Langsung ke konten utama

Usaha Berucap Baik Berbuat Baik


Oleh :  Agus Taufiq



Melihat realitas moral manusia sekarang ini, kususnya para remaja dan anak muda saya sangat prihatin bahkan berani mengambil keputusan bahwa, kerusakan moral yang terjadi telah sampai pada tingkat yang bernama Fitnah Duhaima' yang berarti fitnah dimana harta, darah, dan kemaluan bebas diperjual belikan telah terjadi. Atau bisa dikatakan kita memasuki zaman al-Harj yakni, zaman bercampurnya kebaikan dan keburukan. 
Bagi manusia yang beriman, hal ini merupakan suatu masalah besar yang harus diselesaikan dan menguji kita pada kekuatan dan ketangguhan iman.  

Pada masa seperti ini, menjadi orang baik semakin sulit. Seperti apa yang ada pada hadits Rasulullah SAW yang artinya :"Akan datang kepada manusia sesuatu masa saat ada orang di antara mereka yang teguh memegang agamnya, maka ia seperti menggenggam bara. (HR. Turmudzi no 2361).
Seperti halnya segala penyakit pasti ada obatnya, maka demikian pula halnya dengan masalah yang berupa ujian-ujian beragama. Bagi kita yang ingin keselamatan diri dan anak-anak kita dari kerusakan moral, maka sebenarnya ada banyak solusi yang disiapkan Allah SWT. 

Di antara solusi itu yang bisa dan mudah dikerjakan adalah mentradisikan ucapan baik dalam lidah kita dikehidupan sehari-hari. Dalam kitab suci kita, ucapan yang baik muncul dalam bahasa al-kalam at-thayyib, al-qaul at-thayyib, qaulan sadidan, dan ahsanu qaulan bila kita cermati pasti bahasa-bahasa ini disebutkan bersama bahasa amal shaleh yang bermakna bahwa dengan ucapan yang baik seseorang akan dibimbing oleh Allah SWT  bisa berbuat baik, yang berarti ia selamat dari keburukan. 

Jadi ucapan yang baik menurut saya adalah kontrol moral yang sangat efektif sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surat al-Ahzab: 70-71 yang artinya : " wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah SWT dan hendaknya mereka mengucapkan yang baik, niscaya Allah SWT akan memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian, dan mengampuni bagi kalian dosa-dosamu..."

Ucapan yang baik harus menghiasi lidah kita. Pertama, membaca kalimat tauhid Laa ilaaha illallah selaku bacaan dzikir yang paling utama dan dengan kalimat tauhid ini hati bisa tenang sekaligus penawar bagi penyakit hati. Dan kalimat tauhid ini kunci dari Surga (Miftahul jannah Laa ilaaha illallah).

Kedua, bacaan al-Qur'an. Membaca al-Qur'an bukan semata-mata karena pahala, tetapi juga terkait dengan keyakinan kita bahwa dengan membaca al-Qur'an berarti mengucapkan kalimat yang baik, berarti kita membangun sistem kontrol diri dalam diri kita. Apalagi al-Qur'an adalah solusi dan obat bagi orang orang mukmin.

Ketiga, bacaan sholawat, istighfar, al-Asmaul husna dan seluruh bacaan yang diajarkan oleh baginda Rosulullah SAW. Sungguh patut kita berterima kasih dan selalu berdo'a semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan berlipat ganda kepada beliau Imam Abdullah bin alawi al- Haddad yang mengumpulkan bacaan-bacaan yang wirid dari Rasulullah SAW dalam suatu kumpulan al-wirid al-lathif dan Rotib al-Haddad. Tanpa kumpulan semacam ini barangkali khalayak umum tidak banyak mengenal dan mengamalkan bacaan-bacaan yang diajarkan secara langsung oleh Rasulullah SAW. 

Keempat, ucapan yang baik. Ucapan yang baik memiliki kriteria salah satunya jujur. Untuk bisa berbuat baik dan terhindar dari keburukan moral, berkata jujur adalah modal utama yang tidak bisa ditawar. Karena kalau tidak jujur otomatis pasti berbohong. Ketika seseorang tidak bisa mengontrol ucapan sehingga berbelok-belok ke sana kemari tanpa arah dari kedustaan satu kedustaan yang lain. Ghibbah, dan adu domba. Maka sebenarnya ia telah menggali lubangnya sendiri. Dan yang digali bukan lubang kematian tapi lebih berbahaya yang digali adalah lubang kehancuran akhlak dan buruknya perilaku. 

Jadi ucapan adalah petunjuk perbuatan, bukan sebaliknya. Maka bagi orang tua yang mendambakan dan berharap generasinya terselamatkan dari fitnah kerusakan moral, maka empat poin di atas menjadi materi wajib yang harus diberikan kepada mereka. Jika situasi keluarga  tidak kondusif untuk itu semua, maka carikanlah untuk mereka pendidikan yang bisa memberikan pelajaran dan menjadikan generasi bisa berucap baik dan berperilaku baik sebagai aktivitas dan kurikulum wajib. Wallahu A'lam. 

Kalidawir, Rabu Pahing 23 September 2020

Komentar

  1. Pesan yg sangat penting.
    Semoga dapat selalu berhati-hati dan mawas diri, utamanya dalam menghadapi segala bentuk fitnah akhiruz zaman.

    BalasHapus
  2. Tulisan yang bagus. Menjadi bahan renungan bagi saya sebagai orang tua

    BalasHapus
  3. Mantab Bapak Agus. Terima kasih siramannya.

    BalasHapus
  4. Asupan dan nutrisi rohani yang maknyus. Keren๐Ÿ‘Œ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: ูˆุงุทูŠุนูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุงุทูŠุนูˆุง ุงู„ุฑุณูˆู„، ูุฅู† ุชูˆู„ูŠุชู… ูุฅู†ู…ุง ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ู†ุง ุงู„ุจู„ุงุบ ุงู„ู…ุจูŠู†. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu