Imam Agus Taufiq
" Proses kepenulisan sesungguhnya merupakan proses panjang
dan berkelanjutan. Secara implisit hal ini mengindikasikan adanya proses
belajar. Ya, terus belajar dan belajar. Tidak ada kata berhenti karena begitu
berhenti belajar maka proses kreatif juga akan melemah sampai kemudian
mati"
--Prof. Ngainun Naim
Berbicara dunia menulis identik dengan buku dan pena. Seiring
perkembangan zaman yang serba digital, memudahkan menulis tanpa
bergantung pada buku dan pena. Dengan gagdet yang kita miliki, memudahkan untuk
menulis sesuai keinginan kita. Dalam dunia menulis, kadang kita berpikiran
bahwa menulis itu harus perfect dan ilmiah. Padahal menulis itu tak harus
ilmiah. Aktifitas sehari-hari mulai bangun tidur sampai kita mau tidur bisa
digunakan bahan untuk menulis. Ketika ide mengalir atau datang silih berganti,
jangan kita biarkan hilang begitu saja. Cara sederhana untuk merawat ide
yaitu bisa kita tulis di buku kecil atau kita tulis di status Wa. Ketika sudah
tersimpan maka, ide tersebut langsung bisa kita kembangkan menjadi sebuah
tulisan.
Menulis merupakan proses panjang, mengapa dikatakan
demikian? Karena menulis butuh belajar. Butuh proses tahapan yang harus dilalui
tidak serta merta atau semudah membalikkan telapak tangan. Semakin sering
menulis, semakin mudah mendapatkan ide atau gagasan yang kemudian bisa
dituangkan dalam bentuk tulisan. Ibarat orang yang punya pisau sering dipakai,
sering diasah, maka akan menjadi tajam. Begitu juga sebaliknya ketika punya ide
atau gagasan dibiarkan begitu saja, maka akan hilang.
Menulis merupakan berkelanjutan. Ketika berbicara
berkelanjutan, maka tak boleh berhenti atau pensiun. Ketika berhenti atau
pensiun, maka yang didapat cuma itu saja atau berhenti sampai situ saja. Ibarat
orang pergi ke suatu tempat, belum sampai tujuan sudah berhenti atau belok arah
kembali ke tempat. Berkelanjutan saya
gambarkan selesai target awal, maka akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
secara terus menerus yang tak ada habisnya. Berkelanjutan harus ada niat dan
kemauan yang kuat. Niat dan kemauan yang kuat harus dipaksakan. Tanpa paksaan
rasa sulit untuk menciptakan hal itu.
Proses panjang dan
berkelanjutan mengindikasikan adanya proses belajar. Belajar adalah key term
atau istilah kunci yang paling vital
dalam setiap usaha pendidikan. Ada banyak pengertian belajar. Diantaranya,
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau mengahafalkan fakta-fakta tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Skinner, seperti apa yang dikutip
Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychologi : The Teaching Leaching,
Process berpendapat bahwa belajar adalah proses adaptasi (penyesuaian tingkah
laku) yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam
pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah : ...”a process of progressive
bahavior adaption”. Wittig dalam bukunya Psychologi of Learning mendefisinikan
belajar sebagai: any relatively permanent change organism’m behavioral
repotoire that occurs as result of experience (Belajar adalah perubahan relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman).
Perlu dicatat, bahwa definisi Wittig tidak menekankan perubahan yang
disebut behavioral change tetapi behavioral reportoice change, yakni perubahan
yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme.
Sekiranya, dalam dunia tulis menulis dikatakan belajar
saya sepakat seperti apa yang dikatakan
Reber (1989) bahwa, belajar adalah suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat. Dari pengertian belajar versi Reber saya menyimpulkan bahwa, belajar
itu practice (perlu praktek atau latihan). Praktik atau latihan merupakan
proses mengasah diri, ketika proses praktik atau latihan dilakukan secara
terus-menerus maka akan menjadikan kreatif. Sebaliknya, ketika praktik atau
latihan berhenti maka akan menjadikan ide melemah otomatis kreatif hilang.
Tulungagung, 15 Februari 2022.
Komentar
Posting Komentar