dapat diungkap melalui salah satu ipar Kyai Muhammad Ageng Besari, yaitu Raden Witono/ Syekh Hasan Ghozali yang berkiprah di Tulungagung. Hasil pernikahannya dengan Nyai Jarakan, Syekh Hasan Ghozali memiliki putra-putri antara lain  Kyai Imam Jauhari Mahmud (Notorejo Gondang Tulungagung), Kyai Muntaha (Mbah Muntaha Jarakan Gondang Tulungagung), Kyai Gembrang Serang ( Kyai Ageng Nur Rahmatullah), dan Nyai Robi'ah. Nama lain Syekh Hasan Ghozali Kalangbret, Tulungagung adalah Kyai Ageng Witono atau Kyai Naib Witono atau Kyai Mangun Witono. Mengapa disebut Mbah Witono karena Syekh Hasan Ghozali merupakan sosok yang pertama kali mengadakan kajian-kajian Islam (wiwitane ono: Jawa) di daerah Kalangbret Tulungagung. Syekh Hasan Ghozali sering bersilaturrahmi dengan keluarga-keluarga dari Raden Setro Menggolo ( Syekh Abu Naim Fathullahyang makamnya terletak di barat makam Sentono Lodoyo Blitar) dan Raden Ra

Berburu berkah di Acara Haul

 Oleh : Imam Agus Taufiq Pagi tadi Ahad Kliwon 6 September 2020 habis sholat subuh, saya bergegas siap-siap berangkat ke acara haul ke 12 Almagfirullah romo kyai Rukani bin Abdullah atau yang akrab dengan sebutan M. Doni. Saya berangkat dari rumah pukul 05 pagi  yang mana jalan-jalan mulai dari Joho menuju ke lokasi masih sepi dengan udara dingin. Perjalanan saya sampai lokasi haul tepatnya di dusun Plenggrong desa Tiudan kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung memakan waktu kurang lebih satu jam.  Sesampai di lokasi ternyata acara belum dimulai, dan sayapun langsung masuk  dengan salam, menyapa kepada mereka yang datang duluan sembari menunggu kedatangan santri-santri yang lain. Percakapan demi percakapan berjalan gayeng antara santri lintas generasi karena rentan waktu yang lama tak pernah berjumpa secara langsung, biarpun sering berjumpa lewat jejaring medsos  tetapi rasanya sungguh berbeda dengan tatap muka secara langsung.  Setelah santri, muhibbin, dan sebagian masyarakat tiba da

Menjual Dunia

  Imam Agus Taufiq Manusia adalah mahkluk yang unik dan komplek,  memiliki hasrat dan keinginan, cita-cita serta hal baru dan ekonomi kebahagiaan. Manusia model apa yang tidak ingin bahagia dengan mempunyai harta? Dan manusia bagaimana yang tak bercita-cita mempunyai tempat tinggal luas dan nyaman? Dan siapa yang tak mau kebutuhan tercukupi? Siapa yang menolak memiliki penampilan yang membuat orang menjadi kagum? Itulah semua dari keindahan dunia yang ada pada keinginan setiap orang, termasuk kita tentunya.  "Ad-dunya khadirah khulwah". Dunia itu hijau, manis. Begitulah sebutan Baginda Agung Muhammad SAW tentang keberadaan dunia. Manis, lezat, indah, menarik, memikat, memukau. Hal apalagi yang bisa menyifati kenikmatan dunia. Kenikmatan yang ada penggalan hidup yang pendek, ketimbang kehidupan akhirat yang panjang tiada batas. Kelezatan yang ada potongan perjalanan hanya sebentar dibandingkan perjalanan jauh yang menembus waktu. Allahumma laa 'aisya illal aisyul akhirah.