Langsung ke konten utama

Di Balik Hizib Hirzul Jausyan



 

Oleh : Imam Agus Taufiq  

 

Jum’at Kliwon 05 April 2019 M atau 29 Rajab 1440 H sehabis sholat Jum’at saya berangkat ke pondok Hidayatut Thulab desa Kamulan kecamatan Durenan kabupaten Tulungagung untuk mengikuti ijazahan hizib Hirzul Jausyan yang dipimpim langsung oleh romo kyai Anwar Mansur dari ponpes Lirboyo Kediri sekaligus Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur. Ijazahan kali ini diikuti santri dari berbagai daerah yang ada di Tulungagung dan Trenggalek. Acara ini dibuka oleh pengurus pondok kemudian sambutan pengasuh dilanjutkan acara inti yaitu ijazahan Hirzul Jausyan oleh romo kyai Anwar Mansur dari ponpes  Lirboyo Kediri berjalan lancar dengan penuh khidmat.

Berbicara tentang hizib Hirzul Jausyan terasa yang kurang  lengkap kalau tidak tahu arti , kandungan, dan faedah yang ada di kitab Hirzul Jausyan. Di terjemahkan dari syarah al-Jausyan. Syeikh Mahrus ‘Ali (1907-1985) dalam pengantarnya berkata : “Saya telah diberi ijazah dari waliyullah al-‘Arif Syeikh Musthofa di masjid jami’ Lasem Rembang “ (di wilayah Jawa Tengah Indonesia). Wirid Hirzul Jusyan sendiri  secara harfiah memiliki arti “Penjaga Benteng”. Dari segi artinya saya memahami bahwa wirid ini merupakan wirid yang bersifat pelindung. Pelindung bagi orang yang mau mengamalkannya agar terhindar dari berbagai hal yang buruk.

Wirid ini sebenarnya terdiri dari dua macam, yakni Hirzul Jausyan al-Kabir dan Hirzul Jausyan as-Shagir. Dari kedua macam model Hirzul Jausyan tersebut yang lumrah dan lazimnya dipakai kalangan santri adalah  Hirzul Jausyan al-Kabir. Wirid Hirzul Jausyan al-Kabir sebenarnya terdiri dari 1001 nama-nama Allah SWT. Setiap sub bagian dari wirid ini dijeda oleh sebuah do’a “Khallisna min an-nar ya Rabb” yang memiliki arti selamatkanlah kami dari api neraka , wahai Tuhan kami.

Mengenai tata cara mengawali dan membaca do’a ini  sesuai yang saya dapat adalah dibaca istiqamah selama 41 hari usai sholat Dhuha  dan kalau sudah rutin 41 hari bisa dibaca 40 hari sekali . maka bagi pemula yang belum khatam selama 41 hari, harus memulai awal sampai bisa khatam rutin 41 hari. Sebenarnya kalau niat dengan tulus mengamalkan ini waktunya tidak lama, cuma butuh waktu kurang lebih 30 menit.

Faedah dari wirid Hirzul Jausyan al-Kabir ini terbilang cukup banyak, dijelaskan secara gamblang dalam syarah Hirzul Jausyan secara komplit dan cukup panjang. Berikut saya kutip tiga faedah Hirzul Jausyan al-Kabir. Pertama, barang siapa menulis Hizib ini pada kulit rusa (kertas masa lalu) dan ia gantungkan pada seseorang yang sakit, maka ia akan sembuh atas izin Allah SWT. Kedua, jika hambamu membaca do’a ini maka akan hilang rasa prihatin dan rasa sedihnya atas izin Allah SWT. Ketiga, hizib ini mengandung 1001 nama Allah SWT. Allah SWT menjadikan do’a ini sebagai perlindungan dan pengaman bagi orang yang berdo’a dengan wirid ini dari bahaya dunia dan akhirat serta sebagai kesembuhan atas segala penyakit.

Dan yang lebih penting lagi menurut saya,  dalam mengamalkan hizib Hirzul Jausyan ini hendaknya dengan berdasarkan petunjuk dari mujiz (pemberi ijazah) seperti ulma, habaib, kyai. Hal ini dilakukan tidak lain adalah untuk kejelasan sanad keilmuannya dan sempurna dalam mengamalkannya.  Terlebih di bagian awal wirid dimulai dengan bertawasul salah satunya ditujukan kepada mujiz Hirzul Jausyan al-Kabir. Jika mengamalkan  tanpa rekomendasi dari mujiz, maka seseorang tidak dapat mengamalkannya secara sempurna bacaan tawasul yang merupakan pembuka wirid ini, ibarat sayur tanpa garam.

Semoga kita dapat mengamalkan  hizib Hirzul Jausyan ini dengan istiqamah penuh penghayatan, sehingga amal kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin…  Wallahu a’lam .

 

 

Kalidawir, 18 Juli 2020.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu