Langsung ke konten utama

UP GRADE SISTEM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

Oleh : Imam Agus Taufiq 


 

Pagi itu aku menatap keluar rumah  melihat langit cerah dan udara segar, tetapi mataku kelihatan sayup-sayup dan badan lesu akibat  kurang tidur  semalam.  Ketika jarum jam menunjukkan pukul 08.30 aku langsung bergegas menuju kursi tamu sambil ditemani secangkir kopi untuk mengikuti webinar yang dihelat LP Maarif NU cabang Tulungagung bertajuk ” Penguatan Metode An-Nahdliyah Bagi Pendidik  di Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Pada Era New Normal “ yang diikuti kurang lebih 500 peserta dari berbagai daerah yang ada di Jawa Timur bahkan luar Jawa dan luar negeri.  

 

Dalam acara webinar ini dipandu oleh Suminto, M.Pd. I selaku kordinator PGTPQ kabupaten Tulungagung dan juga sebagai dosen IAIN Tulungagung. Selanjutnya sambutan ketua PCNU kabupaten Tulungagung. Dalam sambutannya KH. Hakim Mustofa pertama, mengucapkan terima kasih kepada bapak atau ibu yang berkenan ikut dalam webinar yang diselenggarakan LP Maarif NU cabang  walaupun diselenggarakan lewat udara tetap kelihatan semangat. Kedua,  beliau menyampaikan bahwa TPQ An-Nahdliyah cabang kabupaten Tulungagung ini berdiri melalui proses yang panjang melalui riyadhah dan sowan-sowan kyai-kyai  sepuh yang ada di Tulungagung waktu itu dan Alhamdulillah sekarang berkembang pesat, eksis sesuai perkembangan zaman. Ketiga, beliau mendoakan beliau kepada KH. Munawir Kholid dan kawan-kawan selaku pejuang yang ikut andil,  mendirikan  metode An-Nahdliyah. Semoga mereka yang sudah wafat diberi ampunan oleh Allah SWT, diterima amal kebaikannya, dan dimasukkan surga-Nya Allah SWT. Aamiin …

Tak lama kemudian telah tiba saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pemaparn materi yang disampaikan oleh Ahmad Supriyadi, M. Pd. I selaku sekretaris PC LP Maarif NU Tulungagung. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan tantangan metode An-Nahdliyah cabang Tulungagung. Pertama, harus  menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan upgrading sistem pembelajarannya demi out put atau lulusan yang bisa dipasarkan di masyarakat. Kedua, di zaman now  serba canggih teknologi sekarang ini harus bisa membaca peluang bagaimana pendidikan laku di masyarakat dan mudah diakses, maka perlu membuat semisal chanel Youtube mengenai tutorial  sistem dan model al-Qur’an metode An-Nahdliyah ini.

Ketiga, kompetision yaitu metode An-Nahdliyah agar bisa bertahan sepanjang zaman, maka perlu ada kreasi dan inovasi  dalam sistem pembelajaran Al-Qur’an. Sehingga mampu bersaing dengan persaingan sehat dengan metode lain dengan saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Keempat, struktur organisasi yaitu segera membentuk garis kordinasi dengan mabin-mabin yang ada di kecamatan  kabupaten Tulungagung , dengan sering evaluasi, sering rapat kordinasi antar mabin, antar daerah, dan pusat. Sehingga komunikasi tetap berjalan dan ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan demi menjaga marwah metode An-Nahdliyah ala ahli sunnah wal jamaah.

Dan paling akhir beliau berpesan , pertama agar selalu berbenah diri dan belajar demi eksinya metode An-Nahdliyah ini  sesuai dengan tuntutan zaman. Kedua apabila ada lembaga TPQ pada masa Pandemi ini masuk disarankan harus patuh protokol kesehatan dan sering-sering komunikasi dengan pihak pemerintah  dan kesehatan setempat. Jangan sampai timbul masalah baru atau klaster baru penularan Covid-19. Dan perlu dipahami, bahwa selaku pengurus LP Maarif NU Tulungagung selalu patuh, taat, bergandeng tangan dengan pemerintah dan selalu dukung mendukung,  tidak bersebrangan dengan pemerintah guna memutus rantai  penularan Virus Covid-19 yang melanda kabupaten tercinta ini.   

 

 

Kalidawir, 14 Juli 2020.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menangkal Digiseksual di Era Modern

  Oleh :  Imam Agus Taufiq  Munculnya Revolusi Industri pada tahun 1784 menuntut manusia untuk menciptakan berbagai hal yang mampu meringankan pekerjaan. Waktu silih berganti, seiring berjalannya jarum jam , revolusi industri terus mengalami perkembangan, bahkan saat ini   sampai pada revolusi industri 4.0. Realita   ini sangat menguntungkan bagi manusia   seiring   perkembangan teknologi yang semakin cepat melesat   membuat segalanya menjadi mudah. Manusia tidak perlu lagi bersusah payah dan dibuat pusing   dalam mengerjakan berbagai hal, karena semua pekerjaan telah diambil alih oleh teknologi. Revolusi Industri 4.0   memberikan banyak terobosan dalam teknologi di antaranya, komputer, gagdet , robot pintar, robotika, kecerdasan buatan atau AI ( Arificial Intelligence ), internet, kendaraan, dan lain sebagainya . Keterlibatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia menjadi ketergantungan, di sisi lain teknologi juga memberikan pengaruh yang   besar dalam kehid

Usaha Berbuat Positif

Oleh: Imam Agus Taufiq Takwa yang biasa terdengar di telinga kita adalah usaha untuk selalu melaksanakan perintah Allah swt dan Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al Taghabun ayat 12 yang berbunyi: واطيعوا الله واطيعوا الرسول، فإن توليتم فإنما على رسولنا البلاغ المبين. "Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah swt dan Rasulallah, jika engkau berpaling maka sesungguhnya kewajiaban utusan hanya menyampaikan amanat Allah dengan jelas". Ayat tersebut menjelaskan kepada kita untuk selalu taat kepada Allah swt dan Rasulullah. Arti takwa di sini menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dari sabab musabab takwa inilah sumbernya keberuntungan dunia dan akhirat. Pekerjaan taat kepada Allah dan Rasulullah bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Apalagi di hari yang banyak kebaikannya yaitu hari Jumat. Harus kita ketahui bahwa Allah swt menjadikan hari Jumat, sebaik-baiknya hari bagi umat Islam. Salah satunya hari yang mulia yang disabdakan

Usaha Membangun Mood Menulis

  Oleh:  Imam Agus Taufiq Mengapa tidak menulis? Mengapa lama tidak menulis? Kiranya dua pertanyaan ini jika diajukan umumnya akan dijawab serupa, belum ada mood menulis. Solusi yang dilakukan adalah bagaimana membangun atau menciptakan mood menulis. Untuk menciptakan hal ini penting untuk menghadirkan atmosfer yang cocok untuk menulis.  Setiap penulis memiliki kebiasaan berbeda saat menulis. Misalnya seorang tokoh pahlawan nasional yang sudah banyak menelurkan banyak karya yaitu Tan Malaka di antaranya yang opus Magnum adalah Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Tan Malaka menulis buku-bukunya dengan cara memanfaatkan jembatan keledai untuk mengingat apa yang kemudian ditulis.  Ketika masa kolonialisme Belanda, Tan Malaka menjadi pelarian bukan hanya pemerintah kolonial Belanda, namun juga pemerintah kolonial Inggris yang menguasai Malaya dan Singapura serta pemerintah Amerika Serikat yang menguasai Filipina. Dalam posisi dikejar-kejar inteljen pemerintahan kolonial tersebu