Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Belajar Sepanjang Jalan

 Imam Agus Taufiq "Sukses dalam studi belum menjamin sukses dalam hidup. Pokoknya di luar buku, di luar bangku, di luar kampus, masih ada kampus yang lebih besar, yakni kampus Allah swt. Kita harus banyak belajar." (Gus Miek) Banyak orang beranggapan bahwa singgasana kebahagiaan dan kesuksesan hanya sebatas ditempuh di pendidikan formal. Mulai dari jenjang dasar, menengah, atas dan lanjut perguruan tinggi. Ada juga yang beranggapan bahwa kesuksesan ada pada genggaman ketika kita mampu menjuarai mata pelajaran tertentu. Anggapan itu sah-sah saja dan tak berdosa. Tetapi hal ini bisa menjadi kesalahan apabila kita memberhalakan anggapan tersebut menjadi sebuah keyakinan. Faktamya, tak ada jaminan bahwa juara kelas, juara kampus, juara olimpiade dan lain-lain bisa sukses mengamalkan kemampuannya sekaligus memuluskan langkahnya menuju titik kulminasi kebahagiaan. Ada orang tua yang sejak jauh masa sudah menyiapkan atau mengarahkan anaknya untuk menjadi ini atau itu, dengan langkah

Belajar Menulis adalah Investasi

 Imam Agus Taufiq "From saving cames having. From small begining great thing."  --Gyan C. Fain Kita sering mendengar untuk sekolah memerlukan biaya besar, apalagi sampai dibangku perguruan tingi S-1, S-2, S-3. Namun tak sedikit dari lulusan perguruan tinggi yang bergelar sarjana susah mencari pekerjaan. Kadang bekerja tak sesuai dengan pendidikan kita. Masarakat berpandangan bahwa sekolah dengan pendidikan tinggi justru menambah banyak pengangguran. Doktrin ini tak selalu benar, karena menurut saya sekolah tinggi sebenarnya kita telah melakukan investasi, mungkin suatu saat ilmu yang kita kuasai akan berguna karena kehidupan tidak melulu statis akan tetapi terus berubah.  Contoh sepele ketika kita membeli buku dan membacanya menurut saya sudah investasi. Kita menyerap buku yang kita baca. Apalagi di zaman keterbukaan ini kita dengan mudah mengakses informasi dan segala sumber pengetahuan.  Bagi orang berpendidikan menulis merupakan pekerjaan sehari-hari. Para siswa menulis da

Naliko Mambu Kiai

 Dening :  Imam Agus Taufiq Ora sengojo rikolo awor ibuk-ibuk guyonan  gayeng ngalor-ngidul dilalah obrol babakan kiai. Kerono aku dipekso jelasno opo sing dikarepne, akire yo cancot taliwondo tak jelaske opo sak benere sing tak weruhi. Wes lumrah opo sak benere, yen ibuk-ibu ngumpul mesti ujung-ujunge rasan-rasan sing dadine maido ora kasanah dadine nimbulne fitnah. Awal mulane ngomong-ngomong kiai si A ngene, si B ngene akire banding-bandingke yo mesti kalah persis koyo lagune Farel Prayoga.  Langsung wae tak jelaske, yen kiai iku maceme ono telu. Pertama kiai sembur, kedua kiai catur, lan sing terakir kiai tutur. Maksute kiai sembur iku biasane penggaweane nyembar-nyembure kancane. Kiai catur ngandung maksud kiai sing kiprahe nek dunia politik. Yen kiai tutur ngandung maksud aweh pitutur minongko ajak tumindak bagus amar makruf nahi munkar.  Sak wuse paham kaitan macame kiai kanti mantuk-mantuk lan ngucap oh iyo... bakno ngono sak temene, ibuk-ibuk sadar diri kanti ngucap bareng&quo

Sharing penulisan Kutbah NU Online

  Oleh :  Imam Agus Taufiq Alhamdulillah malam itu tepatnya 30 Maret 2022   berkesempatan untuk mengikuti sharing seasion penulisan kutbah Jumat NU Online. Rasanya moment ini sangat special karena dapat bersua dengan para senior bahkan bisa berkenalan dengan orang-orang hebat. Tiga puluh menit sebelum acara inti dimulai kami saling sapa dan berkenalan, bahkan lagi asik-asiknya   canda tawa waktu bersua harus diakiri. Tak lama kemudian acara inti segera dimulai, acara dipandu langsung oleh sahabat Kendy Setiawan   selaku tim  redaksi NU Online sambil membacakan tata tertib sesion sharing     penulisan kutbah Jumat NU Online. Dirasa cukup untuk pembacaan tata tertib, maka moderator langsung melanjutkan sesi materi yang disampaikan oleh Dr. Nur Rahmat, M.Ag selaku tim ASNUTER PWNU Jawa timur.   Dengan bahasa yang kas dan nyentrik, ustadz Nur Rahmat pertama menyampaikan tentang bekal dan modal bagi penulis kutbah ASWAJA. Ada lima poin penting yang harus dikuasai, diantaranya: Satu, B

Manajemen Waktu

  Oleh : Imam Agus Taufiq Banyak yang sering berkata, "Aku nggak ada waktu !!!", seakan-akan mereka di dalam sebuah kesibukan yang sangat bermanfaat…, akan tetapi kenyataannya ternyata masih banyak waktu kosong mereka...‎ Di lain pihak…banyak pula yang ingin "Membunuh waktu…" karena waktu mereka yang sangat terbuang-buang.., mereka bingung mau diapain waktu tersebut..??!!‎ Waktu itu ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan kebahagiaanmu dan bisa pula menjadi bumerang yang mendatangkan kesengsaraanmu.‎ Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan : الْوَقْتُ سَيْفٌ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ، وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلْتَهَا بِالْحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ "Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan" (Dinukil oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Al-Jawaab Al-Kaafi

Kalam Ijaz sang Guru

 Oleh : Imam Agus Taufiq "Tidak ada orang yang malas, tetapi salah meletakkan prioritas" --Prof. Dr. Ngainun Naim, M.HI Dalam tata bahasa arab ada tiga kategori kalimat, yaitu isim, fi'il, huruf yang sudah lazim kita pahami bersama.  Berbeda dalam istilah balagah. Tata bahasa kalimat dalam ilmu balagah ada 3 yaitu itnab, ijaz, dan musawah. Itnab adalah kalimatnya panjang tapi mengandung arti menyempit. Berbeda dengan Ijaz yaitu kalimatnya sedikit tapi mengandung arti luas. Sedangkan musawah yaitu kalimat dan arti sebanding. Ketika sang guru membuat qoute dengan bahasa ijaz, maka maksud dari qoute itu bisa diartikan dalam arti yang luas. Misalkan sang guru membuat qoute" Tidak ada orang yang malas, tetapi salah meletakkan prioritas" dari qoute itu bisa menimbulkan multi tafsir.  Tafsir dari qoute di atas terserah orang yang memahaminya dan diarahkan ke mana tujuannya. Saya sendiri cenderung ketika ada qoute di atas, maka saya mengartikan bahwa dalam menempuh, men

Jumat Akhir Tahun yang Harus Sat Set

 Oleh : Imam Agus Taufiq Ketepatan Jumat kemarin 29 Juli 2022 lagi santai di rumah. Kebiasaan ketika berada di rumah pagi hari, saya gunakan untuk olahraga santai jalan-jalan sekitar rumah dan  menyapu membersihkan sampah yang ada di sekitar rumah. Bahkan hal ini menjadi rutinitas sekedar untuk mengendorkan otot-otot yang kaku. Tak ketinggalan menemani aktifitas pagi hari secangkir kopi dan jajan gorengan yang masih hangat plus aroma kopi yang penuh cita rasa produk kas warung Sutris Bolorejo Kauman racikan isteri tercinta sambil menyiapkan sarapan sebelum berangkat mengabdi di MI Riyadlotul Uqul Joho 1 yang lokasinya dekat rumah sekitar 200 meter. Di sela-sela membersihkan rumah, isteri berpamitan bersama si sulung untuk berangkat ke sekolah. Aktifitas lanjut  ditemani buah hati yang ke dua usia 2,5 tahun. Sambil senda gurau tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 11.00 wib, berakhir sudah acara bersih-bersih guna persiapan salat Jumat.  Sembari santai menikmati jajan gorengan dan kopi

Di balik Moment Hari yang Fitri

Oleh :  Imam Agus Taufiq Alhamdulillah dengan penuh rasa sukur, tak terasa sudah memasuki hari ke 15 bulan Sawal. Di mana kita tahu, bahwa moment bulan Sawal adalah bulan merayakan atau kemenangan umat Islam setelah satu bulan penuh melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan rangkaian rukun Islam yang harus dijalani bahkan keharusan yang tak boleh terwakili. Bulan puasa yang kita jalani merupakan madrasah Ramadhaniah atau biasa disebut kawah candradimuka yang endingnya menjadikan manusia pilihan atau derajat muttaqin.  Dalam prakteknya, puasa yang kita jalankan itu merupakan menahan lapar dan dahaga dari segala hal yang membatalkannya mulai terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari atau tiba waktu berbuka.  Selain melakasanakan ibadah puasa, tentunya moment madrasah Ramadhaniah ini juga sebagai ajang peningkatan ibadah wajib dan sunnah. Ibadah wajib semisal peningkatan salat lima waktu dengan berjamaah, ibadah sunnah semisal menjalankan salat Tarawih, Witir, dan

Dibalik Ketenaran

 Imam Agus Taufiq Sering kita jumpai ada orang yang menunjukkan sifat " aku ahli". Padahal ia lupa bahwa, dibalik itu semua ada peran orang yang sangat berjasa tetapi tersembunyi. Tersembunyi di sini bukan dalam artian mereka tak punya andil besar dalam menuntun, membimbing, mendoakan untuk menggapai kesuksesan. Bahkan saya mengatakan orang tersembunyi itu adalah segala-galanya. Saya teringat betul dawuh KH. Imron Jamil Pacul Gowang Jombang yang mengatakan : كم من مشهور ببركة المستور  "Banyak orang tenar berkat orang tersembunyi". Kalimat tersebut saya dapatkan ketika ngaji ke beliau. Ternyata banyak filosofi dari kalimat tersebut. Di antaranya ketika belajar sungguh-sungguh kita akan berhasil atau sukses benarkah demikian?

Alamat Palsu

 Imam Agus Taufiq Sengaja saya membuat judul alamat palsu, bukannya untuk mengingat kembali sang penyanyi dangdut Ayu Ting-ting. Tapi ada suatu kejadian yang saya sock  Kejadian itu terjadi pada pukul 19.00 wib tepatnya hari Rabu malam Kamis tanggal 9 Maret 2022. Ketika saya tiba dari desa sebelah mengantar isteri belanja sayur untuk keperluan masak sarapan pagi besok, saya langsung memarkir sepeda motor di tempat biasanya. Tanpa basa-basi saya langsung bergegas menuju meja di mana saya meletakkan hand phone.  Seraya saya mengambil hand phone dan membawa di ruangan tempat istirahat di dekat TV. Langsung saya buka hand phone dan ada pesan Wa masuk. Ternyata pesan masuk dari orang yang tak saya kenal. Rupanya, pesan yang masuk membuat semakin penasaran. Setelah saya buka, ternyata apa isi pesannya! Seketika saya geleng-geleng dan "nebah dada" istilah orang Jawa seraya membaca Istighfar. 

Hikmah Isra' Mi'raj

 Imam Agus Taufiq Alhamdulillah, sampai detik ini kita masih berada di bulan Rajab. Bulan yang Agung, mengapa saya menyebut bulan Agung? Karena pada bulan Rajab ada kejadian yang Agung, yaitu peristiwa Isra' Mi'raj. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surat Isra bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan Isra Mi'raj pada malam hari.  Pada moment Isra Mi'raj Nabi Muhammad didampingi para malaikat untuk melihat langsung keberadaan langit shaf satu sampai ke Sidratul Muntaha, melihat surga, neraka, dan sebagainya. Dan tak kalah penting dalam moment ini Muhammad menerima perintah salat. Awal mulanya jumlah salat itu lima puluh salatan, mengingat Nabi tahu akan keberatan umatnya akhirnya beliau minta keringanan menjadi salat lima waktu sehari- semalam dengan jumlah 17 rakaat.  Namun, sebelum Nabi menjalani Isra Mi'raj, beliau dibelah dadanya oleh malaikat untuk dibersihkan dari kotoran hawa nafsu. Sehingga ketika beliau berangkat Isra dalam keadaan suci lahir bati