Langsung ke konten utama

Berburu berkah di Acara Haul

 Oleh : Imam Agus Taufiq

Pagi tadi Ahad Kliwon 6 September 2020 habis sholat subuh, saya bergegas siap-siap berangkat ke acara haul ke 12 Almagfirullah romo kyai Rukani bin Abdullah atau yang akrab dengan sebutan M. Doni. Saya berangkat dari rumah pukul 05 pagi  yang mana jalan-jalan mulai dari Joho menuju ke lokasi masih sepi dengan udara dingin. Perjalanan saya sampai lokasi haul tepatnya di dusun Plenggrong desa Tiudan kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung memakan waktu kurang lebih satu jam. 

Sesampai di lokasi ternyata acara belum dimulai, dan sayapun langsung masuk  dengan salam, menyapa kepada mereka yang datang duluan sembari menunggu kedatangan santri-santri yang lain. Percakapan demi percakapan berjalan gayeng antara santri lintas generasi karena rentan waktu yang lama tak pernah berjumpa secara langsung, biarpun sering berjumpa lewat jejaring medsos  tetapi rasanya sungguh berbeda dengan tatap muka secara langsung. 

Setelah santri, muhibbin, dan sebagian masyarakat tiba dan jarum jam menunjukkan pukul 06.30, acara sesi pertama yaitu khotmil Qur'an binnadhorpun dimulai dengan iftitah hadiah fatihah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga Nabi, sahabat Nabi, para wali, syuhada, sholikin, para guru, muslimin-muslimat, dan kususnya kepada almagfirullah romo kyai Rukani bin Abdullah. 

Iftitahpun selesai langsung dilanjutkan khotmil Qur'an binnadhor mulai dari juz 1 hingga juz 30 diakhiri dengan doa khotmil Qur'an sampai pukul 12 berjalan lancar tiada halangan suatu apapun.

Dengan harapan wasilah-wasilah dan khotmil Qur'an binnadhor, beliau almagfirullah romo kyai Rukani bin Abdullah benar-benar diakui umatnya baginda Agung Muhammad SAW, diampuni segala kesalahannya, dan diterima semua amal kebaikannya, serta ditempatkan di surgaNya Allah SWT. Dan  santri-santrinya mendapatkan keberkahan ilmu dari almagfirullah romo kyai Rukani bin Abdullah dan meneruskan estafet perjuangan beliau kapanpun, dimanapun kita berada. Aamiin...


Kalidawir, 6 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu