Langsung ke konten utama

Membersihkan Hati yang Kotor

 

Oleh : Imam Agus Taufiq


Manusia tidak lepas dari yang namanya penyakit, baik penyakit lahir atau penyakit batin. Penyakit lahir biasanya orang lain tidak tahu menahu kalau tidak dikasih kabar atau dengar dari tetangga bahkan tahu  sekilas bagai hembusan angin yang lewat dengan sekejap. Berbeda dengan penyakit batin, orang lain justru lebih tahu lebih dulu dari pada yang bersangkutan. Penyakit batin itu macamnya banyak sekali, mulai dari iri, dengki, hasud, pendemdam, dan lain sebagainya. Penyakit batin atau hati yang kotor harus segera disucikan atau dengan kata lain segera diobati. Pada dasarnya jika seseorang telah mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab penyakit hati, mau tidak mau harus menghindari hal-hal tersebut agar hati menjadi suci atau sehat. 

Sebenarnya mengenai penyakit batin atau penyakit hati sudah ada zaman dulu, yaitu pada nabi Adam AS. Dimana anaknya nabi Adam AS yang bernama Habil iri terhadap Qabil. Alhasil dari kejadian itu salah satu anak nabi Nabi Adam AS akhirnya terbunuh. Berkaca dari kejadian itu, sebagai umat Islam harus belajar bagaimana seharusnya umat nabi Muhammad SAW tidak akan terjerumus ke lembah kehinaan dan kesengsaraan. Untuk itu, umat Islam harus membentenginya dengan perilaku positif. Dan hal yang harus ditempuh adalah sebagai berikut.

Pertama sucikan hati dengan ilmu. Jika hati seseorang kotor atau sakit karena kebodohan, maka sucikanlah dengan ilmu. Obat yang paling mujarab adalah ilmu. Seperti apa yang dikatakan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziah "Kesempurnaan hati dapat dicapai setelah ia menggunakan kekuatan ilmu untuk mengetahui kebenaran. Untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dengan menggunakan potensi kemauan dan cinta, hati dapat kebenaran dan mencintainya lebih dari keburukan. Dari sini berarti orang yang tidak mengetahui kebenaran berarti sesat. Seseorang yang mengetahui kebenaran tetapi ia lebih mengutamakan keburukan, maka ia adalah orang yang dimurkai. Dan orang yang mengetahui kebenaran, kemudian ia mengikutinya maka ia termasuk orang yang diberi karunia oleh Allah SWT. 

Kedua mengendalikan hawa nafsu. Dalam hal ini Rosulullah berkata kepada orang-orang yang baru kembali dari medan perang. "Selamat datang, kamu baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad besar." Beliau ditanya, apakah jihad besar itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, jihad melawan hawa nafsu." Nabi juga bersabda, Mujahid sejati adalah orang yang dirinya sendiri demi ketaatan pada Allah SWT. "Tahanlah nafasmu agar tidak merugikan dirimu sendiri, dan janganlah engkau memperturutkan nafsu dengan berbuat maksiat kepada Allah SWT. Sebab jika demikian, ia akan melawanmu pada hari kiamat. Sehingga sebagian dari dirimu mengutuk yang lain, kecuali Allah SWT memberikan ampunan dan memaafkan.

Ketiga menghindari perbuatan maksiat. Ternyata maksiat itu menimbulkan penyakit hati karena perbuatan itu menimbulkan dosa dan harus dihindari. Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziah berkata, jika seseorang berbuat dosa, hatinya yang sebelumnya sehat akan menjadi sakit dan menyimpang dari kebenaran. Hati itu akan terus menerus sakit, kecuali jika diberikan gizi yang menyehatkan kembali. Pengaruh dosa terhadap hati bagaikan pengaruh kesehatan terhadap fisik manusia. Bahkan dosa-dosa itu pun merupakan penyakit hati dan tidak ada obat untuk menyembuhkan kecuali dengan sadar meninggalkan maksiat. Maksiat juga dapat membutakan hati, membutakan pandangan hati, memadamkkan cahaya hati sehingga nenutup jalan bagi masuknya ilmu. Ibnu Al-Qayyim menulis ketika Imam Malik berkata kepada Imam Syafi'i, "Sesungguhnya aku melihat Allah SWT memberikan cahaya dihatimu karena itu janganlah engkau padamkan dengan kegelapan maksiat, cahaya ini dapat terus melemah dan redup. Sedangkan kegelapan maksiat semakin menguat dan pekat hingga kondisi hati seperti malam yang gelap gulita. 

Keempat memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa. Maksiat pasti menimbulkan dosa, dan dosa akan mengotori bahkan mematikan hati. Maha pengampun hanyalah Allah SWT maka dari itu mohonlah ampun dari segala dosa. Kita tahu bahwa rahmat Allah SWT sangat luas, sehingga orang yang bergelumuran dosa janganlah putus asa dari rahmatNya.

Kelima selulu berdzikir kepada Allah SWT. Kalau hati seseorang sedang sakit, kotor bahkan mati karena tak pernah ingat kepada Allah SWT untuk itu maka obatilah, sucikanlah, hidupkanlah dengan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Suara dzikir ibarat tiupan terompet, pertama ia jatuh disekitar kepala sehingga engkau akan mendengar suara seperti terompet. Dzikir adalah penguasa, apabila singgah di suatu tempat, ia akan singgah dengan membawa terompet itu. Sebab dzikir akan menghadang apa saja selain barang yang haq. Maka saya setuju apa yang dikatakan Ibnu Athaillah Al-Sakandari bahwa dzikir ketika menempati suatu tempat, ia akan sibuk meleyapkan segala sesuatu yang menjadi lawannya,  laksana air bertemu api. 

Demikianlah lima resep untuk menjadikan hati tetap bersih dari penyakit batin atau penyakit hati. Semoga kita termasuk umat yang pandai bersyukur guna memaksimalkan pemberianNya untuk selalu taat kepadaNya dan  bisa mensucikan hati menuju cahaya Ilahi. Alhasil hati menjadi lunak dan mudah menerima ilmu demi kebahagiaan, kemanfaatan, keberkahan dunia dan akhirat. Aamiin. Untuk itu perlu menjaga hati jangan sampai terkotori, jagalah hati lentera hidup ini. 


Kalidawir, Rabu Kliwon 16 September 2020.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi ...

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: ูˆุงุทูŠุนูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุงุทูŠุนูˆุง ุงู„ุฑุณูˆู„، ูุฅู† ุชูˆู„ูŠุชู… ูุฅู†ู…ุง ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ู†ุง ุงู„ุจู„ุงุบ ุงู„ู…ุจูŠู†. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan...

Ramadhan Bulan Bebas dari Api Neraka

  Oleh  Imam Agus Taufiq  Sebentar lagi bulan ramadhan tiba, dan alhamdulillah kita umat Islam masih diberi kesempatan menjumpai bulan ramadhan. Hati merasa riang dan gembira menyambut kedatangan bulan suci nan mulia yakni ramadhan. Dalam riwayat hadits disebutkan bahwa: “Barang siapa hatinya gembira menyambut kedatangan bulan ramadhan, maka haram jasadnya atas api neraka”. Pada dasarnya, puasa tidak hanya mengajarkan perihal dahaga dan lapar. Jauh dari itu, di dalamnya juga terdapat ajaran ruhaniyah yang sangat penting untuk diketahui. Dengan berpuasa, seseorang juga diajarkan cara menahan lisan agar tidak mengucapkan hal-hal buruk, dan juga diajarkan menahan diri dari semua nafsu yang bersifat buruk. Sebenarnya, puasa memiliki dua tujuan yang sangat pokok, yaitu melatih diri untuk bisa menerima semua yang telah Allah berikan dengan cara hidup sederhana dan apa adanya; dan  melatih batin  agar biasa terhindar dari segala sifat-sifat yang tercela, seperti sifat ...