Langsung ke konten utama

Mengapa Putri Kita Harus Dididik

 Oleh : Imam Agus Taufiq

"Seandainya jabatanmu setinggi Clinton, kekayaanmu sekaya Onassis, ilmu pengetahuanmu secemerlang Einstein, tetapi anakmu tidak seperti yang kamu harapkan, maka kamu orang yang paling rugi"
---Syaikh Dr. Muhammad Ratib An-Nablusi

Sebagai orang tua, tentu kita menginginkan agar putri-putri kita tercinta mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang terbaik. Dan pasti kita tentu ingin berpartisipasi dalam pendidikan mereka, tidak semata-mata menyerahkannya kepada sekolah baik formal atau non formal. Namun, apa alasan sesungguhnya sehingga kita harus mendidik putri-putri kita ?

Pertama, mendidik mereka adalah bagian dari kewajiban. Selama ini mungkin, sebagai orang tua terkungkung oleh suatu paradigma kewajiban-kewajiban duniawi, seperti halnya menyediakan tempat tinggal, memenuhi kebutuhan pangan harian dan lainnya. Memang kebutuhan seperti itu penting, tetapi ada yang lebih penting kadang kita abaikan, yaitu memberikan pendidikan yang baik terhadap buah hati kita. Kewajiban mendidik buah hati sangat dianjurkan supaya perintah yang ada dalam surat At-Tahrim ayat 66 untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka dan tidak terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan.

Kedua, pendidikan anak adalah wujud cinta kepada Allah SWT. Sebagai orang tua harus sadar, bahwa anak adalah titipan dari Allah SWT. Maka harus kita pelihara dengan baik. Mengasihi dan menyayangi termasuk bagian dari usaha kita menjaga titipan tersebut agar terus bertumbuh kembang dalam jiwa kita. Dengan kata lain, cinta yang kita curahkan terhadap buah hati kita adalah sebagai salah satu wujud cinta Allah SWT kepada mkhlukNya. Kita ajarkan kepada buah hati mana yang baik dan mana yang buruk agar kelak mereka memiliki pedoman dalam bersikap dan bertindak sehingga tidak terjadi perilaku yang menyimpang baik dalam kaca mata agama dan masyarakat, umumnya berbangsa dan bernegara.

Ketiga, harapan terbaik. Setiap orang tua pasti memiliki harapan terbaik untuk buah hatinya, apa pun jenis kelaminya. Pasti ingin buah hatinya shalihah atau shalih dan meneruskan estafet perjuangan orang tua. Maka sangat wajar sebagai orang tua berharap yang terbaik untuk mereka.

Keempat, penyejuk hati. Bagi orang tua, putri yang dididik baik akan menjadi cahaya mata (Qurraatu a'yun). Dia akan membuat kita senang dan tidak hanya dengan kelincahan, keceriaan, atau bahkan dengan kepolosannya, tetapi juga menjadi penyejuk hati dan mata kita dengan melihat perilaku dan sikapnya. Sehingga dengan melihat seperti itu membuat lisan tak bosan-bosan berdo'a untuknya. 

Kelima, dambaan dan harapan orang tua, putri yang shalihah adalah dambaan semua orang tua. Tak ada orang tua yang mengharapkan putrinya tidak berbakti, kecuali orang tua yang tidak waras. Makanya dengan mendidik putri kita dengan cara Islami mampu mewujudkan harapan dan dambaan. Sebaliknya jika orang tua  tidak memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik akan semakin menjauhkan putri kita dari anak yang kita harapkan dan dambakan. Maka kesuksesan orang tua sangat ditentukan tercapai atau tidaknya harapan tersebut. Apabila putri kita kelak menjadi orang yang sesuai harapan kita berkat didikan secara Islami, maka kita disebut orang sukses mewariskan keimanan yang kita yakini kepada mereka. 

Keenam, agar orang tua tak rugi. Alasan lain mengapa kita harus mendidik buah hati kita adalah agar kita tidak merugi. Hidup di dunia yang hanya sekali kenapa kita harus rugi. Apalagi kaitan mendidik anak. Tidak memdidik anak dengan baik dapat merugikan kita sebagai orang tua. Betapa sungguh luar biasa pahala mendidik anak, apalagi anak perempuan yang ia sebagai orang tua  selalu lapang dada dalam membesarkan dan mampu  mendidik, maka jaminan mereka akan terhindar dari api neraka pada hari Kimat.

Ketuju, alasan masuk surga. Sebagai orang tua apabila dalam mendidik buah hati dapat terlaksana dengan baik, putri kita akan menjadi wasilah mengantarkan masuk surga. Dan sungguh sangat berbahagia bagi mereka dipertemukan dengan anak dan cucu-cucu mereka. Dan pahala ini sungguh tidak main-main. Surga atau pembebasan dari api neraka adalah sesuatu yang amat diidam-idamkan oleh setiap muslim. Lantas sebagai orang tua tergiurkah kita ?.

Sebagai orang tua, marilah kita manfaatkan semaksimal mungkin amanah Allah SWT yang dititipkan kepada kita berupa buah hati. Orang tua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Dan harapan tertinggi orang tua terhadapa putri-putri kita adalah agar mereka dapat menjadi generasi penerus keimanan kita, menjadi penerus estafet keimanan ke generasi berikutnya, sehingga kita pun mencicipi pahala yang terus mengalir karena mereka beriman berkat didikan kita atas izin Allah SWT. Aamiin...

Kalidawir, 8 Desember 2020.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu