Pagi tadi setelah sholat Subuh aku menatap keluar rumah melihat udara segar dan sejuk. Sehabis itu aku bergegas ganti kaos dan sambil ambil sepeda. Tak lama kemudian aku keluar rumah sambil mengayun sepeda menuju jalan sekitar persawahan dengan pelan-pelan. Aku tatap sisi kanan kiri jalan terlihat persawahan dengan tanaman padi yang kelihatan hijau sambil menikmati udara segar dan pemandangan yang sangat asik. Terbentang sawah yang sangat luas dan di dekatnya ada gunung yang pohonnya mulai tumbuh bersemi.
Dengan berjalan mengayun sepeda sekitar kurang lebih 10 meter, aku bertemu seseorang yang lewat sambil berkeluh kesah dengan temanya. Terdengar obrolan yang intinya, andaikan aku mati anakku mau kerja apa? Terus makan apa?
Dari sini, dalam hatiku berucap nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Padahal kalau mau mengambil hikmah dari kisah Nabi Ibrahim AS diwaktu beliau akan wafat, beliau pernah berpesan kepada anaknya. Isi pesannya, " nak kalau nanti bapak sudah wafat kamu menyembah apa nak? sampai pesan ini diulang tiga kali.
Ternyata sekelas Nabi Ibrahim AS punya kegelisahan terhadap anaknya. Beliau menginginkan setelah beliau wafat, anak turunnya untuk meneruskan agama yang dianut Nabi Ibrahim AS yaitu agama Islam.
Berbeda fenomena sekarang ini apa yang diwariskan justru harta benda yang melimpah ruah yang bisa menjadikan anak turunnya percekcokan. Padahal ada yang lebih penting dari itu ialah ketauhidan dalam beragama dan ilmu. Ada ungkapan yang berbunyi" Dengan agama hidup menjadi terarah, dan dengan ilmu hidup semakin mudah". Mengapa saya mengatakan seperti itu. Karena dengan bekal agama seseorang tahu etika, norma dan anjuran, larangan supaya seseorang tidak kacau. Sedangkan dengan bekal ilmu seseorang akan mudah menggapai cita-cita dan meraih kebahagiaan baik dunia dan akhirat sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW "Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduaanya maka harus dengan ilmu".
Dan yang paling penting bagi kita, semoga kita diberikan keturunan yang sholih atau sholihah dan termasuk ahli ilmu, amal, shodaqoh jariyah. Karena ketika kita sudah dikebumikan sesuatu yang amalnya tidak terputus hanya tigal hal yaitu: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo'akan orang tua.
Kalidawir, Senin Pon, 23 Maret 2020. 17.59 WIB.
Oleh: Taufiq Agus.
Aamiin.. robi habli minashalihiin....
BalasHapus