Langsung ke konten utama

Buang Jauh Prasangka dan Kecemasan

 Imam Agus Taufiq 


"Ketika orang itu iri, dengki, jahil methakil, wes angel tenan tambanane. Bukan prestasi yang diharapkan tapi ambisi yang berapi-api"

--Santri Mbeling


Prasangka buruk merupakan bagian dari pikiran yang kotor atau negatif, biasanya muncul tanpa dasar. Orang akan tersiksa  batinnya bahkan menderita selamanya lantaran prasangka buruk atau negative thinking. Dia akan depresi, membenci, dan marah akibat munculnya prasangka buruk. Hal ini berbeda ketika orang  selalu berpikir positif, dia pasti diliputi rasa ketenangan, optimisme, dan kedamaian dalam dirinya.

Sebenarnya, berpikir positif tak hanya ditunjukkan kepada manusia atau terhadap suatu peristiwa tertentu. Tapi harus ditunjukkan kepada Allah SWT sebagai Dzat yang menciptakan manusia. Manusia harus berusaha dan tak boleh pasrah untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Setelah kita berusaha dengam penuh curahan tenaga dan pikiran ternyata, apa yang terjadi tak sesuai dengan keinginan kita tentunya itu sudah kehendak-Nya. Kejadian itu pasti ada hikmahnya, tapi kadang  tak mudah untuk menerimanya, terutama yang kadar imannya masih lemah.

Faktanya, ketika dalam keadaan terhimpit, terbebani atau dirundung nasib malang, kerap kali kita kehilangan kejernihan hati dan pikiran. Begitu mudahnya berburuk sangka pada Tuhan YME dan menanamkan prasangka dalam pikiran. Mudah prasangka negatif kepada Tuhan ketika kehendak-Nya tak sesuai dengan sebuah harapan. Disadari atau tidak kita rasanya sulit menerima kenyataan yang membebani. Padahal Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Berpikir positif kepada Tuhan akan menjadikan segala hal yang datang, ujian maupun karunia selalu dicari hikmahnya dan dipahami sebagai rahmat dan kasih sayang-Nya. Ketika tertanam seperti itu hidup kita akan menjadi optimis, gigih, dan tak mudah patah semangat. Sebab kita memahami bahwa dalam hidup adalah berkiprah dan berperilaku sebaik-baiknya. Selain itu juga mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya masalah hasil diserahkan Tuhan YME. 

Seharusnya kita ingat, jika mendambakan yang namanya ketenangan dan kesukaesan dalam hidup, maka kita harus membiasakan untuk berpikir positif. Tak ada kerugian sepeser pun yang kita alami, justru kebaikan yang kita dapat. 

Berpikir positif adalah kunci utama untuk kebahagiaan. Sebab menanggapi setiap masalah dengan kritis dan jernih. Sering kita jumpai orang yang ada di dekat kita, satu jamaah, satu organisasi di hadapan atau tatap muka bersikap baik, tetapi di luar sana selalu mengolok-ngolok, berprasangka buruk, kecurigaan, kecemasan, kekhawatiran yang tak beralasan terhadap berbagai permasalahan hidup. 

Untuk itu, marilah kita mawas diri, bermuhasabah termasuk manusia seperti apa? Apakah yang kita rasakan ketika pikiran dipenuhi hal-hal positif, seperti bersimpati, berempati, peduli, dan membantu orang lain? Bandingkan dengan apa yang kita rasakan ketika pikiran dipenuhi oleh hal-hal negatif seperti iri, dengki, curiga, khawatir, dan membenci orang lain. 


Tulungagung, 21 Februari 2022.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu