Langsung ke konten utama

Puasa Sebagai Kawah Candradimuka Tarbiyah Kesabaran


Oleh: Taufiq Agus 

لكل شيء زكاة وزكاة الجسد الصوم والصيام نصف الصبر (رواه ابن مجه)
Setiap sesuatu memiliki kewajiban untuk dikeluarkan zakatnya dan zakat tubuh adalah berpuasa, dan puasa adalah sebagian dari kesabaran. (HR. Ibnu Majah)

Saudaraku seiman, setanah air, seperjuangan di tengah- tengah kesibukan hari-hari dan pandemi Covid-19 yang telah melanda negeri kita tercinta ini, tidak terasa rasanya kita sudah bertemu kembali dengan BBM ( bulan berkah magfirah) yang istimewa, bulan yang kita tunggu-tunggu yaitu bulan suci Ramadhan tepatnya pada hari Jumat Kliwon 24 April 2020. 

Terkait dengan hadits di atas perlu kita pahami bersama bahwa ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam dan ibadah spesial yang berbeda dengan ibadah yang lain, sesuai sabda Rosulullah SAW yang artinya: "Puasa itu adalah bagi-Ku, maka Akulah (Allah SWT) yang menentukan pahalanya." (Hadits qudsi)

Seorang ulama' kaliber Muhammad bin Muhammad al-Husaini berkomentar dalam kitabnya Syahrul Ihya' bahwa puasa merupakan  ibadah yang berbeda dengan yang lain, karena penyandaran ibadah puasa itu hanya kepada Allah SWT dan ibadah itu memang kusus untuk  diri-Nya. Belum pernah terjadi sejak dahulu hingga sekarang ada orang-orang kafir yang mengagungkan tuhan mereka dengan berpuasa. Pengagungan tuhan bisa mereka lakukan dengan cara shalat, sujud, sedekah, dzikir, serta ibadah-ibadah yang lainnya. 
Dalam kitab syarah at-Tirmidzi , al-Iraqi berkata, "Sebagian ulama ada yang mengklasifikasikan perbuatan mereka kepada 'Arbabul istikhdamat' (penyembahan banyak tuhan), karena di antara mereka ada yang berpuasa untuk menyembah bintang-bintang. Akan tetapi klasifikasi semacam ini tidak benar, karena 'Arbabul istikhdamat' itu tidak meyakini bahwa binatang-binatang itu tidak sebagai tuhan, melainkan mengatakan bahwa "hal itu terjadi karena refleksi alamiah saja", walaupun sebenarnya mereka juga adalah sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT.

Puasa merupakan suatu pelajaran yang mendalam bagi kita sebagai umat Rosulullah SAW, bahwasanya secara umum dalam menjalankan berbagai ibadah/ amal shalih yang benar, yang sesuai syari'at, dan berjalan istiqamah sudah barang tentu harus ditempuh dengan kesabaran. Karena ibadah puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, akan tetapi kalau kita mau menggali lebih dalam bahwa puasa merupakan serangkaian yang menyangkut seluruh anggota badan dan hati kita. Itu semua tidak bisa dilaksanakan dengan benar dan istiqamah melainkan harus ditempuh dengan penuh kesabaran. 

Para ulama telah menjelaskan jika ingin agar puasa kita meraih keberhasilan dan menghasilkan nilai kemuliaan dan berdampak positif yang luar biasa dalam kehidupan, juga mendapatkan derajat mulia di sisi Allah SWT, maka kita harus mampu menjaga dan mengendalikan anggota badan/ panca indra kita, diantaranya :
1. Menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang, bahkan ada sebagian ulama' yang berpendapat melihat dengan nafsu syahwat terhadap istrinya sendiri pun harus dihindari, apalagi wanita lain.
2. Menjaga lidah dari dusta, memfitnah, mengadu domba, mengumpat, perkataan kotor, menipu, adu mulut, dan lain-lain.
3. Menjaga telinga dari pendengaran yang tidak disukai, yaitu perkataan yang tidak boleh diucapkan oleh mulutnya, sehingga mendengarkan pun tidak boleh. 
sebagaimana ulama sampaikan bahwa orang yang mengumpat dan mendengarkan umpatan keduanya sama-sama berdosa.
4. Menjaga tangan dari mengdhalimi orang lain, mencuri, menyakiti fisik orang lain, merampas hak orang lain, dan lain-lain.
5. Menjaga kaki dari berjalan ke tempat maksiat, atau menuju ke hal-hal yang tidak ada manfaatnya, karena salah satu yang menjadi saksi atas segala perilaku, perbuatan, dan amalan kita selama hidup di dunia  adalah kaki kita.
6. Menjaga hati dari amal yang riya', ujub, dan sombong, karena pada hakikatnya manusia itu tidak mampu berbuat apa-apa. Sedangkan amal shalih dan perbuatan-perbuatan yang lain yang dilakukan oleh seseorang hanyalah atas kekuatan dan pertolongan Allah SWT semata. Laa haula walaa quwwata illaa billahi (tiada daya dan kekuatan yang terwujud, melainkan atas pertolongan Allah SWT semata). 

Jadi puasa mendidik dan membimbing manusia agar menjadi manusia yang jujur, disiplin, adil, santun, berahlaq mulia, konsisten, konsekuen, suka memberi, pemaaf, murah senyum, suka menolong, semangat, tidak putus asa, pra sangka baik dan lain-lain, dan semuanya itu hanya dapat terealisasikan dengan lancar dan istiqamah bila didasari  dengan iman yang kokoh dan kesabaran yang terus-menerus. 

Tepat sekali baginda kita Muhammad SAW menjelaskan tentang hakikat puasa yang dapat memelihara bagi orang yang berpuasa dari api neraka, selama puasanya tidak terkontaminasi  dengan perbuatan maksiat termasuk dusta dan ghibah, sebagaimana sabda-Nya.
الصيام جنة من النار كجنة احدكم من القتال مالم يخرقها بكذب اوغيبة
Puasa merupakan perisai dari apai neraka, sebagaimana perisai seseorang ketiaka berperang di medan laga, selama tidak merusaknya dengan perbuatan dusta dan ghibah. (HR. Ahmad, an-Nasi'i dan Ibnu Majah)

Dari hadits di atas,  kita bisa mengambil pelajaran bahwa puasa mendidik kita agar bersabar dalam mengendalikan hawa nafsu,  di samping menahan lapar dan dahaga dan juga menjauhi perbuatan maksiat baik berupa ucapan, perilaku maupun menjaga hati kita dari sifat riya', ujub, dan sombong. 

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan batin dalam menunaikan ibadah puasa Ramadhan  ketepatan ada pandemi Covid-19 tahun ini. Pandemi Covid-19 tidak menghalangi puasa Ramadhan bagi kita  yang memiliki predikat iman demi meraih derajat muttaqin yang akhirnya mampu meraih kemuliaan, kejayaan dunaia akhirat. Amiin yaa robbal 'alamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu