Imam Agus Taufiq
Alhamdulillah, sampai detik ini kita masih berada di bulan Rajab. Bulan yang Agung, mengapa saya menyebut bulan Agung? Karena pada bulan Rajab ada kejadian yang Agung, yaitu peristiwa Isra' Mi'raj. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surat Isra bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan Isra Mi'raj pada malam hari.
Pada moment Isra Mi'raj Nabi Muhammad didampingi para malaikat untuk melihat langsung keberadaan langit shaf satu sampai ke Sidratul Muntaha, melihat surga, neraka, dan sebagainya. Dan tak kalah penting dalam moment ini Muhammad menerima perintah salat. Awal mulanya jumlah salat itu lima puluh salatan, mengingat Nabi tahu akan keberatan umatnya akhirnya beliau minta keringanan menjadi salat lima waktu sehari- semalam dengan jumlah 17 rakaat.
Namun, sebelum Nabi menjalani Isra Mi'raj, beliau dibelah dadanya oleh malaikat untuk dibersihkan dari kotoran hawa nafsu. Sehingga ketika beliau berangkat Isra dalam keadaan suci lahir batin. Padahal Nabi itu mempunyai sifat maksum atau terhindar dari dosa besar dan kecil.
Dari kisah perjalanan Isra Mi'raj tentunya ada hikmah bagi umatnya. Menurut saya ada dua hikmah dari kejadian yang luar biasa ini. Pertama, bahwa peristiwa Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa di luar jangkauan manusia, manusia tak mampu untuk berangan-angan. Tetapi peristiwa ini betul adanya dan terbukti. Hal ini tak lain untuk menguji keimanan seseorang.
Peristiwa Isra Mi'raj merupakan hal untuk menunjukkan kekuasaan Allah SWT atas segalanya. Ketika nalar manusia tak mampu menjangkaunya, maka ketika Allah berkehendak pastilah mudah dan terbukti. Peristiwa ini menjadikan kita lebih iman bahwa ajaran Allah sebagian tidak bisa dirasio dengan akal.
Hikmah yang kedua, bahwa sebelum peristiwa Isra Mi'raj Nabi dibelah dadanya sebelum menghadap kepada Allah SWT ada pesan atau pelajaran berharga. Muhammad yang mulia, luhur derajatnya sebelum mengahadap Allah dibersihkan hatinya. Apalagi kita umatnya yang penuh bergelimang dosa, pasti sebelum menghadap ke Allah SWT harus membersihkan hatinya terlebih dahulu. Ketika kita mau salat, harus bersih dan terhindar dari segala hal yang menjadikan hati kotor. Seperti urusan dunia dan lainnya yang dapat merusak hati.
Maka ketika wudlu, bersuci juga harus niat membersihkan hati dari segala hal yang merusaknya. Seharusnya kita merasa malu apabila tak mampu untuk membersihkan keberadaan lahir dan batin ketika mau salat mengahadap kepada Allah SWT. Padahal salat adalah amal utama dan pertama kali dihisab pada hari kiamat.
Dengan memperingati Isra Mi'raj tiap tahun, semoga kita tambah intropeksi diri terhadap salat lima waktu sebagai kewajiban yang utama. Kiranya peringatan Isra Mi'raj bukanlah ceremonial tahunan yang kita gelar, tetapi harus ada semangat dan tambah keimanan untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah salat kita. Tanpa perbaikan kuantitas dan kualitas salat rasanya tak sempurna. Wallahu a'lamu.
Tulungagung, 28 Februari 2022.
Komentar
Posting Komentar