Oleh : Imam Agus Taufiq
Manusia diciptakan Allah SWT dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan dari beberapa suku, beberapa daerah yang tujuannya tak lain supaya saling mengenal satu sama lain. Dari saling mengenal dilanjutkan menjadi ikatan pernikahan yang sah demi menjadi keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah.
Sebelum menuju pelaminan biasanya disibukkan dengan pencarian pasangan sesuai kriteria dan selera masing-masing. Antara laki-laki dan perempuan semuanya punya pilihan sesuai dengan apa diinginkan . Kadang, sekian banyaknya pilihan menjadikan bingung dan akhirnya tak satupun yang bisa lengket dalam hati.
Kalau seperti ini, saya teringat dawuhnya kiai ketika santri sudah bertekad untuk menunaikan sunnah Nabi dengan ikatan pernikahan dan ada pilihan yang dekat terus kenapa pilih yang jauh. Dawuh kiai ketepatan membahas masalah ilmu nahwu kaitan penggunaan isim dlomir.
Kaidah yang membahas penggunaan isim dlomir ini dijelaskan dalam nadhom Alfiyah karya Ibnu Malik Andalusia jumlah bait nadhom 1002. Ketepatan pada bab isim nakiroh dan ma'rifat dan nadhom penggunaan isim dhomir berbunyi : وفى اختيار لايجئ المنفصل .اذا تأتى ان يجئ المتصل
"Dalam keadaan ikhtiar (boleh memilih), tak boleh mendatangkan dhomir munfasil apabila mudah mendatangkan dhomir muttasil". Dalam kaidah ini dapat dianalogikan bahwa sekira kang santri menginginkan jodoh, maka menjatuhkan pilihannya harus ke mbak santri. Sebab keberadaan mbak santri dekat dan sudah tahu kesehariannya atas bimbingan sang kiai.
Alhasil, apabila santri sudah menginginkan menikah dengan tekad yang bulat maka tak usah bingung harus mencari. Tinggal sowan ke kiai yang punya banyak santri, bila cocok bisa dijadikan istri atau suami lantaran kiai bisa manfaati dan barokahi.
Kalidawir, 19 Januari 2021.
Inspiratif, khususnya bagi jomblower rahimakumullah
BalasHapusSuwun Prof...
BalasHapus