Langsung ke konten utama

FORSIS Tulungagung Sambangi Gunung Budek

 


Oleh : Imam Agus Taufiq 


Ahad 20 September 2020 tepatnya pukul 13.00 pengurus Dewan Koordinasi Cabang Forum Silaturrahmi Santri (DKC FORSIS) Tulungagung sambangi gunung Budek. Alasan mengapa DKC FORSIS Tulungagung  memilih lokasi di gunung Budek, tak lain adalah untuk mengenalkan destinasi wisata yang ada di bumi Tulungagung tercinta ini.

Selain itu, pemilihan destinasi wisata gunung Budek dirasa sangat cocok, nyaman dengan pemandangan terlihat dari atas terbentang sawah dari sisi barat dan selatan gunung Budek dan pemukiman warga dari sisi utara gunung Budek yang sangat indah dengan angin sepoi-sepoi serasa AC alami.

Tak kalah pentingnya dalam sambang gunung Budek ini juga ada acara ngopi bareng dan jagongan gayeng untuk kordinasi acara ngaji kebangsaan (bedah buku) yang akan diselenggarakan di Ponpes MIA Moyoketen Tulungagung pada tanggal 1 Nopember 2020.

Ngopi bareng dan jagongan gayeng berjalan mengalir, hidup mengenai teknis persiapan sampai detail pelaksanaan pada hari yang telah ditentukan. Angin sepoi-sepoi menghampiri kami dan tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 16.00. Dirasa cukup jagongan gayeng ditutup dengan ramah tamah dan do'a. 

Dengan harapan semoga DKC FORSIS kabupaten Tulungagung selalu exis dengan visi misinya dan dapat mengemban amanah lima tahun ke depan. Semoga  keberkahan, kemanfaatan, kesehatan lahir batin menyertai DKC FORSIS Tulungagung tercinta ini. Aamiin


Kalidawir, Ahad Wage 20 September 2020.

Komentar

  1. Semoga tetap eksis pak agus DKC FORSIS Tulungagung..
    Saya belum pernah ke gunung budek..

    BalasHapus
  2. Aamiin...segera ke sana mas...hehehe

    BalasHapus
  3. Semoga DKC FORSIS Tulungagung menjadi wadah silaturrahim dan keilmuan yang berkah.

    BalasHapus
  4. Aamiin... Sebentar lagi bedah buku. Monggo2 bergabung...

    BalasHapus
  5. Semoga DKC FORSIS Tulungagung makin sukses dalam berkarya

    BalasHapus
  6. Mantap niki.
    Harapan dan do'a terbaik untuk kelancaran semua agendanya.
    Amiin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu